+before twelve days

Start from the beginning
                                        

" Tapi ayahmu berhasil saya luluhkan, dia mau mengikuti pengobatan, tapi dia tidak mau jika saya yang mengobatinya " Ujar dokter lee

Jaemin mengerutkan keningnya lantas ia bertanya " Kenapa? "

" Karena dia tidak mau membuat saya merasa diri saya telah gagal menjadi seorang dokter, jika saja saya tak bisa menyembuhkannya "

" Ah... Jadi itu sebabnya ayah memilih pergi ke luar negeri? "

" Iya... Bahkan saya tidak tahu dia nekad pergi jauh "

" Dia hanya mengatakan jika dia akan kembali jika sudah sembuh, tapi nyatanya... Dia malah pergi semakin jauh " Lirih dokter lee

Jaemin menunduk, sungguh ia tak bisa dengan pembicaraan yang amat sangat sensitif baginya, bisa bisa tangisnya pacah saat ini juga.

" Maaf, mungkin topik ini terlalu sensitif bagi mu "

" Tak apa, lagi pula saya tidak banyak mengenal sosok ayah saya, beliau memang sangat dekat dengan saya sebagaimana ayah dan anak "

" Ayah mu tidak begitu menutupi sifat dan perilaku aslinya, tidak beda jauh dengan apa yang kamu kenal, dan apa yang kamu lihat... " Jelasnya

Jaemin terdiam mendengarkan cerita sosok ayahnya dari sahabat ayahnya itu, ia pikir memang banyak sekali yang tidak ia katahui tentang sosok ayahnya itu.

" Ah ya... Apakah kamu masih menyimpan buku diary yang dulu pernah di beri ayahmu? " Tanya dokter lee, sesaat keduanya terdiam sebentar.

" Hm.. Buku yang bercover biru dan putih itu? " Tanyanya

" Nah iya itu! "

" Ada... Tapi sama sekali belum di isi "

" Ah ternyata kamu masi menyimpannya ya? Dulu ayah mu mengadu pada saya, jika kamu tidak menerima buku tersebut dengan alasan malu dan kata mu itu seperti anak perempuan "

Jaemin terkekeh pelan karena malu sekaligus ada rasa penyesalan karena ayahnya hanya melihat wajah penuh kesal dan ter kesan terpaksa.

" Ya... Aku hanya menyimpannya, karena sampai sekarang pun pikiran ku masi sama, karena aku pun bukan seseorang yang bisa mengungkapkan isi hati dengan cara menulis " Ungkap jaemin

Dokter lee mengangguk mengerti, ya iya pikir jaemin mungkin tipe orang yang akan mengungkapkannya secara langsung pada siapapun orang yang dekat dengannya.

" Tapi... Aku pun bukan seseorang yang akan mengungkapkannya secara langsung, entah itu tentang isi hati ku atau pun kekesalanku " Ucapnya lirih

Dokter lee tentu saja terkejut dengan pengakuan jaemin.

" Wah... Benarkah?! Saya pikir kamu akan mengungkapkannya secara langsung "

" Saya tidak memiliki banyak keberanian untuk itu, entah pada orang yang dekat pada saya atau pada orang yang saya tidak kenal "

" Hanya ayah... " Cicit jaemin pelan namun masi bisa di dengar oleh dokter lee.

" Saya tidak percaya pada siapapun itu, karena orang yang saya percaya sekalipun kini sudah tidak ada, dan saya tak bisa mengungkapkan isi hati saya pada siapa siapa lagi sekarang "

introvert •jeno & jaemin Where stories live. Discover now