1.

6.1K 562 26
                                    

Ting!

Huang Renjun, pria manis itu menutup buku yang tengah ia baca lalu meraih ponselnya, suara notifikasi itu mengalihkan perhatiannya, kaca mata yang bertengger dipucuk hidungnya ia benarkan posisinya, renjun mendesah frustasi, sebuah pesan masuk dari m-bangking miliknya, ia memijat kepalanya sebentar sebelum mengetik beberapa untaian kata yang tersusun menjadi kalimat

Renjun
Dimana?

Sumber uang
Toilet belakang sekolah, aku malas menunggu jadi cepatlah

Renjun mengeram kesal, pasalnya ini masih dilingkungan sekolah, mau menolak tak enak hati karna bayarannya sudah tersimpan direkeningnya, dengan langkah terburu-buru renjun meninggalkan area perpustakaan menuju toilet belakang sekolah

"Pria kelebihan hormon!" Gerutu renjun diperjalananya,oh ayolah! Bahkan rasa kebas yang semalam saja belum hilang lalu sekarang ia ingin lagi? Renjun benar-benar tak habis fikir! Semenjak kejadian ia terciduk malam itu membuatnya tak bisa membantah perintah pria bermarga Lee itu, juga uang yang pria itu kasih untuk dirinya cukup banyak jadi renjun mau tak mau harus menuruti apapun perintahnya

"Lee Jeno kau dimana?"

Renjun membuka satu persatu bilik toilet itu, keadaan sepi karna toilet ini jarang sekali terpakai karna letaknya yang cukup jauh, sampai bilik terakhir, renjun menatap nyalang pada pria yang tengah duduk dikloset sambil menampilkan smirk menyebalkannya itu

"Kemari sayang, jangan lupa kunci pintunya"

Renjun mendengus, mengunci pintu lalu beranjak duduk dipangkuan sang tuan
"Ini masih lingkungan sekolah Jeno! Nanti saja dirumahku"

Jeno mengusap pipi gembil itu, bibir yang mengerucut lucu itu ia kecup sekilas "tapi aku ingin sekarang sayang"

"Gimana kalau ada yang tau?! Bisa mati kita!"

Lagi-lagi Jeno terkekeh melihat wajah merengut itu, gemas sekali "toilet ini jarang dipakai, jadi cukup aman.. Juga, kecilkan suaramu hmm?"

Renjun tersenyum, rayuan itu memang memabukkan baginya, tak ada alasan buat dia menolak, renjun segera meraup bibir yang masih terlihat bengkak itu, akibat permainan keduanya tadi malam, menyesapnya kuat seakan tak ada rasa puas jika melakukannya dengan lembut

Renjun memejamkan matanya, bibirnya terbuka saat tangan jahil itu mulai menggerayangi tubuh sinyalnya, kancing seragamnya sudah terbuka sepenuhnya, renjun mendongak nikmat saat Jeno menyesap kedua tonjolan miliknya yang terlihat sudah menonjol "j-jenhh"

"Kecilkan suaramu sayang"

Jeno menyesap dua tonjolan merah muda itu membuat sang empu memekik terkejut,renjun mengigigit bibir bawahnya guna meredam suara laknat yang mulai tak terkontrol keluar dari bibir manisnya

"Aaakhhhh"

"Ssst baby kecilkan suaramu"

Renjun menatap tajam kearah Jeno yang kini tengah menyengir kuda tanpa rasa bersalah "kamu masuk tanpa aba-aba"
Jeno kembali terkekeh, ia mengecup bibir mengerucut itu lalu mulai bergerak, mengangkat pinggang ramping renjun lalu menurunkannya lagi sampai miliknya tertelah sepenuhnya membuat renjun menutup matanya erat, tangannya menutup mulutnya kuat saat Jeno menyentuh titik manisnya, ia menggeleng kuat tak tahan kalau tidak mengeluarkan suara indahnya

"K-kamu menyiksaku aaakhhh j-jenhh ahhh"

Renjun memeluk leher Jeno, menyembunyikan wajahnya diceruk leher sang partner, sesekali mengigit area itu saat sisi ter manisnya tersentak kuat, renjun tipe orang yang berisik saat melakukan suatu hubungan badan dan pria keparat ini menyetubuhinya di tempat yang bisa terbilang umum ini, sialan memang

"Sial! Lubangmu memang arghhh"

Renjun langsung menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Jeno, ia terkulai lemas, cukup menguras tenaga, beberapa kecupan manis bisa ia rasakan membubuhi setiap inci tubuhnya, renjun terkekeh lalu mencubit gemas perut berotot milik Jeno

"Capek hmm?"
Pake nanya lagi, renjun mengangguk lemas, ia mengeratkan pelukannya pada pinggang jeno "kita pulang kalau gitu"

Renjun langsung menegakkan badannya, ia menggeleng, masih ada satu mata pelajaran hari ini, dia tidak mungkin membolos, image nya akan rusak karna membolos nantinya, biar jeno saja yang mengetahui jati dirinya disini
"Satu mata pelajaran lagi"

"Tapi kamu capek sayang"

Lagi-lagi renjun menggeleng lemah "gpp, aku masih tahan"

Jeno jengah, pria manis ini memang sedikit keras kepala "aku akan meminta izin pada guru, jangan membantahku huang renjun!"

Akhirnya renjun mengangguk, tubuhnya benar-benar lemas, jadi dia pasrah saja saat Jeno mulai merapikan seragamnya menggendongnya menuju parkiran sekolah, keadaan sepi.. Karna ini jam pelajaran sudah mulai, renjun bernafas lega saat sudah duduk manis didalam mobil milik Jeno

"Kamu terlalu nekat Jeno, gimana kalau ada yang liat kita tadi?"

Jeno diam, ia beranjak menuju lemari, mengganti seragamnya dengan celana boxer tanpa memakai atasan, ia mengambil kemeja miliknya lalu mengganti seragam milik renjun, mereka sudah sampai apartement milik Jeno, selesai mengganti pakaian renjun, Jeno beranjak untuk ikut berbaring diranjangnya, masuk kedalam selimut tebal lalu membawa renjun kedalam pelukan hangatnya

"Aku serius jen, kamu terlalu nekat tadi, aku takut ada yang liat"

Jeno mengecup kening itu cukup lama "tidur, kamu capek" Renjun merengut kesal, ucapannya benar-benar diabaikan, pria manis itu menggerutu kesal tapi tangannya ikut melingkar dipinggang Jeno, ia memutuskan untuk menutup matanya, melepas lelah dengan tidur didalam pelukan hangat ini, semoga ketakutannya tidak terjadi

*****

Sejak malam itu, malam dimana mahkotanya direnggut Jeno, ya.. Jeno the first, dia jadi yang pertama, karna renjun hanya memberi service saja pada orang yang menyewa jasanya, ia bahkan belum sampai melakukan hal lebih dari itu, tapi dimalam itu.. Jeno menariknya secara paksa, langsung membobol miliknya, ia pasrah, karna saat pagi ia cukup kaget atas nominal yang Jeno berikan untuknya

"Sial! Pantatku sakit banget, Jeno sialan!"

Ringis renjun merasakan pantatnya yang kebas akibat Jeno yang tak ada lelahnya menggempur lubangnya, sejak malam itu renjun sering menerima kejutan berupa transferan uang secara tiba-tiba, itu dari Jeno.. Kalau pria itu sudah menransfer artinya dia ingin dipuaskan, tak kenal tempat jika ia ingin renjun akan menurutinya, karna ia sudah dibayar lebih dulu

FWB? Mungkin itu hal yang cocok untuk mendeskripsikan hubungan keduanya sejak malam itu, mereka berbagi kehangatan, jika tengah berdua. Tapi layaknya orang tak kenal jika berada ditempat umum, renjun meringis.. Meratapi Nasibnya yang kelewat malang ini, terikat kontrak dengan pria tampan yang selalu memenuhi lubangnya, dengan syrata paling berat yaitu jangan sampai jatuh cinta, renjun tak bisa menjamin itu, karna mereka berhubungan intim, renjun tak bisa memastikan hatinya tidak akan luluh pada orang yang selalu berbagi kenikmatan bersamanya, biar hatinya yang berjalan sendiri, renjun hanya mengikuti saja













Update!!!
Gimana? Suka ga sih sama alur ceritanya? Semoga suka deh ya wkwkwk

See you next chapter guys

Noren 💚

Darkest LifeWhere stories live. Discover now