Accompany you

943 157 18
                                    

Renja terbangun karena sentuhan Echandra.

"Renja gila, gue kira lo udah gak bernyawa"

"Hm?"

"Gue mau balik, udah diomelin nyokap"

Masih setengah sadar, ucapan orang selalu jujur bukan?

"Gak temenin gue aja? Gue kesepian"

Jawab Renja lalu menarik tangan Echandra, menyelipkan dan menjadikannya bantalan.

Alam bawah sadarnya merasa nyaman namun sedetik kemudian logika dan kesadarannya kembali.

Renja terbangun dengan sempurna, menepis tangan milik Echandra.

"Yaudah kalo mau pulang, buku lo di tas"

"Gue telfon nyokap sebentar"

Echandra pergi ke luar kamar tidur Renja dan berbicara di sana. Sedang Renja merapikan tugasnya yang telah selesai, memasukan bukunya untuk jadwal besok.

Renja hendak ke luar kamar menyusul Echandra, namun yang ingin disusul malah kembali ke kamar.

"Gue numpang mandi sama tidur malam ini"

Renja menatap Echandra penuh tanda tanya.

"Kenapa?"

"Gerah"

"Katanya tadi mau balik?"

"Lo sendirian di rumah"

Renja menyadari kesalahannya, dan dia malu sendiri.

"Gue siapin baju ganti sama handuknya, lo masuk aja nanti gue anterin"

"Jangan lama ya babu"

"Iya babi"

Echandra hendak pergi untuk mandi di kamar mandi tamu di lantai satu, namun Renja menahannya.

"Apa?"

"Mau kemana?"

"Mandi di bawah"

Renja menggeleng, "di sini aja".

Echandra memutar badannya, lalu masuk kamar mandi.

Renja bergegas menuju lemari pakaiannya, mengambil handuk dan juga baju untuk Echandra. Meletakkannya di atas rak tepat di dekat pintu kamar mandi, lalu pergi keluar kamar.

Echandra selesai, dirinya mengintip dari balik pintu, mengambil handuk lalu mengganti pakaiannya.

Setelah beres, dia mencari Renja di luar kamar.

"Renja lo dimana?"

"Gue di bawah siapin makan"

Teriakan kecil menuntun Echandra menghampirinya.

Di dapur, Renja sedang bergelut dengan telur dan nasi dua piring. Terlihat kesusahan, seperti saat itu.

31 Desember

"Udah siap?" Tanya Echandra

"Udah Chan" jawab Renja

Dua orang kini meluncur ke lokasi dimana kelas mereka mengadakan acara tahun baruan.

Saat itu hujan lebih sering turun, Echandra agak menyesal membiarkan Renja berangkat bersamanya menggunakan sepeda motor.

Rencana awal supaya cepat tiba, apalagi di waktu seperti ini. Orang banyak yang dengan sengaja pergi menginap untuk merayakan pergantian tahun.

Sudah ketiga kalinya mereka berdua menepi untuk berteduh.

Renja terlihat pucat dengan kedua tangannya disilangkan di depan dada. Echandra jadi makin merasa bersalah.

Whatever, I love you! [HYUCKREN]Where stories live. Discover now