Sorry for typo's
-
-
-
Satu Minggu setelah keberangkatan Jeno ke London, seminggu itu pula kedua istrinya itu semakin dekat, seperti saat pagi ini misalnya,
Hap
Renjun berjengkit kaget, ia memandang tangan kekar yang sedang melingkar apik di pinggang rampingnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan jaemin. Jeno? Kalian tentu ingat bukan, ia sedang tidak berada di sini saat ini.
"Ehm, Jaem, bisa kau singkirkan tanganmu?"
"Kenapa?"
"Aku merasa risih Jaem" jawab renjun sambil mencoba melepaskan tangan yang sedang melingkar di pinggang rampingnya, yang sialnya tangan itu malah semakin mengerat.
"Kenapa?, Jika Jeno yang melakukan ini kepadamu, kau akan risih juga?" Tanyanya masih terus memeluk tubuh mungil pria rubah itu.
"Tentu tidak, Jeno itu kan suami ku, ah maksudku suami kita" jawabnya sambil sibuk dengan masakannya dan mencoba mengabaikan tangan jaemin yang masih memeluk pinggangnya.
"Lalu? Apa aku harus menikahi mu agar aku selalu bisa memelukmu, hm?" Goda jaemin sambil meniup niup telinga pria rubah itu.
"Apasih Jaem?!" Ucapnya sambil menyikut perut jaemin, yang di sikut tentu mengaduh kesakitan.
Jaemin melepaskan pelukannya dan memegangi perutnya yang sehabis di sikut lelaki mungil itu. "Astaga injunie~, kenapa kau ganas sekali" ucapnya sambil masih terus memegangi perutnya.
"Jangan menggangu ku jaem, aku sedang memasak" Ucapnya tanpa memandang pria kelinci itu.
"Jika kau tidak ingin membantu ku, lebih baik kau duduk dan diam lah" lanjutnya.
Jaemin mendengus sebal, ia berjalan menuju meja makan dan menduduki salah satu kursi di sana. Ia senyum senyum sendiri saat mengingat wajah kesal renjun, pria itu sangat menggemaskan pada saat kesal, tanpa sadar ia terkekeh sendiri.
"Kenapa aku bahagia sekali?, Sebelumnya saat bersama Jeno aku tidak sebahagia ini?, Aku masih pihak bawah kan?, Apa aku menyukai renjunie?" Ia memgusak rambutnya kasar. "Aku ini kenapa?" Gumamnya, tak mungkin kan ia menyukai pria rubah itu?.
"Tidak, aku tidak menyukai nya, itu suka hanya sebatas kasih sayang biasa kan? Kenapa aku masih bertanya!, Tentu saja, iya?, Akhhhh" ia memgusak rambutnya kasar, lagi.
"Kau berbicara pada siapa Jaem?" Tanya renjun heran, karena sedari tadi jaemin berbicara sendiri.
"Sejak kapan kau di sini injunie?" Bukannya menjawab ia malah bertanya balik.
"Aku sudah selesai memasak sejak tadi, jika kau mau makan, kau bisa ambil sendiri, aku malas" jawabnya sambil memakan sarapannya. Ya, sejak Jeno ke London, mereka jarang menghidangkan makanan di meja makan, jika mereka ingin makan, mereka bisa mengambil sendiri.
__________
Setelah sarapan, renjun berniat ingin ke mall bersama Chenle, sepupu nya sekaligus sahabatnya. Ia merasa bosan jika di rumah hanya menonton televisi dan bermain ponsel, dan ya, jangan lupakan pria kelinci yang terus terusan mengganggu nya.
Setelah selesai bersiap siap, ia berniat menelepon sepupu nya itu, kalau ia sudah siap, ya, Chenle akan menjemput nya.
Jaemin yang sedang menonton televisi, melihat renjun yang begitu rapi, hanya mengerutkan keningnya heran.
"Kau mau kemana injunie?" Tanyanya
Renjun menoleh, "aku ingin ke mall bersama Chenle" jawabnya
Jaemin terkejut, jika renjun pergi, tidak akan ada bahan gangguannya lagi, jika ia ikut, ia terlalu malas untuk sekedar berkeliling mall.
"Kau ingin ikut?" Tanya si pria rubah.
"Tidak, aku sedang tidak enak badan" alasannya.
"Kau sakit?!" Tanya renjun heboh. Entah kenapa mendengar kata tidak enak badan yang di lontarkan pria kelinci itu, membuat dirinya sedikit khawatir.
Tiba-tiba ide jahil muncul di otak pria kelinci itu. Entah kenapa, menjahili renjun adalah salah satu hobinya saat ini, bukan karena apa, ia sangat senang jika berdekatan dengan pria manis itu. Oho~ Na jaemin, ada apa dengan dirimu.
"Entahlah injunie, kepelaku rasanya pening sekali" jawabnya sambil berpura pura memegangi kepalanya, dan memejamkan mata nya, layaknya seperti orang benar benar sakit. Pandai sekali kamu berakting Na.
"Ehm, sini biar ku pijatkan kepalamu yang sakit" ucap si manis sambil memijat kepala pria Na itu.
"Di sini saja injunie, temani aku, aku sedang sakit" akting si pria Na sesekali membuka matanya untuk melirik pria Huang.
"Em, baiklah, aku kabari Chenle dulu, jika aku tidak jadi pergi" ucapnya sambil meraih ponsel nya yang terletak di atas meja, dan mengabari Chenle, bahwa ia tidak jadi pergi dengan alasan menjaga si pria Na yang sedang sakit. Awalnya Chenle heran, tapi ia tahu kalau Jeno sedang tidak berada di Korea saat ini.
Jaemin menyeringai senang, lalu menutup matanya kembali memegangi kepalanya yang tidak sakit itu.
Selesai mengabari Chenle, ia kembali memijat kepala pria Na itu.
"Tadi kau masih baik-baik saja jaem, masih sempat mengganggu ku malahan. Kenapa sekarang tiba-tiba sakit?" Tanya nya heran. Jaemin gelagapan,
TBC
______________________________________
Hai💚, di gantung mwuehehe, sengaja, soalnya setiap chapter itu cuman 500-600an kata aja, kadang lebih sih, hehe. Kaget readers nya udh 1k😭, makasih bgt udh yg mau baca cerita gabut aku ini:'), apalagi yg voment. Lanjut egk?.
See you♡.
Janlup voment yaw♡
YOU ARE READING
Change(?) •|Jaemren✓
FantasyAkan kah jaemin yg notabe nya istri kedua jeno tetap pada posisinya sebagai seorang submissive setelah melihat istri pertama jeno? ⚠️BxB ⚠️Jaemren ⚠️Jaemin Dom ⚠️Renjun Sub Jangan salah lapak!
