3.

4.6K 422 19
                                    

Ia lupa! Ia benar-benar lupa! Renjun lupa akan kenyataan itu, dimana ia dengan jeno hanya sebatas fwb, friend with benefit, renjun tertawa miris melihat isi tasnya yang sudah berserakan didepannya, dan matanya tak fokus kearah itu, ia menatap pria didepannya sana, berdiri diam menatapnya, tak ada niatan untuk membantunya, renjun lupa kenyataan bahwa ia dan jeno tak ada hubungan apa-apa selain pemuan nafsu belaka

"Sudah puas mengeluarkan isi tas saya nona? Kalau sudah bisa berikan tas itu padaku? Tanganmu terlalu bersih untuk memegang tas orang udik seperti saya!"

Renjun memungut tasnya yang sudah tercecer, memasukkan kembali semua barangnya seiring berangsurnya kerumunan orang yang tadinya menonton, renjun kesal! Tidak, ia marah! Selalu direndahkan di sekolah ini, hanya karna masalah materi, sekolahnya memang elit, tapi isinya benar-benar manusia yang tak berotak

"Renjun-ah gwaenchanha?"

Renjun mengangguk, ia tak apa-apa, hanya saja hatinya meronta untuk baku hantam sekarang, Haechan membantunya untuk merapikan semua isi tasnya, pria berkulit Tan itu menjadi tak enak hati karna diam saja tadi, tapi apa boleh buat? Dia tak berani

Ting!
Suara ponsel itu membuat renjun menghentikan gerak tangannya, sebuah pesan masuk membuatnya menghela nafas kasar, ia sedang tak mood sekarang
"Kamu duluan aja ke kelas chan, aku harus ketoilet dulu"

Haechan mengangguk, ia segera meninggalkan renjun yang kini berlari menuju rooftop, tempat dimana ia ditunggu sekarang ini

"Ada apa memanggilku?"

Jeno menoleh kebelakang, dimana renjun sudah berdiri disana dengan bibir mencebik kedepan, jeno melambaikan tangannya, menyuruh sang submisiv mendekat, tak bisa menolak renjun hanya menurut saja, jeno menarik tangannya, menuntunnya untuk duduk dipangkuan jeno

"Ini kenapa mukanya kusut banget?"

"Tau ah jangan cium-cium!"

Jeno terkekeh, ia kembali membubuhkan banyak kecupan disetiap inci wajah manis renjun membuat sang empu kembali meronta, renjun beralih memeluk jeno, menyembunyikan wajahnya dari kecupan jeno "berhenti mencium ku jeno, aku sedang marah padamu sekarang"

"Eung! Marah? Aku salah apa?"

Renjun menggeleng "aku hanya Ingin marah" Kini lehernya yang menjadi sasaran pria bermarga Lee itu

"mmmh wangi banget sayangku ini"

Renjun terkekeh, ia beralih mengecup leher jeno sekilas lalu mengangkat wajahnya, menatap maha karya bak pahatan patung, sempurna, jeno benar-benar sempurna
"Nanti malam kamu nginep kan?"

"Mungkin engga, karna ada urusan"

Renjun mendesah kecewa "udah berapa malem kamu ga nyentuh aku jeno"

Jeno terkekeh, melihat wajah merengut itu, ia mengecup bibir mengerucut itu sekilas "maaf, lain kali ya"

Renjun makin merengut, makin maju bibirnya makin segan jeno membubuhkan kecupan ringan disana, kecupan nyaring juga suara kekehan bersautan, tak tahan renjun ikut tertawa, melihat jeno yang terus saja mengecup bibirnya tak henti, melarangnya untuk berbicara, tak ada lumatan, hanya kecupan ringan namun manis

"Ternyata ini yang kalian lakukan disekolah?!"

Jeno maupun renjun langsung menengok kearah belakang, tepatnya pintu rooftop, dimana kini jaemin tengah menampilkan gigi rapinya disini, membuat jeno memejamkan matanya menahan kesal

"Jaemin sialan! Bangsad kamu ya!!!"

Jaemin tertawa sembari menghampiri dua orang yang kini tengah menatapnya tajam, jaemin mendudukkan dirinya disamping jeno "injun sini dipangku aa jaemin" Jaemin mengulurkan tangannya sebelum mendapat bogeman mentah pada lengannya, jeno yang kasih

"Mine!"

Jaemin kembali tertawa "ini rooftop, kalian berani cium-ciuman disini, untung aku yang nyiduk, gimana kalo orang lain?"

"Ga peduli, yang penting bisa nyium renjunku"

Renjun terkekeh, ia memeluk leher jeno lalu mengecup bibir jeno sekilas, didepan jaemin, keduanya malah asik saling bercumbu, membuat jaemin cuma geleng2 kepala melihat tingkah dua anak manusia itu

"Jeno udah! Ada jaemin disini ih! Kan maluuuu"

Jeno cuma nyengir doang, dia meluk renjun terus ngecup leher itu berkali-kali buat renjun memukul punggung Jeno nyuruh dia berenti "sayang maluuu ih sama jaemin"

"Jaemin bangke, pergi sana! Ganggu tau ga sih!"

Jaemin menghela nafasnafas "aku jaga depan pintu, takut nanti ada orang" Jaemin beranjak, teriakan jeno mengucapkan terimakasih ia dengar, jaemin duduk dekat pintu, sembari memainkan ponselnya, tak ada hal penting yang ia lakukan, hanya menscrol  sosial media

"Ahhh j-jenhhh yahh"

Jaemin berusaha menulikan pendengarnya, berusaha mengalihkan pikirannya, dimana suara cabul terasa membangkitkan libidonya, dan lagi itu suara renjun! Karna sebenarnya pria itu menyukainya, pria manis yang sudah dinobatkan menjadi milik sahabatnya

"Sial!"
Desis jaemin, menyesal rasanya ia melihat kearah belakangnya, dimana renjun tengah menaik turunkan badannya dipangkuan jeno, wajah sayu juga mulut terbuka yang mengeluarkan suara lucknut yang membuat jaemin berusaha menahan birahinya "jeno sialan!"

******

"Renjun-ah abis darimana aja? Aku panik tau! Terus ini kenapa lemes banget, kamu sakit?"

Renjun ngangguk, bokongnya yang sakit karna jeno kalo udah main ga cukup sekali masuk, dan parahnya renjun menikmati, sial

"Mau izin lagi? Nanti makin parah kalau kamu paksain injunie"

Renjun ngegeleng "aku gpp chan, aku masih kuat kok" Renjun duduk dibangkunya, sedikit ringisan keluar saat pantatnya mendarat di kursi kayu keras

"Bentar!" Haechan membuat renjun bingung "bukannya ini jaket jeno?"

Renjun diam, ini temennya jeli banget ya matanya ih! Renjun jadi bingung mau jawab apa! "Eee i-iya, t-tadi dia ga sengaja numpahin minuman diseragamku makanya dia ngasih aku jaketnya"

Haechan ngangguk "aku rasa jeno suka sama kamu deh njun"

"Ngawur kamu kalo ngomong!"

Haechan duduk didekat renjun "ih beneran! Berapa kali aku nyiduk dia lagi natap kamu tau"
Wajah renjun memerah, menatapnya? Ahh renjun jadi malu, ia jadi membayangkan wajah jeno saat menatapnya, begitu lembut juga dalam
"Kok wajahnya merah, apa jangan-jangan--"

"Engga! Atau dingin makanya wajahku merah, echan ini udah deh jangan bahas jeno mulu, topik lain kan bisa!"

"Tapi aku liat-liat kalian cocok tau kalo pacara--"

"Echan! Kan udah aku bilang jangan bahas jeno!"

Echan nurut, dari pada temennya ini ngambek mendingan dia diem, mereka mengalihkan topik, membahas sesuatu hal lain diantaranya membahas bagaimana bisa telur ayam bentuknya bulat sampe kenapa dulu orang tua echan bisa ngelahirin dia! Hal random tapi membuat mereka mengobrol asik















Update!!!
Hallo guys, aku balik nih, tapi keknya kurang seru tapi gpp lah, 🤣 selamat membaca and see you

Noren 💚

Darkest LifeWhere stories live. Discover now