Awal Masalah

1.9K 115 3
                                    

Chaeyoung memandang papan tulis dengan tatapan kosong. Ia menopang dagu dengan satu tangan dan sesekali membaca tulisan kecil dikertas yang ia genggam. Berhembus pelan, dalam lubuk hati yang terdalam dia menyesal bergabung ke permainan konyol yang temannya buat.

Chaeyoung juga bodoh udah tahu temennya kek setan semua eh dia mau mau aja diajak main. Chaeyoung janji semisal dia diajak main permainan aneh lagi, bakalan ditolak mentah-mentah.

Chaeyoung kembali menekuk muka saat mendengar cekikikan dari arah belakang. Ia menarik nafas, menoleh melempar kertas yang ia genggam tepat mengenai wajah salah satu temannya.

"Gue gak mau lanjut!" Chaeyoung menatap tak suka, "Lo waras apa gak sih Je?!"

"Heh anda jangan bawa kata-kata waras disini ya. Kita semua gak ada yang waras dan lo tahu itu." Jeongyeon menutup mulut menahan tawa yang sebentar lagi meledak. Jeongyeon berdehem, menopang kepalanya, "lagipulakan udah disetujui semua pihak yang terlibat dalam permainan. Jadi lo gak bisa protes."

Chaeyoung mendecak tak santai. Enteng banget rahangnya ngomong gitu. Mereka gak tahu aja Chaeyoung udah kalang kabut gara-gara kejadian yang menimpanya tadi malem.

"Udahlah Ceng santai. Masa gak mampu" Dahyun menaik turunkan alisnya. Tawanya tertahan mengingat tulisan di kertas yang Chaeyoung lempar tadi. "Apa lo mau ganti?"

"Ganti apa?"

"Gombali dia..." Dahyun menjeda. "Nanti di ruang guru." Lanjut Tzuyu. Mereka cekikikan melihat Chaeyoung dengan ekspresi wajah tak terima.

Masih dengan posisinya Jeongyeon membaca isi gumpalan kertas. "Besok kan dah selesai, kenapa baru lo permasalahin sekarang. Kemaren lo kemana aja?". Ia menyingkirkan kertasnya, beralih ke Chaeyoung. "Lo diancem? Apa gimana?"

"lebih dari itu!"
Balas Chaeyoung antusias.

Jeongyeon membelalakkan mata kaget, "lo mau dibunuh?!"

Semua murid seketika menoleh ke sumber suara termasuk guru yang menerangkan pelajaran. Chaeyoung meringis, perlahan menghadap kembali ke depan, sedangkan Jeongyeon menutup mulut serta mengalihkan pandangannya.

"Pintunya masih terbuka yaa, kalo mau keluar saya persilahkan."

Chaeyoung dan Jeongyeon spontan menunduk tak berani berkontak mata dengan gurunya. Mereka mengelus dadanya lega saat mendengar gurunya kembali melanjutkan pelajaran yang tertunda.

Chaeyoung menoleh kebelakang dan mengarahkan kepalan tangan ke Jeongyeon. Tapi, bukannya takut Jeongyeon malah mengejeknya dengan juluran lidah. Chaeyoung menatap sengit Jeongyeon sebelum menaruh seluruh atensinya ke depan, meskipun ia tak mengerti tentang apa yang dijelaskan.

___________

Chaeyoung menopang dagu sambil mengaduk-aduk asal minuman miliknya. Ia benar-benar tak selera makan, karena dia masih memikirkan kejadian yang menimpannya tadi malam.

"Jeye gila! Lo ngapain ngejerit gitu tadi, gue kaget anjing!" Sentak Dahyun saat melihat Jeongyeon kembali membawa satu piring Siomay serta es jeruk.

Jeongyeon menaruh makanannya, membalas ucapan Dahyun, "Si Chaeyoung nih, gue gitu gara-gara dia". Jeongyeon menyuap mengunyah siomaynya pelan, "Masa dia diancem Bu Mina kan gak mungkin."

"Sumpah?!" Tzuyu memelotkan matanya kearah Chaeyoung, "Lo diancem?!"

Dahyun ikut menatap Chaeyoung dengan mulut mengunyah.

"Cocot!" Chaeyoung melempar sedotan ke Jeongyeon, menatapnya sengit sebelum beralih ke Tzuyu, "Lo percaya sama dia? Lo percaya sama omongan dusta dia?"

Ending'sWhere stories live. Discover now