1 || Hujan

1 4 0
                                    


Ada seorang gadis yang merasa kehidupannya gagal terus menerus dan tidak bisa membuat orang-orang terdekatnya bahagia.

Lalu ada seseorang yang hadir dikehidupannya dan membuat dia merasa tenang.

Malam hari disebuah taman. Seorang gadis itu duduk disebuah bangku taman, dan saat itu sedang hujan. Tak disangka ada seseorang yang menghampirinya.

"Hai. Hujan lohh disini, kenapa tidak meneduh?" Sambil berdiri, tepat didepan gadis itu.

Aku hanya menengok dan menatap kearahnya sambil tersenyum tipis. Lalu aku menjawab perkataannya.

"Aku lebih suka hujan." Kataku.

Seketika seseorang itu pun berfikir sejenak. Mengapa dia bilang seperti itu.

"Kenapa kamu suka hujan? Bukankah hujan bisa membuatmu sakit." Seseorang itu.

Dan aku pun kembali tersenyum tipis, lalu menjawab perkataannya.

"Yaa aku suka hujan. Karena disaat aku benar-benar lelah dengan kehidupan, dan yang mengerti ku hanyalah hujan serta sang pencipta semesta. Yaa memang efeknya seperti itu, kita akan jatuh sakit, dan itu lagi-lagi menurutku ngak papa." Jawabku.

"Alasanmu tepat sekali. Tapi bolehkah?" Seseorang itu yang tidak melanjutkan perkataannya.

Seketika perkataan seseorang itu membuat gadis itu berfikir bingung, kenapa dia menjawab sesingkat itu, maksud dia menjawab seperti itu apa.

"Alasan? Bolehkah? Aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu." Kataku.

"Yaa alasanmu. Alasanmu yang membuatku untuk jadi hujan kedua untukmu." Seseorang itu.

"Bolehkah? Hujan kedua? Plis jelaskan secara detail, aku masih tak mengerti apa maksud dari perkataanmu." Jawabku.

"Iya. Bolehkah? Bolehkah aku menjadi hujan keduamu, agar kamu tidak sakit." Seseorang itu.

Aku pun terdiam, dan seketika dia pun bertanya kembali.

"Bolehkah nona? Jika tidak boleh, aku pergi." Seseorang itu.

Aku pun meraih tangannya serta melarangnya untuk pergi sambil meneteskan air mataku, dan aku pun memeluknya.

"Iyaa boleh, aku butuh seseorang yang bisa mengerti aku disaat dunia sedang jahat denganku." Kataku sambil memeluknya.

"Menangis lah. Jika menangis itu meringankan sebagian dari bebanmu." Sambil membalas pelukannya.

Lalu seseorang itu kembali berkata...

"Dekap saja tubuhku dan rasakan hangatnya jaketku, jika itu membuatmu merasa tenang." Seseorang itu.

Perkataannya pun membuatku seketika memeluknya semakin erat, lalu air mataku pun berlinang deras dijaketnya.

Seseorang itu pun mengelus rambutku, lalu berkata.

"Hey. Saya yakin kamu kuat kok, kamu wanita terhebat yang pertama kali saya temukan." Seseorang itu dengan nada lembutnya.

Gadis itu pun melepaskan pelukannya secara perlahan, lalu mengelap air matanya dengan jari-jarinya.

Kemudian seseorang itu pun memegang wajah gadis itu dengan kedua tangannya dan kembali berkata.

"Sudah merasa tenang kah? Jika sudah. Jangan kau ulangi lagi hal seperti ini, nanti kau malah jatuh sakit. Lupakan saja hujan pertamamu, jadikanlah aku hujan kedua mu." Sambil tersenyum tipis.

Air mata gadis itu pun perlahan berlinang, lalu menjawab perkataan seseorang itu dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Kamu hebat, kamu bisa berjuang sejauh ini. Kamu itu hebat." Seseorang itu.

Sepatah Kalimat dan DialogDove le storie prendono vita. Scoprilo ora