1. Troublemaker

3.3K 325 56
                                    

“Semua manusia adalah bajingan. Tidak perlu menjadi malaikat untuk terlihat baik, karena yang membencimu akan selalu ada.”

Jay

Semua yang ada di dunia ini palsu.

Gue nggak pernah mempercayakan siapapun untuk pure baik kepada hidup gue bahkan papa gue sekalipun. Asal lo tau, hukum give and take itu harus ada. Ketika lo ingin disayang, maka lo harus melakukan apa yang orang itu mau dari lo. Entah itu prestasi, harta, maupun sikap lo kepada mereka. Meski, dalam beberapa hal lo nggak pernah sampai di titik sempurna yang mereka mau.

Menurut gue ini kejam, karena nggak ada manusia yang sempurna. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Akan tetapi, dalam simbiosis gue pada papa, gue selalu jadi pihak yang pasif dengan semua perintahnya. Gue nggak diperbolehkan berjalan sesuai keinginan gue sendiri. They say it strict parents.

Itu kenapa gue menamainya dengan kepalsuan. Nggak ada yang benar-benar baik. Nggak ada yang benar-benar mencintai lo. Nggak ada yang benar-benar mau melindungi lo. Memangnya lo siapa, sampai orang-orang harus sibuk ngurusin lo?

Kalau ada yang bilang Jay Zanneth Adiputra hidupnya mulus bahkan nggak pernah menginjak kerikil tanpa tahu kebenarannya, jangan pernah ditanggapin. Mereka cuma sampah yang terlalu gampang menilai gue dari luarnya. Padahal, hampir setiap malam gue mendekam di kamar untuk meratapi hidup gue yang kacau.

Malam ini, seperti biasa, gue bakal pergi ke I Scream—tempat gue nuangin semua kelelahan yang memeluk gue. Di dalam itu, gue bakal minum wine berbotol-botol lalu ngajak salah satu kupu-kupu malam buat ngeasik di dalam kamar. Kepada siapapun lo, tolong jangan ditiru hobi gue ini. Udah gue bilang, I'm chaotic. Cuma hal-hal kayak gini yang bisa bikin gue happy.

"Jay, kamu udah banyak banget minumnya. Ayo, pulang."

Gue terkekeh, setengah sadar. "Lo nggak mau nenenin gue di kamar?"

"Jangan sekarang. Kamu terlalu kacau," ucap Sandra sambil mengelap peluh gue di dahi.

Dia Sandra, kupu-kupu malam yang menurut gue spesial banget. Tubuhnya bahenol, mainnya agresif. Gue nggak pernah ngerasa nyesal setelah one night stand bareng dia. Hubungan kami cuma di dalam I Scream. Biasanya setelah dari sini, kami sudah kembali asing. Seakan nggak ada apa-apa.

Mata gue udah berkunang-kunang. Namun, gue masih bisa melihat orang-orang meski samar dan mendengar musik berdentum keras. Gue mengucek mata ketika gue melihat sosoknya di sini. Hahaha... serius? Cewek nerd yang suka ngasih makan kucing di bawah pohon itu mau juga ke sini? Padahal tadi dia menolak ajakan gue buat masuk. She is so fucking funny.

"Jay, kalau emang kamu mau malam ini, ayo kita ke atas sekarang."

Mendengar Sandra bilang begitu, gue jadi teralihkan. Seketika nyengir. "Gas!"

***

Bening

Sial.

Aku jarang banget datang terlambat ke sekolah. Mungkin bisa dihitung jari saja selama aku mengenyam pendidikan. Hal yang membuatku kesal adalah aku sudah mengeluarkan banyak tenaga buat berlari sejak dari halte bus, tapi ternyata gerbang telah tertutup lebih cepat lima detik sebelum aku sampai.

Matahari Sebelum Pagi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang