Pip

pip

"Genteng, ngapain duduk malam-malam disini?." Tak ada balasan dari cowok didepannya ini. Aleta pun menghampiri dan menepuk pundak cowok tersebut pelan.

"Azka, ngapain di halte sendiri?." Tanya Aleta pelan.

"Bukan urusan lo, sana deh ganggu tau gak!." Usir Atharrazka

"Hati-hati, katanya ya halte ini pernah ada kecelakaan dan arwahnya gentayangan. Jadi jangan malam-malam disini apalagi lo jomblo." Jelas Aleta dan ketawa terbahak-bahak.

"Apaan si, lo itu yang setannya. Sana mending lo pulang, ini juga sudah malam." Pinta Antharrazka

"Ciee, ada yang khawatir ni e." PD Aleta sambil sesekali mendorong-dorong lengan kekar Atharrazka.

"PD banget lo." Atharrazka pun berlalu meninggalkan Aleta yang mengomel dan meneriaki namanya keras.

"Huft... sabar Aleta." Batin Aleta.

"Azka! tungguin napa." Jelas Aleta, belum sempat ia menghidupkan motornya. Alagkah terkejutnya ia, di depannya sudah ada 3 preman dengan postur tubuh yang besar menghadangnya.

"Si-siapa kalian?." Gugup Aleta, ini pun sudah pukul 18:30 tadi ia pergi jam 18:00 dan sekarang sudah hampir jam 19:00 ia belum pulang.

Sadar, tidak ada yang memanggil namanya. Atharrazka merasa legah karena gadis aneh itu tidak membuntutinya lagi.

Mendengar teriakan cewek dari belakang, Atharrazka langsung menoleh dan dilihatnya Aleta didorong kasar oleh para preman-preman hingga terjatuh.

Atharrazka berlari menghampiri halte tadi, walau agak jauh dari keberadaannya sekarang ini. Dia juga panik setengah mati, bukan karena ia peduli, melainkan karena seorang cewek dan salah satu fans beratnya.

"LEPASKAN DIA!!." Teriak Atharrazka

"Siapa lo, mau jadi pahlawan kemalaman?."

Ya, gak salah si. Ini juga sudah malam.

"Tolongin aku Ka." Sambung Aleta dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Mending lo pergi!!." Bentak preman yang memakai kaos hitam.

Aleta menggigit lengan preman satunya membuat Aleta mendapat tamparan dari Sang lawan.

Plak

"Sialan lo." Tampar Preman tepat di pipi Kanan Aleta.

"Akh, hiks hiks"

Darah segar mulai menetes dari ujung bibir Aleta, membuatnya menangis. Atharrazka tidak tinggal diam. Segera ia melayangkan pukulan pada preman-preman cap gajah ini.

"BANGSAT, LO SETAN."

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Atharrazka sudah dikuasai emosi dalam dirinya. Ia juga melayangkan pukulan-pukulan tanpa ampun kepada para preman ini. Membuat Aleta berteriak histeris.

Segera ia menghentikan aksinya, dan menghampiri Sang gadis yang telah ketakutan sambil memegang kedua lututnya.

"PERGI LO SEMUA DARI SINI! SEBELUM GUE HAJAR KALIAN LAGI. CEPAT!!

Ketiga Preman tadi akhirnya pergi dan lari terbirit-birit. Gagal sudah aksi mereka di malam hari. Tapi untung saja gagal dan Aleta tidak kenapa-napa hanya luka ringan di bibir.

CHASING IDOL LOVE (Hiatus)Where stories live. Discover now