🍉3

9.9K 1.2K 118
                                    

Hari ini keluarga besar Lee akan mengadakan perjamuan. Acara ini diadakan untuk memperingati hari kelahiran putra bungsu mereka, Lee Jisung.

Jeno menatap para pelayan yang berlalu lalang dari lantai dua. Ia berjinjit dari kursi miliknya karena tubuh bocah itu masih terlalu pendek untuk mencapai pagar pembatas.

Pandangan Jeno tidak sengaja memotret sosok kecil lainnya yang memegang erat ujung kemeja lelaki dewasa di sampingnya. Jeno menyeringai lalu bergegas hendak turun sebelum sebuah suara menginterupsi,

"Kakak laki-laki, hadiah apa yang akan kau berikan padaku?"

Jeno yang sejak lahir sudah pemarah, memandang sinis ke arah adiknya yang baru saja menginjak usia lima tahun. "Tidak ada hadiah sebelum kau berjanji untuk tidak mengganggu Yang Mulia ini sampai ia naik ke surga"

Jisung yang otaknya belum tumbuh tidak mengerti sama sekali ucapan kakaknya dan hanya menganggap jika sang kakak telah menganiayanya, sehingga ia hanya berteriak memanggil sang ibu "mom, kakak laki-laki tidak menyayangiku"

"Diamlah bocah!"

.

Jeno memutuskan untuk mengabaikan adiknya. Dia berjalan menuju Jaemin yang tengah menikmati sepotong kue. Wajahnya sudah diselimuti oleh krim warna-warni, namun Jaemin tidak terganggu sama sekali.

"Oi, crybaby Nana"

Jaemin berhenti mengunyah lalu memandang ke sumber suara, ia melempar kue vanilla di tangannya lalu segera memeluk Jeno.

"Jeno, aku sayang adik Jisung, karena dia aku bisa makan banyak kue."

Saat mendengar nama adiknya disebut dengan penuh cinta, tatapan Jeno berubah menjadi tidak senang, "si kecil bodoh sepertimu hanya tahu makan dari orang lain, huh?"

Kata 'bodoh' yang memasuki gendang telinga, membuat Jaemin melepaskan pelukan mereka lalu mengerucutkan bibirnya. Mata persik itu berkaca-kaca dengan air yang siap tumpah ruah kapan saja. Tapi sebelum itu, Jeno segera berbicara lagi,

"Jangan menangis! Kamu hanya boleh bergantung dengan sulung keluarga Lee kami, tidak dengan yang lain."

Senyum secerah matahari segera terbit dari mulut kecil bocah Na. Ia mengambil segelas jus jeruk yang ada di meja, lalu memberikannya pada Jeno.

"Jika aku hanya bisa diberi makan oleh kamu, maka di masa depan, aku juga akan memberikan apapun kepadamu."

Jeno tersenyum puas, lalu meneguk minumannya.

🍉

Watermelon • NominWhere stories live. Discover now