"Ya terus kenapa kalo cuma-cuma? Suka-suka guelah, kan duit-duit gue."
Keyra melirik Gerry sinis karena cowok di sampingnya berlagak sombong. "Mentang-mentang!"
Gerry terkekeh geli melihat tatapan Keyra. "Gue beneran nggak minta ganti, mau mahal mau nggak gue nggak peduli."
"Tapi gue nggak enak. Lo kan udah beliin gue alat-alat lukis banyak banget, masa ini mau digratisin juga. Beneran deh gue nggak enak."
"Kalo gitu, lo bayarnya nggak perlu ganti seharga biaya pendaftaran."
Keyra menoleh bingung. "Terus?"
"Kapan-kapan lo traktir gue, setuju?"
Keyra menimang sebentar, mengingat biaya meneraktir Gerry yang nantinya tidak sebanding, dia jadi tak punya alasan untuk menolak. "Oke, gue setuju."
"Gitu dong!" Gerry mengeluarkan ponselnya. "Fotoan, yuk. Sebelah muka doang." Lalu menyodorkan kamera.
Keyra mengangguk, dia menampakan setengah wajahnya ke sisi kiri sementara Gerry juga setengah menampakan wajahnya ke sisi kanan.
Setelah selesai-hanya berlangsung beberapa foto saja, Keyra kembali menikmati bakso tusuk itu yang tinggal separuh.
"Gue boleh posting, ya," ujar Gerry sambil bermain ponsel.
Keyra mengangguk. "Em."
Gadis itu kembali asik menghabiskan bakso tusuknya karena dia tadi sempat menahan lapar. Belum menyadari bahwa postingan Gerry akan berakibat untuk dirinya.
Sontak setelah sadar, Keyra menoleh ke arah Gerry. "Hapus postingan lo."
"Lah, kenapa?"
"Please."
••••••
"Gila woi!" teriak Garet terkejut sambil memandang layar ponselnya. "I-ini Gerry sama Keyra bukan sih?"
Teriakan dari Garet membuat orang-orang yang ada di outdoor KafeJe jadi mengalihkan pandangannya. Mereka sama terkejut saat mendengar nama Gerry dan Keyra, untung saja tidak ada Luky di sini.
"Beneran lo? Mana?" Devon yang penasaran langsung mendekat.
"Bentar gue screenshot dulu." Setelahnya Garet memberikan ponselnya kepada Devon, juga Lingkar yang mendekat.
"Yakin ini Keyra?" tanya Devon.
Yang lainya, seperti Firza ikut mengecek postingan Gerry di instagram. "Lah, kok nggak ada?"
Devon juga langsung mengeceknya. "Gue juga nggak ada."
"Lah, langsung di hapus ini pasti!" seru Garet setelah sama mengeceknya dan ternyata postingan itu sudah tidak ada. "Tangan gabut gue rupanya membanggakan juga langsung liat postingan si ketua Lionstar. Di tambah gue sempet screenshot lagi, hahaha."
"Si Luky belum dateng, kan?" Devon melirik ke sekitar.
"Belum deh," sahut Firza.
Lalu Devon mengambil ponsel Garet yang sedang di pegang oleh Lingkar. Menge-zoom foto itu, untuk memastikan apakah gadis ini Keyra atau bukan. "Ini mirip banget Keyra."
Garet membekap mulutnya. "Omaygat! J-jadi selama ini Keyra-" Dia gelang-geleng tak menyangka.
"Coba sini gue liat," seru Malika melihat foto itu. "Ah, kalung ini mirip banget sama punya Keyra.
"Gerry sama Keyra punya hubungan? Terus si Luky gimana?" tanya Dayan juga menggeleng tak menyangka.
"Nggak tau, tapi ini sih namanya bermain api," seru Garet.
"Udahlah nggak usah gosip yang nggak-nggak dulu," tegur Lingkar.
"Heh, Luky dateng! Luky dateng!" seru Devon panik sambil memukul lengan Garet, menginstruksi cowok itu agar cepat menyembunyikan ponselnya. "Ret! Awas lo kalo ember!"
Sementara yang lainnya langsung menempatkan posisi, yang tadi bergerombol sekarang agak menjauh sambil pura-pura menyibukkan diri.
"Eh, ada bapak Luky," seru Garet menyengir, membuat yang lainya langsung menoleh. Seakan baru menyadari kedatangan cowok itu.
Garet juga menoleh ke belakang, melihat Daniar yang membuntuti Luky sambil menenteng plastik. "Eh, ada Daniar juga ternyata."
"Nih, gue bawain cemilan buat lo semua," seru Daniar menaruh plastik iti di gazebo.
Sementara yang lainnya saling beradu pandang, seakan sedang membicarakan hubungan Luky di dalam pikiran mereka masing-masing. Mereka pastinya bingung, tentang Gerry yang bersama Keyra dan sekarang Daniar bersama Luky. Keduanya seperti sedang bermain api.
"Lo baik banget, makasih ya, Dan," ujar Lingkar, dia sadar dengan pandangan teman-temannya.
"Alah! Kaya lo baru kenal gue aja, Kar," balas Daniar beralih duduk di samping Devon.
"Lintang sama Aje mana?" tanya Luky.
"Lintang katanya ada urusan, Aje ada tuh di atas," jawab Lingkar.
"Ekhm." Garet berdehem. "Lo berdua tumbenan berdua lagi, abis dari mana?"
"Jalan-jalan dong!" seru Daniar girang.
"Bahagia bener keliatannya," komentar Malika.
"Kita itu emang harus bahagia," balas Daniar.
Garet melirik Luky yang memasang wajah biasa saja, lain dengan Daniar yang terlihat bahagia. "Keliatan akur dan harmonis, ya, Pak" ujarnya manggut-manggut.
"Ya beginilah nasib punya istri dua," balas Luky beralih duduk di samping Lingkar.
Daniar melotot tak terima. "Ngadi-ngadi lo kalo ngomong!"
"Kayanya si Luky belum tahu postingan Gerry," bisik Garet pada Devon.
"Dah, diem," balas Devon.
"Gue bercanda, serius amat," balas Luky terkekeh.
"Udahlah, gue mau ke dalem dulu," pamit Daniar pergi ke dalam KafeJe.
"Bahagia nggak lo? Yang satunya main api, eh, yang satunya masih ada lagi," ujar Garet langsung mendapat injakan dari Devon.
"Maksud lo?" tanya Luky bingung.
"Maksudnya tuh," Devon sempat berpikir sejenak. "Lo yang main api! Gimana kalo Keyra tau lo jalan sama Daniar."
"Keyra udah tau kok, gue juga udah bilang sama dia," jawab Luky santai.
"Hah?!"
•••••••
Gimana part ini?
ŞİMDİ OKUDUĞUN
KeyLock
Genç Kurgu[ON GOING] Bagaimana jika kita dipaksa untuk menerima orang baru padahal hati kita belum siap menerimanya? Kisah percintaan masa lalu menjadi penyebab hilangnya kepercayaan kepada seseorang. Mencoba untuk mengistirahatkan hati, namun seseorang denga...
PART 43|| BERMAIN API
En başından başla
