🍉5

8.6K 1.1K 107
                                    

Di tahun kedua sekolah menengah pertama, sebuah peristiwa terjadi.

Hari itu berjalan seperti biasanya, Jaemin tengah berbincang dengan temannya yang bernama Haechan. Hanya Jaemin yang berteman dengan Haechan, sementara Jeno tidak. Dia bilang Haechan terlalu berisik. Yah, Walaupun sebenarnya Jeno memang tidak pernah berteman dengan siapapun selain dengan Jaemin karena anak-anak lain takut dimarahi dan dipukuli.

"Jaemin, besok hari valentine loh." Haechan berujar sambil memegang sekarton susu melon miliknya.

Mereka tengah berada di taman sekolah, jam istirahat masih panjang sehingga keduanya memutuskan untuk bersantai di sana.

"Apa itu?"

"Itu adalah hari dimana orang-orang akan mendapatkan banyak cokelat dari pacar mereka"

Haechan berkata dengan bangga, sementara Jaemin yang tidak mengerti mencoba bertanya lagi, "apa itu pacar?"

"Ketika dua orang saling mencintai, saling menyayangi dan saling berbagi susu melon, maka mereka berpacaran"

Jaemin menatapnya dengan tatapan ingin tahu, "apa berbagi permen susu juga disebut berpacaran?"

"Tentu saja, berbagi apapun yang kamu miliki."

"Aku juga ingin punya pacar"

Haechan menyeringai "lalu, kau bisa mengajak orang yang paling kau cintai untuk berpacaran!"

.

Jeno saat itu tengah berada di atap sekolah, berbaring memejamkan mata sembari menikmati semilir angin yang menerbangkan anak-anak rambutnya. Suasana sunyi sampai pintu rooftop dibuka dengan kencang,

"Jeno, ayo pacaran"

Jeno hampir membunuh seseorang yang berani menyatakan perasaan padanya saat ia tengah tidur siang, tapi ketika irisnya mematut sosok Na Jaemin yang berkeringat dengan nafas cepat, ia menelan amarahnya.

"Kau, apa?"

"Ayo pacaran, aku ingin pacaran"

Pemuda Lee bangkit dari kegiatan berbaringnya lalu menatap Jaemin,

"Bocah, kau baru kelas dua, siapa yang mau berpacaran denganmu"

Bola mata itu berair, suara isakan segera terdengar di atap sekolah. Membuat Jeno buru-buru memotong jarak di antara mereka,

"Hei, kenapa kau selalu menangis, huh?"

"Hiks- huaaa, Haechan punya pacar. Aku juga mau!"

Setelah mendengar pernyataan itu, dalam hati Jeno ia bersumpah akan merobek semua koleksi manga hentai milik Haechan.

"Kenapa kau iri pada bocah berisik seperti dia? Tidak ada yang mengasyikan dari pacaran. Hal-hal seperti itu hanya dilakukan oleh orang dewasa dan kau masih 12 tahun."

Jaemin menempelkan kepalannya pada dada Jeno, "Aku 14 tahun!"

"Ya ya ya, tetap tidak boleh pacaran."

Air masih mengalir di pipi pemuda Na, matanya bengkak dan hidungnya memerah.
"jika kau tidak ingin berpacaran denganku, aku akan berpacaran dengan yang lain"

"Tidak ada yang ingin berpacaran dengan kantong air berjalan sepertimu selain aku, jadi tunggu saja kau beranjak dewasa. Saat itu tiba, kita akan langsung menikah dan tidak perlu berpacaran"

Jeno merogoh saku celananya, lalu memberikan sebungkus permen susu kepada Jaemin "berhenti menangis! makan permen ini"

Seperti sihir, air mata Jaemin langsung berhenti mengalir.

.

Keesokan harinya, Haechan memamerkan cokelat dari kekasihnya kepada seluruh penghuni kelas, membuat Jeno muak lalu menendang kursi Haechan hingga remaja itu terjungkal. Tapi Haechan justru tertawa riang dan mendekati Jaemin yang hanya diam,

"Jaemin, bagaimana? Kau sudah punya pacar?"

Jaemin tersenyum, "aku tidak perlu berpacaran, aku akan langsung menikah"

Sunyi, semua penghuni kelas tidak ada yang berbicara. Bahkan anak laki-laki yang sedari tadi bermain bola di belakang kelas juga menghentikan aktivitasnya. Haechan mencoba mencairkan suasana, "oke, jangan lupa undang aku, teman-teman dan para guru di hari pernikahanmu. Oh satu lagi, aku harap kau menikah pada hari minggu, saat itu libur dan kita tidak sekolah"

Tepat setelah Haechan menyelesaikan kalimatnya, sebuah bola plastik menerjang kepalanya.

Jeno yang sedari tadi memerhatikan, diam-diam terkekeh.

🍉

Watermelon • NominWhere stories live. Discover now