4. Putra mahkota

28 8 2
                                    

Kereta kencana berlapis emas telah tiba di halaman istana. Ivy dan ibu nya segera turun.

Gadis itu membuka mulutnya lebar-lebar begitu melihat istana berwarna putih dengan emas berdiri megah di hadapannya.

"Mari saya antarkan," ajak Jisung sambil berjalan menaiki tangga untuk menuju pintu utama istana.

Ivy berjalan dengan gugup, jantungnya berdegup sangat kencang. Ia masih tak menyangka dapat bertemu dengan seorang putra mahkota yang akan menjadi seorang Raja nanti nya.

Pintu menjulang besar terbuka lebar, di sambut oleh beberapa pengawal yang berbaris rapi. Di depan sana terdapat singgasana dengan kursi di lapisi emas.

"Saya sudah memenuhi perintah Yang mulia untuk membawa mereka, saya permisi" Jisung berlutut dengan satu kaki nya untuk memberi hormat dan beranjak pergi.

Ibu memberikan hormat kepada pemuda berwajah dingin yang duduk di singgasana nya. Ivy mengikuti ibu nya.

"Suatu kehormatan Yang mulia putra mahkota mengundang kami ke istana," ucap ibu.

"Terima kasih kalian sudah datang, para pelayan ku akan menyiapkan segala keperluan kalian. Saya akan tunggu kalian sampai waktu makan malam tiba, pergilah" ucap nya dengan nada dingin.

Ibu dan Ivy kembali memberikan hormat dan pergi. 4 orang pelayan menghampiri Ivy dan membawanya pergi ke sebuah kamar.

"Kami sudah menyiapkan air untuk tuan putri mandi. Apa anda ingin kami membantu membersihkan rambut putri?" Tanya salah seorang pelayan.

"Tuan putri? Aku tidak salah dengar bukan? Putri? Apa karena aku anak dari penasehat tertinggi kerajaan?"

"Tidak usah, saya bisa melakukannya sendiri" Ivy tersenyum dan pergi menuju kamar mandi.

Kamar mandi itu terlihat sangat mewah ketimbang di rumah nya. Ivy menuju kaca besar yang terpasang di kamar mandi.

Ia menyentuh wajahnya, tak ada memar sama sekali. Jika di lihat-lihat wajah nya cukup cantik jika tidak ada memar dan tidak memakai kacamata.

"Ah, aku harus segera mandi,"

***

"Rambut tuan putri sangat indah!" Puji seorang pelayan ketika menyisir rambut milik Ivy.

Ivy hanya tersenyum kecil. Kini ia sedang duduk di meja rias di kamar itu. Para pelayan membantu memakaikan nya pakaian, riasan di wajah nya serta rambut nya.

Setelah selesai bersiap-siap, para pelayan menatap Ivy dengan senyuman lebar.

"Tuan putri cantik sekali! Kecantikan tuan putri bisa menandingi putri-putri dari kerajaan lain," ujar pelayan.

"Usaha kita tidak sia-sia, putri Ivy cantik sekali!" Ucap pelayan lain dengan antusias.

Ivy tersenyum canggung, bingung ingin merespon apa.

"Sebentar, aku akan memanggil kepala pengawal terlebih dahulu" ucap seorang pelayan yang wajah nya terlihat lebih muda dari pelayan lain.

Pelayan itu pergi meninggalkan ruangan. Beberapa saat kemudian pintu kamar itu terbuka, menampakkan pelayan tadi dengan Jisung.

Jisung terdiam di tempat nya berdiri ketika menatap Ivy yang terlihat lebih cantik dari penampilannya tadi siang.

"Bagaimana tuan? Cantik sekali bukan?" Tanya pelayan muda itu.

Jisung mengangguk sambil memberi hormat ke arah Ivy. "Putra mahkota pasti akan takjub dengan kecantikan putri".

Ivy menggaruk tekuk nya yang tak gatal. Situasi macam apa ini?.

"Mari putri, saya akan mengantarkan tuan putri ke tempat acara makan malam di adakan" Jisung mempersilahkan Ivy keluar dari ruangan itu.

Ivy menurut dan berjalan keluar dengan anggun. Ia mengikuti Jisung yang berjalan di depannya. Mereka berhenti di depan pintu bercorak logo kerajaan.

"Ini dia tempat acara makan malamnya, saya akan membuka kan pintu," ucap Jisung sambil hendak membuka pintu di hadapannya

"Sebentar!" Cegah Ivy. Jisung menghentikan aktivitas nya dan menoleh dengan wajah bingung.

"Apa putra mahkota sudah berada di dalam?" Tanya Ivy.

Jisung tersenyum kecil ketika melihat tingkah Ivy yang panik. "Putra mahkota sudah berada di dalam dengan kedua orang tua tuan putri. Tidak usah takut tuan putri, putra mahkota adalah orang yang baik."

Ivy menelan ludah nya kasar. Jantung nya berdegup sangat kencang. Ia sangat gugup bertemu orang penting di dunia ini.

"Saya akan membuka nya sekarang," ucap Jisung dan segera mendorong pintu di hadapannya.

Ketika pintu itu sudah terbuka sepenuhnya, di hadapannya 4 orang tengah duduk menunggu dirinya.

"Tuan putri Ivy telah datang!" Ucap Jisung.

Ivy perlahan melangkah masuk ke ruangan itu, jantungnya terus berdegup dengan kencang.

2 orang pemuda berparas tampan memperhatikan Ivy terus, mereka terlihat sangat terpukau dengan kecantikan Ivy.

Jisung menarik kursi di meja itu untuk Ivy duduki. Gadis itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Ia menduduki kursi yang di tarik oleh Jisung.

Kini ia duduk berhadapan dengan sang putra mahkota sedangkan kedua orang tuanya duduk di sisi kiri meja dan 1 orang pemuda duduk di sisi kanan meja.

Putra mahkota terus menatap wajah Ivy, gadis itu yang merasa di perhatikan terus mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Selamat datang tuan putri," seorang pemuda berdiri dari kursi nya dan menghampiri Ivy.

Di raih nya tangan kanan Ivy dan satu kecupan singkat mendarat di punggung tangannya.

Ivy semakin di buat gugup oleh pemuda itu.

"Kenalkan saya pangeran Haechan, adik dari putra mahkota" ucap Haechan sambil menaruh tangan kanannya di dada bidang miliknya.

Ivy mengangguk kecil sambil berusaha tersenyum walau jantungnya seperti ingin copot.

"Duduk lah kembali adikku, tak baik jika dirimu dengan lancang mencium tangan perempuan dengan lancang. Kau bisa saja di anggap mesum oleh perempuan-perempuan yang sensitif" ucap putra mahkota yang akhirnya membuka suaranya.

Haechan menyengir dan duduk kembali ke kursinya. Putra mahkota sedikit memajukan tubuhnya dan menaruh kedua tangannya di atas meja makan.

"Saya mengadakan acara makan malam ini untuk berterima kasih kepada tuan Deon yang sudah setia menjadi penasehat kerajaan selama bertahun-tahun bahkan dari era kakek saya memimpin kerajaan,"

"Tak hanya itu, saya juga ingin bertemu kembali dengan Nyonya Vera. Saya sangat berterima kasih kalian hadir di acara makan malam ini. Dan ini adalah pertemuan pertama saya dengan anak perempuan kalian, Ivy."

"Saya akan memperkenalkan diri saya kepada putri Ivy. Perkenalkan saya putra mahkota dari kerajaan Celio penerus takhta resmi kerajaan, Jaemin" ucapnya panjang lebar.

Ivy tersenyum kecil. "Suatu kehormatan saya bisa bertemu langsung dengan putra mahkota, terima kasih sudah mengingat nama saya dan memperkenalkan nama anda secara langsung. Saya sangat tersentuh," ucap Ivy sambil membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat.

"Baiklah! Mari kita santap makanan yang sudah di siapkan oleh pihak kerajaan," ucap Jaemin.

Malam itu mereka menikmati makanan kerajaan. Ivy sangat senang dapat menikmati makan bersama keluarganya. Dulu ia ingin sekali menyantap makanan bersama orang tuanya, tertawa dan bercerita seputar kehidupan mereka.

Walau impiannya tak bisa dia rasakan di dunianya dulu, tapi di dunianya sekarang Ivy sudah sangat bersyukur dapat merasakan itu. Dunia ini bagai sebuah keajaiban yang di berikan Tuhan untuknya.

Become A Princess | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang