03 - Hadiah dari Tuhan

226 37 2
                                    

>>> • <<<

Naega neul kkumkkwowatdeon
Sesangeul seonmulhae jun neo
I always wanna be there for you
And I know that you will feel the same

Be There For You - NCT Dream (Renjun, Haechan, Chenle)

>>> • <<<


---- ephemeral ----



Siang hari di jam istirahat pertama. Ghaisan mendapati pesan dari Naufal yang membuat dirinya kesal. Seakan keberadaannya tak di anggap oleh kedua Abang gadungan itu.

Bang Nopal bahenol : Ghaisann adek gadungan abang yang gemesin kek boneka chucky, gue sama Karen duluan ke kantin yang deket pohon kersen.

Hanya mendapati pesan seperti itu, Ghaisan ingin mencakar wajah-wajah tampan kedua Abangnya. Laki-laki itu segera bergegas ke lokasi yang di sebutkan oleh Naufal.

Sesampainya di sana. Ghaisan tak mendapati kedua orang yang di carinya. Tak terlihat batang hidung mereka berdua disana. Ghaisan lantas berdecak. Ia memilih duduk di sana menghilangkan penatnya karena jarak kelas dan kantin ini bisa dikatakan jauh.

Ghaisan lebih memilih membeli sebotol teh pucuk. Lalu meneguknya setengah bagian. Pandangannya beralih pada sosok gadis yang membawa semangkuk mie ayam di tangannya. Gadis itu berjalan tepat di samping Ghaisan duduk.

"Nana?" Ghaisan yang menyadari jika gadis itu yang kemarin-kemarin ia temui, lantas memanggilnya.

Gadis itu tampak menoleh ke arah Ghaisan. Saat menyadarinya, matanya terlihat berbinar ketika bertemu dengan laki-laki itu.

"J-jian?!" Hisana memundurkan langkahnya, lalu mendudukkan dirinya bersebrangan dengan Ghaisan.

"Kok bi- maksud aku, kamu sekolah disini?" tanya Hisana ketika mendapati Ghaisan yang masih terkekeh. Persis kala waktu bertemu di caffe tempat kerja, Ghaisan selalu santai seperti biasanya.

"Iya. Kok nggak pernah ketemu, ya?" Ghaisan menanggapinya dengan kekehan kecil hingga memperlihatkan deretan gigi putih nan rapinya yang terlihat menggemaskan.

Jujur saja, Ghaisan itu menggemaskan jika tersenyum. Hisana berani taruhan untuk itu.

"Aku nggak famous, sih," balas Hisana, kemudian menyuapkan sesendok mie ayam kedalam mulutnya. Ghaisan hanya mengangguk tak ingin lebih mengetahui apapun tentangnya.

"Kamu nggak pernah ngantin, Ji?" tanya Hisana saat mie ayamnya telah ia telan.

Ghaisan menggelengkan kepalanya pelan. "Jauh, tau. Aku kelasnya di bawah, harus naik bukit yang tinggi!" Ghaisan tertawa sampai matanya menyipit. Begitupun dengan Hisana, gadis itu ikut tertawa. Walaupun ini tidak lucu, entah kenapa saat ini dirinya ingin tertawa juga.

"Jadi kalau jajan dimana? Koperasi?"

"Iya."

"Trus, kenapa sekarang kesini?" Hisana kembali melahap mie ayamnya.

"Nyari Abang. Tadi katanya beli mie Ayam, kamu lihat nggak?" tanya Ghaisan. Laki-laki itu celingukan barangkali ada Naufal dan Karen nyempil di gerobak mie ayam.

"Siapa-"

"Bagus, ya kelakuan lo, Ghais. Kita nyariin lo, eh taunya disini malah pacaran!" Kehadiran dua orang laki-laki itu membuat perkataan Hisana terpotong. Ghaisan menoleh ke belakang mendapati Naufal yang di ikuti Karen dari belakang.

Ephemeral | Park JisungWhere stories live. Discover now