"Begituu yaa kak, wahh. Semoga kakak dipertemukan kembali yaa kak dengan seseorang itu."

"Iyaa dek, semoga aja." Jawabku.

"Kak aku tinggal jualan lagi yaa."

"Iyaa dek, hati-hati yaa." Ucapku.

Adik itu pun melangkahkan kakinya untuk pergi dan tersenyum sambil membawa dagangannya.

******************

Bersyukur 2

Sore hari ini aku jalan menuju halte bus. Tak disangka, ketika ditengah perjalanan aku melihat seorang nenek yang menjual keripik pisang.

Nenek itu duduk dipinggir jalan dengan bakul yang berisikan keripik pisang, keripik pisang itu dibungkus disebuah plastik.

Aku pun yang melihatnya tidak tega, aku menghampiri nenek tua itu, lalu membeli keripik pisangnya.

"Permisi nek." Sapaku kepada nenek penjual keripik pisang itu.

"Iya kak. Kakak mau beli keripik pisang nenek?"

"Iyaa nek, saya mau beli keripik pisang nenek. Berapa ya nek harga satu bungkusnya?" Jawabku.

"Seribu rupiah saja kak."

Saat itu keripik pisang nenek itu tersisa sepuluh bungkus, aku pun membeli semua keripik pisang itu.

"Saya beli semua yaa nek." Kataku.

"Kakak mau beli keripik pisang nenek semuanya?"

"Iyaa nek, saya beli semua keripik pisang nenek." Jawabku.

Nenek itu pun membungkus dikantong plastik sedang, lalu memberi keripik pisang itu kepadaku, aku pun membayar keripik pisang itu.

"Ini nek." Kataku sambil membayar dan menerima keripik pisang dengan uang senilai lima puluh ribu.

"Lohh, ini uangnya besar sekali kak, nenek tidak ada kembaliannya."

"Tidak usah nek, kembaliannya untuk nenek saja." Jawabku sambil tersenyum.

"Alhamdulillah. Terimakasih ya kak, nenek senang sekali." Dengan wajah yang sangat senang.

"Iyaa nek sama-sama. Saya duluan yaa nek." Jawabku sambil berjalan pergi dari tempat itu.

"Iyaa kak."

Aku pun menuju tempat duduk halte bus. Tak lama setelah itu, bus pun datang, lalu aku pun menuju arah pulang.

Seketika aku yang sedang duduk dibangku bus tiba-tiba menangis. Kemudian batinku berkata.

"Kasihan yaa nenek tadi, sudah tua tapi tetap bekerja, seharusnya seumuran beliau sudah waktunya untuk beristirahat. Dan lagi-lagi hari ini aku semakin bersyukur diperlihatkan oleh sang pencipta semesta bahwa ada yang jauh lebih berat hidupnya dibanding hidupku. Aku banyak belajar bersyukur dari hari kemarin dan hari ini, mungkin sang pencipta semesta ingin aku jadi orang yang kuat dalam menjalani hidup, dan juga mungkin sang pencipta semesta ingin memberiku motivasi bahwa aku tidak sendiri didunia ini, ada manusia-manusia lain yang hidupnya jauh lebih susah dariku." Batinku.

"Baik sekali sang pencipta semesta kepadaku, bahkan disaat aku berbuat kesalahan, dia sang pencipta semesta masih memberiku kesempatan untuk memperbaiki kembali." Batinku.

"Dari hal kemarin, yaitu anak gadis kecil yang berjualan dilampu merah membuatku semakin bersyukur bahwa memang ada yang jauh lebih sulit kehidupannya dibandingkan denganku. Dan hari ini aku bertemu seorang nenek tua yang menjual keripik pisang, beliau membuatku semakin bersyukur bahwa hidup itu memang harus dijalankan walaupun terkadang jalannya itu terjal, banyak sekali badai yang menghantam, dan berat untuk melangkah. Terimakasih sang pencipta semesta, kau ajarkan aku hari ini banyak hal, yaitu bersyukur.

Terkadang apa yang dianggap berat untuk dijalani, tak selamanya itu akan menjadi berat.

Tak semua apa yang kita pikirkan menghadirkan sebuah kebahagiaan, maka bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki saat ini.

Jika kebahagiaan yang kau nikmati tanpa adanya rasa syukur, maka kau tidak akan pernah merasakan betapa nikmatnya kebahagiaan yang disandingkan dengan rasa bersyukur atas apa yang sudah diberikan sang pencipta semesta.

Jika kebahagiaan mudah dinikmati, mengapa rasa bersyukur tidak? Bukankah dua-duanya sangat berperan penting?

Bukan dunianya yang kejam terhadap kita, tapi kitanya saja yang lupa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.

Jika kau terbiasa bersyukur atas hal-hal kecil, maka kau akan merasakan betapa nikmatnya kau bersyukur dari hal-hal terkecil.

Sepatah Kalimat dan DialogWhere stories live. Discover now