Pensi

516 79 4
                                    

Setelah latihan ribuan kali, tiba saatnya Echandra menunjukkan bakatnya sebagai vokalis utama neoband mewakili sekolahnya dalam ajang pentas seni.

Di belakang panggung, Echandra tengah menggosok kedua tangannya.

Dingin

Padahal ini bukan kali pertamanya manggung dan bernyanyi di depan umum.

Di tempat lain, seorang pria kecil tengah berlari sambil matanya memandang ke segala penjuru, sesekali bertanya.

Ruang tunggu peserta di mana ya?

Tidak lain dan tidak bukan, dialah Renja.

Matanya berhasil menangkap sosok Echandra yang tengah gugup itu.

"Chan.. " Panggil Renja dari belakang tubuh Echandra

Echandra membalikkan tubuhnya, menatap Renja lalu tersenyum.

Semudah itu Renja mengambil dunianya, mengusir segala gugupnya, menjauhkan rasa takut dalam dirinya.

"Lo dateng?"

"Padahal lo yang minta, lupa?"

"Cuma nge-test aja sih"

Renja menarik tangan Echandra, menaruh seutas tali yang sudah berbentuk gelang.

"Wish you luck, gue tunggu hasilnya"

Renja tersenyum.

Echandra menatap gelang polos berwarna navy itu.

"Pakein" Ucapnya

"Ha? Pake sendiri"

"Biar gue semakin semangat"

Tanpa debat panjang, Renja memakaikan gelangnya pada Echandra.

Sedangkan yang diturutin tengah nyengir senang sambil menatap Renja.

"Lihat gue paling depan ya?" Pinta Echandra.

"Kenapa? Gue tergantung keramaian"

"Lo kecil, gue gak bisa lihat kalo dibelakang"

"Aish! Bisa gak sehari aja lo gak nyari ribut?"

"Gak bisa, gue suka bikin lo marah. Lo kalo marah imut"

Ucapan Echandra berhasil membuat Renja nge-blush sendiri.

"Apaansi lo chan, udah sana"

"Lo ke sini sama siapa?"

"Sama bang odoy, katanya dia mau liat penampilan lo"

"Wah ngajak tempur, yaudah gue balik ngumpul sama bang Arka ya?"

"Iya chan, gue tunggu. Semangat ya" Ucap Renja dengan senyum paling menawan.

Tanpa sadar Echandra terbawa suasana, meletakkan tangannya di kepala Renja lalu mengusap rambutnya.

"Kalo gue menang, turutin mau gue ya?"

Belum sempat menjawab, Echandra telah pergi meninggalkan Renja sendirian.

Renja langsung kembali menghampiri Odoy, kakak kelas, alumni, dan juga saksi pertemanan Echandra dengan Renja.

"Kecil, sini", ucap Odoy sambil melambaikan tangannya.

Renja hanya bisa geleng-geleng kepala sambil berlari kecil ke arahnya.

"Urutan berapa?"

"Gue lupa nanya, bang"

"Kunaon, kasep. Tanya dong, pacar gue lagi otw nih"

"Loh? Gue jadi gaenak sama pacar lo bang"

"Santai aja, dia mandiri, adaptif, kreatif kek slogan kampus gue"

Whatever, I love you! [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang