2 || Bersyukur

2 4 0
                                    

Tepat hari ini ada seorang gadis kecil yang sedang menjual dagangannya dilampu merah.

Seketika aku yang melihatnya pun langsung tersentuh.

"Anak gadis itu masih kecil saja sudah berjualan dilampu merah, seharusnya kan seumuran dia masa-masanya masih sekolah. Dan seharusnya aku bersyukur bisa sekolah sampai lulus seperti ini, tapi kenapa aku merasa hidupku begitu berat, padahal orang-orang diluar sana jauh lebih susah dibandingkan dengan kehidupanku." Batinku.

Aku pun menghampiri gadis kecil itu yang tengah istirahat disebuah toko yang tutup.

"Haii adik kecil." Sapaku kepada gadis kecil itu.

"Iyaa kak, ada apa kak." Gadis kecil itu.

"Kamu kenapa tidak sekolah? Kenapa kamu berjualan dilampu merah? Bukankah seumuran kamu masih masa-masanya sekolah?" Tanyaku.

"Aku juga sebenarnya ingin sekolah kak, tapi ibu ku sakit keras, dan ayahku baru saja seminggu yang lalu pergi meninggalkan aku untuk selamanya. Jadi aku harus cari uang untuk pengobatan ibuku kak."

Air mataku perlahan berlinang saat gadis itu menjawab pertanyaanku.

"Loh. Kakak kenapa menangis?"

Aku pun membalas perkataannya dengan senyum tipis.

"Kakak ngak usah sedih, aku memang begini kak. Mungkin sudah takdirnya saja saat ini aku berada dibawah kak."

"Kamu hebat dek, bisa sekuat ini menjalani hidup." Kataku.

Adik itu pun membalas perkataan dengan senyum tipisnya. Kemudian berkata.

"Bukan aku yang hebat kak, dan juga bukan aku yang kuat kak. Tapi Tuhanlah yang membuatku bisa seperti ini." Dengan nada merendah.

Aku pun tersenyum kepada adik itu.

"Kamu suka es krim dek?" Tanyaku kepada adik itu.

"Suka kak."

"Sebentar yaa." Jawabku.

Aku pun membeli dua es krim untuk adik itu dan untukku. Kemudian aku pun memberi es krim itu kepada adik itu.

"Ini." Kataku sambil memberikan es krim itu dengan senyum.

"Makasih kak." Sambil mengambil es krim dari tangan kakak itu.

Aku dan adik itu pun  menyantap es krim itu sampai habis. Lalu aku pun bertanya kepada adik itu.

"Gimana dek? Sudah merasa tenang?" Tanyaku.

Seketika pertanyaanku membuat adik itu bingung.

"Maksudnya kak? Aku tidak mengerti apa maksud dari perkataan kakak?"

"Maksudnya kakak itu gimana setelah kamu menghadapi lelahnya kehidupan dengan menyantap es krim yang kakak beri, apakah sudah merasa tenang?" Jelasku.

"Ohhh begitu kak, hehehe iya kak, aku sudah merasa agak tenang."

"Kamu tau dek kenapa kakak memberi kamu es krim?" Tanyaku.

"Tidak kak, aku tidak tau."

"Alasan kakak memberi es krim ke kamu, karena kakak ingin kamu itu merasa tenang sejenak dalam menghadapi lelahnya kehidupan ini dek. Dan es krim ini terinspirasi dari seseorang yang bisa membuat hidup kakak lebih berarti dek." Kataku.

"Wahh, terimakasih kak sudah pengertian dengan aku. Siapa itu kak namanya? Pasti orang itu baik yaa kak."

"Iyaa dek, Kakak belum tau namanya siapa, tapi yang jelas dia sudah membuat hidup kakak lebih berarti lagi, daripada yang sebelumnya dek." Jawabku.

Sepatah Kalimat dan DialogWhere stories live. Discover now