🦋PART 5 [RUANG BK]🦋

74 4 0
                                    

Untuk kejadian upacara tadi, membuat keduanya berakhir di ruang BK. Bagi guru yang biasa menangani mereka, tidak akan terkejut. Bu Sri, guru BK nya. Hanya bisa menggeleng, melihat tingkah mereka.

Gladis yang bobrok, bercanda tidak kenal tempat ini. Bisa-bisanya menjadi teman Sindi. Sindi memang pada awalnya bobrok dan lincah. Namun dia bisa menaruh kegilaannya sesuai pada tempatnya.

"Hm, lagi-lagi kalian." Ucap Bu Sri menatap keduanya.

"Maaf, Bu. Tapi ini semua,-" balas Sindi yang sudah dipotong Bu Sri.

"Salah Gladis. Iya, kan?." Tukas Bu Sri yang sudah hapal kebiasaan Sindi dan Gladis.

Gladis duduk dengan santai, menopang dagunya diatas meja. Dia tampak, tak sedikitpun mempunyai beban. Seperti semuanya sudah dilimpahkan kepada Sindi.

Sindi masih gemetar, dan menunduk walaupun ini sudah kesekian kalinya ia masuk ruangan ini. Dia bukan gadis nakal, begitupun Gladis. Mereka tak pernah bolos, dan berkelahi yang begitu parah.

Prestasi mereka, juga tidak bisa remehkan. Bidang akademik keduanya, tidak terlalu jelek. Tapi mengapa, mereka berdua sampai sering masuk keruang BK.

Jelas saja, tak selamanya mereka berdua baik, anggun, dan kalem. Apalagi Gladis.

"Kamu, Gladis. Ngapain jahilin Sindi tadi." Decak Bu Sri. Kini menatap tajam Gladis.

Berharap gadis itu takut, dengan gertakan semacam itu. Kalian salah, malah dia masih bisa menjawab. Dengan rasa santai yang amat menjengkelkan, bagi seorang guru. Seperti guru itu, tidak ada harga dirinya sama sekali, didepan Gladis.

"Yahh, cuma becanda doang Bu. Saya bosen banget tadi. Jadi, yahh gitu deh," ujar Gladis santai.

"Kamu nggak tau, kita itu harus menghormati para leluhur kita. Yang udah memerdekakan negeri ini. Kalau bukan karena dia, nggak mungkin kamu bisa sekolah. Bla...bla..bla...bla...bla....bla.....bla...bla....bla...bla....bla....bla...bla.....bla....bla.....bla...bla....bla...bla....Jadi kamu harus patuhi tata tertib upacara. Inget ga boleh lagi gitu. Kalian paham!." Terang Bu Sri.

Sindi cepat mengangguk, memastikan kalau ia mendengar dengan baik. Sedangkan Gladis, dia hampir saja tertidur mendengar ceramah Bu Sri. Sekarang saja dia sedang menguap. dengan cepat ikut mengangguk setelah disenggol Sindi.

Gladis selalu mendengar ceramah Bu Sri. Hanya dengan separuh jiwanya, separuhnya lagi terbang entah kemana. Jadi hanya kalimat awal, dan akhir yang Gladis mengerti.

Bu Sri orang baik begitupun Sindi, dia gadis dan sahabat yang sangat baik bagi Gladis. Memang pada dasarnya, dialah yang menjadi cela bagi keduanya.

"Yaudah, kalian boleh kekelas. Awas Minggu depan, ibu pantau kalian!." Peringat Bu Sri menekankan kalimatnya.

"Iya bu, kami permisi."

Mereka berdua melangkahkan kaki keluar, kini mereka berjalan menuju kelas.

Gladis masih bisa tertawa dengan kencang, mengingat bagaimana wajah takutnya Sindi. Sedangkan Sindi sudah cemberut, dari sejak keluar dari ruang BK.

°°°
©️

 𝕭𝖚𝖐𝖆 𝕸𝖆𝖙𝖆 𝕭𝖚𝖐𝖆 𝕳𝖆𝖙𝖎 Where stories live. Discover now