🍉4

8.8K 1.1K 116
                                    

Sejak mereka menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar hingga akan memasuki sekolah menengah pertama, Jeno bersikeras untuk selalu satu sekolah dengan Jaemin. Saat itu ia berkata dengan lantang kepada orang tuanya dan orang tua Jaemin,

"jika aku tidak satu sekolah dengannya, tidak ada yang bisa memberinya permen susu dan membersihkan cairan hidungnya setelah dia menangis"

Orang-orang dari kedua keluarga itu terkekeh gemas, kecuali kepala rumah tangga keluarga Na yang tiba-tiba menyeletuk "jadi selama ini kamu yang memberikan Jaemin permen?"

Jaemin yang sedari tadi hanya diam mengangguk bahagia, dia dengan semangat berkata "iya, Jeno selalu memberiku permen. Jeno bilang, jika ayah marah dia akan menendang bokong ayah. Jeno hebat seperti superhero!"

"..."

.

Jaemin dan Jeno memasuki tahun pertama sekolah menengah, tidak ada yang berubah kecuali Jeno yang semakin tempramental dan Jaemin yang semakin sering menangis.

Air mata remaja Na itu tidak pernah surut karena dia sering kali diejek oleh teman-teman sekelasnya.

"Hiks, Jeno, mereka mengatakan wajahku cantik seperti anak perempuan."

Jeno memandang pipi merah dengan lemak bayi yang dialiri air mata, "Jangan menangis! Mereka benar, kamu memang terlihat manis"

Tangis itu semakin kencang hingga membuat Jeno segera memegang wajah berair milik Jaemin, lalu membersihkannya dengan seragam sekolahnya.

"Aku hanya bercanda, berhenti menangis. Lihat! wajahmu merah seperti babi. Siapa? Siapa yang berani mengejekmu? Aku akan memberikan pelajaran pada mereka."

Mendengar kalimat itu Jaemin merasa senang, ia segera menghentikan tangisannya, namun wajahnya masih terlihat merah. Dengan pelan dia berkata, "tidak perlu repot-repot, nanti kamu akan melukai tanganmu jika terus memukul orang."

"Kamu menangis seperti tadi membuatku ingin memukul orang, jadi jangan menangis"

🍉

Watermelon • NominWhere stories live. Discover now