bersiap untuk berpisah

3.5K 782 265
                                    

Siyeon udah cantik, udah wangi, udah rapi, mau berangkat kampus bareng Eric. Anaknya udah nunggu didepan.

Tangan kanan Siyeon memegang jaket kulit Jeno.

Sebelum pergi dia mau balikin jaket Jeno dulu. Belum sempat dicuci karena yang punya bilang kasi parfume aja tepat sebelum Siyeon jatuh ke alam mimpi.

Pas buka pintu kamar, Siyeon langsung dihantam wajah panik Chaewon yang berujar,

"Siyeon, Jeno ngilang."

Seketika kaki Siyeon lemas.

Maksudnya hilang?

"Maksud lo?" Tanya Siyeon bingung.

"Jeno ga ada dikamarnya, kata Baejin dia ngeliat Jeno keluar jam empat subuh."

Siyeon tertawa mendengar hal tersebut. Kirain ngilang gimana, ternyata cuma pergi dari asrama.

"Yaampun, Won. Mungkin aja dia pergi keluar, kok lo bilangnya ngilang sih."

"Kamarnya kosong, Yeon."

"Hah?"

"Kamar Jeno kosong ga ada barang. Dia beneran pergi dari asrama, ga tau kemana. Lo tau dia kemana? Seingat gue dia ga mungkin pulang ke rumah."

"Dia ga mungkin pergi tanpa ngabarin gue, Won." Kata Siyeon berusaha berpikir positif. Ga mungkin setelah kejadian manis mereka tadi malam Jeno tiba - tiba menghilang.

Kalo benar itu terjadi maka Siyeon bakalan nangis.

Yeji datang menghampiri Chaewon dan Siyeon. Cewe itu kayak mau masuk ke obrolan, tapi takut - takut kalau informasi yang akan dia bocorkan bersifat rahasia.

Tapi bodo amatlah. Dia juga geregetan dari tadi.

"Yeon, gue cuma mau bilang kalo Jeno emang udah berhenti kuliah beberapa hari belakang. Pas gue sama Hyunjin liat alasan dia keluar jurusan karena mau pindah ke kota lain."

Ga nunggu lama Siyeon langsung berlari menuruni anak tangga. Ga mikir dua kali, cewe itu berlari menuju kamar Jeno.

"Jeno brengsek, lo ga mungkin pergi tanpa ngabarin gue kan." Maki Siyeon seraya menaiki tangga koridor kamar cowo.

Pikiran Siyeon masih ga mau percaya omongan Yeji.

Terlalu sulit untuk dipercaya.

Hingga kakinya berhenti didepan kamar Jeno, dia pun mendobrak pintu dengan emosi.

Rasanya, seperti ada sesuatu yang mengantam dada Siyeon keras hingga sesak.

Benar, kamar Jeno kosong.

Ga ada satupun dari barang cowo itu yang tertinggal selain jaket kulit yang masih Siyeon pegang.

Cewe itu tampak kaget, kecewa, dan sedih secara bersamaan.

Perlu beberapa detik untuk mencerna ini semua, hingga Siyeon sadar kalau Jeno benaran pergi, dia pun buru - buru menuruni tangga menuju halaman depan asrama.

Bahkan Haechan yang lagi megang surat mengurungkan niat untuk menyampaikan pesan dari Jeno ke Siyeon.

Siyeon terlihat yang paling berantakan dari hilangnya Jeno pagi itu.

Sampai didepan gerbang, tanpa aba - aba atau sapaan ringan, Siyeon mendorong tubuh Eric keras hingga menghantam mobil cowo itu.

Tentu saja Eric bingung. "Siyeon, kamu kenapa?"

"Brengsek lo! Dimana Jeno!?"

Senyum yang tadi hadir menghiasi wajah langsung luntur saat mendengar nama Jeno.

jeune amour •• 00-01lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang