0. Prologue

1.8K 135 27
                                    

"Kwon JooHee!"

Pria bernama Taecyeon menatap anak bungsunya tajam, langsung memarahinya di ruang makan. Tiada satu pun bersuara, bahkan yang dua orang yang tertua masih belum bangun dikejutkan oleh pelayan.

JooHee hanya melirik kertas ujiannya, sudah jelas itu angka yang tertinggi, tak mungkin dia mudah mengejar angka yang tertinggi?

80 peratus.

Hanya itu membuat ayahnya marah besar? Menyebalkan, bisik hati JooHee hilang selera makan dimarahi oleh ayahnya sendiri.

"Ada apa denganmu? Apa kau tak bisa membuatku sedikit bangga? Tak seperti yang lainnya? Kau makin lama makin membantah saja!"

JooHee beranjak, tak berniat mendengar omelan dari ayahnya.

Jihyo memandang punggung si bungsu lesu, dia tau tentang adiknya pintar sekali menyembunyikan sikap aslinya.

Taecyeon duduk dengan kesal, berubah seketika melihat Nayeon, Jeongyeon di tempat duduk makan. Hal pertama mereka perhatian adalah si bungsu, tiap kali mereka terlambat, pasti si bungsu akan pergi dulu tanpa niat makan bersama.

"Lagi, abeoji? "

Jeongyeon hanya mampu geleng, sudah menghafal sifat ayahnya. Lalu matanya tertangkap kertas milik adiknya, terangkat alisnya, hanya kerana ini membuat ayahnya marah?

Nayeon hanya diam, memandang kertas dipegangnya, rasanya ada sesuatu janggal di sana. Nayeon terus menatap serius, membuat saudaranya bingung.

Taecyeon menyedari si sulung begitu serius langsung bertanya, "Ada apa?" Nayeon menatapnya, "JooHee dapat markah penuh, tapi ini sepertinya disengajakan."

Taecyeon tak percaya kata anaknya langsung mengambil alih kertas itu, memeriksa satu per satu disana. Hatinya terhenti, Nayeon benar.

Taecyeon hanya diam, merasa bersalah memarahi anaknya tanpa mengecek apapun di kertas itu. Mina beranjak, gadis pendiam itu menarik perhatian mereka, sedikit menyeramkan ketika dia sudah marah.

Akhirnya satu per satu pergi menyisakan dia dan satu anaknya kini tak peduli, langsung ingin menghabiskan makanannya dan tentu itu Momo.

Gadis itu baru saja pulang dari Jepang, langsung makan tanpa mengucapkan sepatah kata kerana dirinya benar-benar lapar saat ini─bahkan tak peduli apa terjadi tadi.

🍞

"Ya! Kwon JooHee!"

JooHee mengutuk dirinya sendiri bagaimana dia bisa lupa jika dia adalah korban bullying dan santai begitu melewati mereka. Gadis Kwon itu membalik, terlihat mereka menyeringai, "Ayo, uangmu─"

Ucapannya langsung berhenti ketika melihat seseorang mereka kenal, Mina. Bahkan di bungsu terkejut, langsung mengubah cepat ekspresinya.

Mereka pergi, tersisa hanya Mina dan JooHee. "Ada apa denganmu? Kenapa kau tak melawan?"

"Abeoji bilang sekolah untuk belajar bukan bertengkar." Jawab JooHee membuat Mina malas mendengarnya. Sedikit menduga, kalo JooHee ini sering berikan uangnya pada pembuli ini.

Mina melihat isi dompet JooHee, lalu berikannya. "Ini sudah kelebihan, ayo laporkan pada gurumu,"

"Tiada gunanya," bantah JooHee serius. Alis Mina berkerut, "Apa maksudmu?" Ekspresi Mina langsung datar, "Jangan bilang satu sekolah membulimu."

Weak ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt