+before twelve days

Start from the beginning
                                        

" Sahabat? pasti kamu memilikinya bukan? "

" Ya saya punya, hanya satu tapi itu jauh dari kata cukup. "

" Tapi saya malah meninggalkannya, saat saya pindah ke kanada bersama ayah dan ibu "

" Dan sekarang? Apa sudah bertemu kembali... "

" Sekarang... Dia jadi kakak tiriku "

Dokter lee melongo mendengar jawaban jaemin, wah ia sudah di buat terkejut lebih dari satu kali.

" Kamu tau-"

" Saya tidak tau " Potong jaemin cepat lalu ia tertawa puas telah mengerjai dokter lee.

" Saya belum selesai bicara! " Seru dokter lee tidak terima

" Haha... Iya iya apa? "

" Oke saya ingin bercerita sedikit, saat ayahmu membeli buku diary itu "

Jaemin menatap dokter lee antusias, ia mengerjapkan matanya beberapa kali menunggu dokter lee bercerita.

" Dulu saat ayah mu periksa keadaannya pada saya, dan mengetahui ada penyakit yang sekarang menurun padamu itu, beliau meminta saya untuk mengantarnya membeli sesuatu "

" Saya kira mau beli apa, ternyata hanya membeli buku diary, saya sempat menertawakannya sebab saya pikir dia ingin menulis surat wasiat "

Ucapnya sambil mengingat ngingat kejadian tersebut, ia juga sedikit terkekeh geli saat mengingat wajah kesal ayah jaemin itu.

" Saya juga berpikir jika buku tersebut akan dia gunakan untuk menulis hari harinya... Sangat geli memang jika ia melakukannya, jujur saja saya juga tidak suka menulis keseharian saya dan ayah mu juga begitu "

" Itu akan memalukan jika ada yang membacanya " Lirih jaemin dan dokter lee mengangguk lalu tertawa renyah

Benar benar seperti mark lee, yang akan tertawa terbahak bahak hanya karena hal hal sepele yang bahkan tidak ada lucunya sama sekali, memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

" Di baca sendiri pun saya rasa itu sangat menggelitik " Ucapnya dan kembali tertawa hanya karena kata menggelitik yang ia ucapkan sendiri

Kali ini jaemin juga ikut tertawa, kasihan juga tidak ada yang ikut tertawa, bisa bisa ada yang menganggap seorang dokter lee gila.

Jaemin mengeluarkan ponselnya dari saku hoodienya, lalu melihat jam disana.

" Kanapa? "

" Hng... Saya rasa saya harus segera pulang, saya tidak memiliki izin lebih lama berada di luar "

" Saya tau kamu pasti tidak izin, apalagi sampai mengatakan jika kamu pergi ke rumah sakit " Tebak dokter lee

" Benar. kalau begitu saya pamit, terimakasih atas cerita tentang ayah saya "

" Jangan patah semangat, jadikan semangat dua belas hari itu, jangan sampai kamu menyia-nyiakan sisa waktu mu " Ucapnya seraya menepuk bahu jaemin pelan.

" Jangan biarkan penyakit itu, setidaknya cek up rutin ke rumah sakit untuk berkonsultasi mengenai penyakitmu, jika ada apa apa bilang " Ujarnya lagi

Jaemin mengangguk mengerti, walaupun ia juga sedikit ragu jika harus bulak balik rumah sakit, takut jika jeno akan tau tentang hal ini walaupun memang pada akhirnya juga akan tau.

" Terimakasih " Ucap jaemin sebelum ia benar benar pergi meninggalkan dokter lee.

Haiii

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Haiii

Udah ya? Cukupkan bonchapnya?
Kurang? Mau bonchap lagi?

Nah kan aku jadi kepikiran bikin satu bonchap lagi ʅʕ•ᴥ•ʔʃ

Goodbye everyone ♡´・ᴗ・'
Say goodbye to sal! ʕ•ₒ•ʔʅʕ•ᴥ•ʔʃʕ ﹷ ᴥ ﹷʔ

Yups panggil aja aku sal!

Makasih banyak semuanya!
Jangan lupa untuk selalu memberi vote sama komen!

introvert •jeno & jaemin Where stories live. Discover now