"sumpah? masa chat gue di read doang? dih songong banget najis lo dasar cengeng" aluna sangat kesal sebab ia dari awal sudah tulus ingin meminta maaf tapi malah di abaikan begitu membuat ia bertekad mulai besok ia tidak akan pernah berbicara atau pun berpapasan dengan arrayen lagi.




•••



pagi pun tiba.

pagi ini aluna bangun dengan semangat dan senyum indah yang terpampar di wajah nya membuat kecantikan nya terpancar bahkan membuat figura mainan nya mleyot. jk 😁

     tiba di kelas seperti biasa aluna melihat teman nya, dinda yang sudah duduk manis dan memain kan ponsel milik nya sembari menunggu bel berbunyi.

"DINDAAA" teriak aluna yang membuat dinda terbangun dari lamunan nya.

"apaan? berisik deh" tanya dinda yang sudah terbiasa dengan mulut berisik milik aluna.

BRUK!

kelas yang tadi nya berisik minta ampun sekarang menjadi sunyi kaget mendengar pintu kelas di dorong kasar oleh aska yang terengah engah akibat berlari sembari menuju kelas.

"ada apaan sih ka?" tanya aluna heran.

"JAMKOS ANJIR GURU RAPAT WOY" ucap aska terbantah bantah.

"asikkk"
"anjayyy"
"yuhuuu"

dan masih banyak lagi sorakan gembira dari siswa siswi yang berada di kelas tersebut.

"asikk ke ke kelas bella yukk din!" ucap aluna menarik narik tangan dinda.

"malesss"

"lo ga kangen bella?"

"bentarann, 15 menit lagi deh"

"oh gitu? ga jadi minjem novel gue?"

"eh jadi lah!! parah lo main nya pake ngancem"

"ya makanya ayo novel gue kan masi di bella, monyet!"

"ya ya ayo! eh lor mau iku—" sontak dinda terdiam saat melihat lora yang tengah tertidur di atas tumpukan buju buku pelajaran. niat nya yang ingin mengajak lora seketika batal.


      pada akhirnya hanya aluna dan dinda berjalan menuju kelas bella yang berada tak jauh dari kelas mereka. hanya dengan melewati 1 kelas kemudian mereka sampai.

"bellaaa kangenn" ucap aluna yang berjalan perlahan mendekat pada bangku bella yang duduk tepat di depan pintu masuk.

"baru seminggu ga ketemu juga buset" balas cewek berambut pirang asal USA itu dengan kedua tangan nya yang memeluk aluna. ialah bella.

"seminggu udah lama ya monyet"

bella, ia baru saja pulang dari USA hingga ia mengharus kan mengambil cuti 1 minggu sekolah.

"novel mana novel giliran gue hari ini" ucap dinda yang tidak sabaran segera ingin membaca novel tersebut.

"nihh baca tuh sampe mampus" bella melemparkan novel tersebut pada dinda dan di sambut baik oleh kedua tangan dinda.

"eh ini bangku siapa? gue numpang dud"

"bangku gua" potong arrayen yang baru saja masuk ke kelas tersebut dan angga yang berada di samping nya. dengan tangan kiri nya yang memegang kotak susu pisang.

mendengar suara tersebut membuat aluna membulatkan mata nya sempurna. "??" ah seperti nya aluna lupa bahwa bella memang sekelas dengan arrayen sejak kelas 3 ini.

arrayen mengakat kedua alis nya yang membuat aluna yakin bahwa bangku tersebut milik nya.

"dih apaan jek!? orang ini bangku punya abin juga" ucap bella menatap arrayen tak terima.

"sttt" ucap arrayen dengan satu mata nya yang berkedip. memang arrayen anak nya tak sependiam itu, ia cenderung terbuka jika berada di dekat orang orang yang kenal.

"alay lo jek! jadi ini bangku siapa?" sambung dinda memutarkan bola matanya.

"bangku orang itu mah, duduk aja lun" balas bella menatap arrayen sinis.

"ah bella ga seru lo" ucap angga dengan muka yang terlihat mengejek bella.

"lo ngaca dong tolong, ketua osis UGAL UGALAN" seperti biasa bella dan angga kembali bertengkar.

di sisi lain dinda yang duduk di sebelah bella tidak peduli dengan nya ia tetap terfokus pada novel tersebut.

melihat teman teman aluna sedang pada sibuk dengan dunia nya arrayen pun berjalan duduk di bangku tepat di belakang bangku yang aluna duduki. kali ini benar benar memang bangku milik nya.

"apa lo" ucap aluna memutar bola mata nya malas melihat arrayen yang memperhatikan diri nya, ia telah gagal dengan tekat nya yang berjanji untuk tidak akan berbicara atau pun berpapasan dengan arrayen lagi.

arrayen melipat tangan milik nya di atas meja dan menaruh dagu nya di atas kedua tangan nya yang terlipat. "uang"

"hah? uang apaan?" aluna mengerutkan dahi nya menatap arrayen penuh kebingunan.

"yang lemarin, lupa?"






























































gak sadar ternyata itu chap terpanjangg hehehe

arrayenWhere stories live. Discover now