#01

1.7K 128 20
                                    

 Aku Jihyo. Park Jihyo, gadis kelahiran tahun 1997 yang memiliki mimpi untuk berjuang bersama teman - temannya di dunia hiburan dan tarik suara malah gagal karena terlambat mengikuti audisi.
Sempat patah hati, akhirnya aku menghempaskan jauh - jauh mimpi itu dan memilih fokus dengan kehidupan saat ini yang menjadi seorang editor dari cover majalah terkenal.

Aku menyudahi mimpi itu, meskipun saat ini dua temanku sukses menyumbangkan suara di beberapa drama membuatku bangga mengakuinya saja. Mungkin satu hal suaraku ini terlalu bagus untuk dijadikan hanya sebagai pengisi ost dan aku terlalu bertalenta untuk masuk ke dalam jajaran mereka. Ya, intinya aku yang paling hebat. Kata orang kalau kita ditolak bisa jadi bukan karena kita tidak mampu tetapi karena kita terlalu hebat! Inilah aku, Jihyo. Sigadis dengan sejuta percaya diri.

" Selamat pagi Neng Jihyoo.." ucapan hangat dari seseorang membuatku memutar malas bola mata dan mendengus kesal. Aku paling tidak suka jika seorang menyapa dengan gaya bicara manja yang dibuat - buat seperti nada menggoda.

" Iya pagi," jawabku ketus sementara pria itu hanya meneguk salivanya sendiri. Ya masa bodolah memang aku peduli!

" Hyo, dipanggil sama Bu Joo tu,"

Aku melotot tajam, ya mungkin bola mataku hampir saja keluar terkejut seperti menonton adegan drama bergenre dewasa. Bu Joo, mendengar namanya saja rasanya sudah seperti membakar pikiranku. Terakhir kali bertemu denga Bu Joo adalah saat aku datang terlambat ke kantor karena macet total di jalan raya. Percuma saja, meskipun meminta maaf berulang kali Bu Joo tetap melaporkanku ke bagian humas.

Untuk sekedar informasi, Bu Joo adalah bagian Human Resource Departement. Seperti yang kalian tau, bahwa dia biasanya mengurus anak - anak yang akan di kirim ke bagian pusat.  Aku sih cuma magang aja disini mungkin beberapa bulan lagi di depak sama Bu Joo yang sudah terkenal garangnya kaya apa. Lebih garang dari kak ros katanya.

" Duh, mau diapain ya.."

Gadis di slot sampingku hanya terkekeh melihat wajahku yang pias seketika.

" Buat salah kali kamu sama Bu Joo. Hati - hati aja nanti di geprek lho sama dia.." kekeh  Mba Eunbi, dia rekan kerjaku. Usianya lebih tua dibandingkan aku, dia sekitar 26 tahunan.

" Mba..jangan nakut - nakutin deh, saya kan karyawan paling berbakti di J'corp ini. Gak sama kaya kalian, karyawan laknat!" Ujarku dengan sedikit nada kekehan sementara Eunbi hanya menatap malas padaku dan kembali pada kubikelnya.

" Ya sudah sana samperin dulu gih," tambah Mark. Ada benarnya juga, entah nanti mau di geprek atau di balado kan itu terserah bu Joo toh tugasnya saat ini hanya menemui wanita yang sudah terkenal akan ucapannya itu.

Aku melangkah dengan mengucapkan mantra - mantra permohonan. Ini memang kebiasaanku suka menggerutu tidak jelas. Aku mengatur ulang napasku, asal tidak ke reset saja nanti bahaya.

' Duh, kok deg - deg an si? Gak mungkin juga kan aku jatuh cinta sama bu Joo?'

Aku mengetuk pintu injector itu dengan pelan. Ini untuk yang ketiga kalinya aku memasuki ruangan Bu Joo selama magang dua bulan disini.

" Masuk.." suara lantang Bu Joo membuatku terkesima melangkahkan kaki menuju meja Bu Joo yang tampak sibuk. Aku meneguk saliva susah payah, jantungku berpacu lebih cepat lagi, ah bukan jatuh cinta tapi kenapa melebihi jatuh cinta?.

" Ibu katanya manggil saya?" Kurang gak sopan apalagi coba aku.

" Ada apa ya bu?" Lanjutku dengan cepat. Kan Jihyo, jaga etika dong!.

Bu Joo menatapku tajam, melepas kacamatanya. Dia memandangiku dari ujung kaki hingga ujung kepala, ah apa ini ajang penilaian? Aku tidak sedang interview kerja kan,? Apa jangan - jangan Bu Joo mulai tertarik padaku? Ah, jangan aku kan wanita normal.

 Playboss [BOSS Kampret]Where stories live. Discover now