Chapter 22: Waktunya Latihan

62 6 0
                                    

Tsuna menghela nafasnya seraya memperhatikan sekitarnya dengan gugup. Seperti biasa, Hayato ada di sebelah kanannya, seperti seorang tangan kanan yang setia. Saat ini, ia tak punya kegiatan lain selain melotot ke arah kirinya, melewati Tsuna, dan ke arah sesosok remaja lain yang berdiri di kirinya. Di sebelah kiri Tsuna, seorang Yamamoto Takeshi berdiri dengan senyumannya yang selalu setia menemaninya, selain itu, dia terlihat tak peduli, atau lebih tepatnya tak menyadari pelototan Hayato yang sangat menusuk hati.

Tak jauh dari keduanya, Ryohei, atau Onii-san bagi Tsuna, sedang melakukan push up yang sepertinya merupakan salah satu bagian dari workout kecilnya. Dan dengan bersemangat ia melanjutkan hitungannya yang mencapai 78. Di belakang Tsuna, lebih ke kiri dan pastinya lebih jauh dari Ryohei, adalah si kembar, Mukuro dan Chrome yang bersandar di salah satu pohon yang ada di sana. Mereka terlihat bosan dengan situasi mereka. Lambo di lain tempat memilih untuk duduk di salah satu bangku yang ada di dekat mereka dengan sebuah jus anggur di tangannya.

Tak lupa, satu Hibari Kyoya yang tiduran dengan santai di atas sebuah batang pohon yang menaungi mereka.

Tsuna menghela nafas. Seperti yang Tsuna duga, sarapan pagi itu sangat tak nyaman. Takeshi terus memandang ke arahnya dengan pandangan bingung, tetapi teguh. Ryohei, beberapa kali meliriknya sebelum kembali tefokus pada makannya. Hal yang sama juga terjadi dengan Chrome. Sedangkan Mukuro terus ber-kufufu yang jujur membuat Tsuna merinding. Hanya Kyoya dan Lambo yang makan tanpa memandang Tsuna sekalipun, Kyoya karena ia adalah Kyoya, dan Lambo mengabaikan segalanya.

Setelah itu, karena bingung harus melakukan apa setelah itu, Tsuna mengajak seluruh guardiannya tanpa terkecuali menuju ke taman terdekat dari Tempat Kawahira.

Ia menghela nafas lagi seraya melirik ke Takeshi dan Ryohei.

"E-erm... T-Takeshi-kun." dia berkata. Takeshi menoleh ke arahnya, begitu pula dengan Hayato.

"Ya, Tsuna?"

"E-eto... ada beberapa hal yang ingin kujelaskan padamu." Dia berkata dengan agak keras. Ia menolehkan kepalanya sedikit untuk menghadap Ryohei. "Dan kau juga Onii-san."

Ucapannya berhasil menarik bukan hanya perhatian Ryohei, tapi juga seluruh guardiannyam kecuali Lambo.

"ADA APA SAWADA!?" Ryohei berteriak dengan enuh semangat. Tsuna meringis mendengar volume suaranya. Tsuna menatap Hayato selama beberapa saat sebelum akhrinya menghela nafas.

"Ini tentang Vongola." Tsuna berkata. Kyoya melirik ke arahnya, begitu pula dengan Mukuro dan Chrome yang terang - terangan menatapnya.

"Oh, Vongola?" Takeshi bertanya dengan agak terpaksa. Tsuna mengangguk pelan.

"Iya, kalian... tak tahu itu apa kan?" Ia berkata lagi. Takeshi mengangguk. Senyuman masih terpasang di wajahnya, tetapi terlihat terpaksa.

"Yah, aku tak begitu mengerti tentang apa yang kalian bicarakan, sih, tapi aku menangkap beberapa hal. Seperti ketika kau membicarakan Vongola dan kakak-kakak kita." Takeshi mengambil jeda. "Aku anak tunggal, tapi aku memiliki sepupu yang sudah kuanggap kakakku sendiri, dia... bekerja di Italy, dan kadang, aku mendengar ia menyebutkan Vongola selama beberapa kali, meskipun tak begitu mengerti Vongola itu apa."

"OH! Aku juga pernah mendengar kakak laki - lakiku yang sangat extreme mengucapakannya ketika ia berkunjung." Ryohei menyeletuk. Tsuna mengangguk-angguk mengerti. Ia sama sekali tak berharap bahwa mereka akan tahu tentang Vongola. Dan kalau dia baru mengetahuinya beberapa hari yang lalu, berarti memang bukan hanya kakaknya saja yang memutuskan untuk merahasiakan Vongola dari adik-adik mereka.

"Vongola, pada awalnya terbentuk sebagai kelompok Vigilante. Mereka menentang peraturan yang ada untuk melindungi orang-orang yang tak bisa dilindungi oleh peraturan-peraturan itu. Pendiri awalnya adalah Giotto, yang kemudian bereinkarnasi menjadi kakakku, pada 400 tahun yang lalu. Aku tak tahu sejarah pastinya, tapi Giotto memutuskan untuk turun dari jabatannya sebagai Don Vongola lebih awal, dan memberikan jabatan itu pada Ricardo. Sementara Giotto memutuskan untuk pindah ke Jepang, Ricardo merubah Vongola menjadi sebuah mafia famiglia. Saat ini, seperti yang kau tahu Vongola masih berdiri dan menjadi salah satu mafia famiglia terkuat di Italia, mungkin di dunia." Tsuna menjelaskan. Ia memperhatikan Takeshi dan Ryohei yang mendengarkan dengan wajah serius yang tak pernah dilihat Tsuna.

The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang