08 - lembar kedelapan

1.2K 242 9
                                    

Heeseung berlari secepat mungkin agar segera sampai di sekolah. Namun sialnya, pintu gerbang sudah tertutup. Heeseung tak tahu harus berbuat apa sekarang. Memanjat tembok pun pasti akan sia-sia karena pada akhirnya dia akan ketahuan terlambar oleh guru yang ada di dalam sekolah.

Untuk pertama kalinya Heeseung terlambat, ini semua bukan karena dia telat bangun, hanya saja bus yang ditunggu-tunggu terlambat beroperasi. Heeseung hanya bisa pasrah saat guru konseling yang sedang berkeliling memergokinya di gerbang. Guru itu meminta satpam membukakan gerbang. Setelahnya, Heeseung diminta untuk bergabung dengan murid lainnya yang sedang dihukum berkeliling lapangan.

Di sisi lain, Sunoo tengah diinterogasi oleh teman-teman sekelasnya. Saat ini, Sunoo tidak tahu harus membalas apa karena setiap kali berkata jujur, Keum dan yang lainnya tidak mau mempercayai. Jungwon dan Niki juga tak terlihat berpihak padanya. Mereka kebingungan harus mempercayai atau tidak karena sebuah kunci jawaban tersimpan di kolong meja Sunoo.

“Mengaku saja, kau mendapat nilai tinggi karena mencontek, ‘kan?” Keum terus menyudutkannya.

Sunoo menggeleng. “Tidak, aku tidak mencontek.”

“Kalau tidak, kunci jawaban di kertas ini tak aka nada di kolong mejamu!”

“Aku rasa Sunoo berkata jujur, mana mungkin dia mencontek,” bisik Niki pada Jungwon.

“Aku juga berpikir seperti itu,” balas Jungwon.

“Aku tidak pernah mencontek. Kau terus menuduhku, apa itu ulahmu? Bisa saja kau menyimpan kunci jawaban itu di kolong mejaku.” Sunoo terus membela dirinya. Keum yang mendengar itu membulatkan mata. Dia marah. Keum mendorong Sunoo keras hingga Sunoo jatuh ke belakang.

“Kenapa aku melakukan itu?” tanya Keum sembari mendekati Sunoo.

“Karena kau iri padaku!”

“Sialan!”

Bugh!

Semua orang terutama perempuan memekik terkejut karena Keum memukul wajah Sunoo hingga meninggalkan luka sobek di sudut bibir adiknya Heeseung itu.

“Apa yang kau lakukan?! Sudah gila?!” Niki berteriak dan mendorong Keum. Teman-teman Keum yang melihat itu langsung saja menyerang Niki hingga jatuh. Jungwon segera membantunya. Sedangkan Keum, dia meminta teman-temannya mebawa Niki.

***

Bugh!

“Ini hukuman karena kau berani menuduhku!”

Sunoo menyeka sudut bibirnya yang sedikit berdarah. “Aku tau semua ini hanya akal-akalanmu. Kau iri karena aku mendapat nilai seratus.”

“Aku tidak iri! Kau mendapat nilai seratus karena mencontek. Jangan asal menuduhku sialan!!”

Bugh!!

Keum kembali meninju wajah Sunoo hingga membuat Sunoo jatuh terjerembap ke belakang.

Sunoo yakin, wajahnya saat ini sudah benar-benar dipenuhi lebam karena Keum terus meninju wajahnya. Keum berjalan, dia menendang perut Sunoo secara berulang-ulang. Teman-temannya yang melihat itu berusaha menghentikan, namun Keum mengabaikannya.

Brak!

Keum dan teman-temannya menoleh setelah pintu rooftop terbuka. Heeseung membulatkan mata, lalu segera berlari menghampiri Sunoo yang terlihat tidak baik-baik saja.

“Apakah pantas seorang teman menyiksa temannya sendiri sampai seperti itu?” Sunghoon angkat bicara. Heeseung datang bersama dengan ketiga temannya setelah Niki dan Jungwon memberitahu bahwa Sunoo sedang bertengkar.

[✓] PRECIOUS HYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang