rain, cat and you - 젱승

1.1K 103 17
                                    

"Meong, meong..,"

Suara eongan kucing yang lirih menyapa indera pendengaran seorang lelaki berpayung ungu. Di tengah derasnya hujan, ia melirik ke sana ke mari untuk mencari keberadaan sang kucing.

"Yaampun, mpus.." ujarnya segera setelah menemukan segumpal makhluk berbulu di dalam selokan depan kampusnya. Kucing itu nampak menggemaskan, dengan wujud kecil dan mungil. Hanya saja, bulunya dilumuri warna hitam dari air selokan yang kotor.

Tanpa pikir panjang, lelaki itu, Heeseung namanya, mengapit gagang payungnya di perpotongan antara leher dan bahunya. Mengangkat si kucing dengan tangannya kemudian. "Cup, cup, cup.." katanya sembari mengelus kucing tersebut.

Heeseung melepas almamater yang membalut tubuhnya lalu melampirkannya pada si kucing sampai terselimuti seluruh badannya dan menyisakan hanya kepala yang mencuat ke luar. Ia memperbaiki gendongannya menjadi lebih nyaman dan memegang payung menggunakan tangan yang kosong sebelum kembali berdiri.

Kakinya melangkah secara otomatis untuk kembali ke dalam kampus- lebih tepatnya, ke parkiran kampus. Ia menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi sehari-harinya. Belum sampai ia di parkiran kampus, ia melihat sebuah figur yang familiar tengah berdiri, nampak meneduh di halte bus seberang. Namun, hujan deras menghalangi pandangannya.

"Ah, udah, lah. Paling gak kenal juga sama itu orang," monolognya.

Sesampainya di parkiran, Heeseung tidak langsung melajukan motornya. Melainkan, meneduh dan menunggu hingga hujannya sedikit mereda. Karena ia tidak membawa jas hujan, pun, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kucing di gendongannya.

Lima menit... Sepuluh menit... Hingga kurang lebih dua puluh menit Heeseung menunggu hujan reda. Ia melangkahkan kaki menuju tempat motornya diparkir dan duduk di atasnya. Dengan payung yang sudah terlipat dan dimasukkan ke dalam Bagasi sebelumnya.

Kucing yang diselimuti almamater milik Heeseung masih nyaman akan kehangatan yang diciptakan oleh kain berwana biru tua itu. Bagian lengan almamater itu Heeseung lampirkan dan ikatkan di belakang tubuhnya. Ia mengenakan helmnya sebelum melaju dan mulai menjauhi area kampus.

Heeseung tiba di animal shelter terdekat, sekaligus yang sering ia kunjungi. Menjadi seorang cat holic sejak lama membuat Heeseung hapal dan terbiasa mengenai dunia perkucingan. Bahkan, pekerja di sana bisa dibilang berhubungan dekat dengannya.

Heeseung membuka pintu animal shelter itu yang menyebabkan lonceng di atasnya otomatis berbunyi. Rangkaian kejadian tersebut membuahkan senyum dan sapaan hangat dari sang resepsionis.

"Heedungieee," panggilnya heboh.

"Hai, Sunoo! Gimana kabar kamu? Masih langganan putus nyambung sama pacarmu yang oke itu?" Candaan menjadi kalimat pertama yang terlontar dari Heeseung.

"Datang-datang udah ngeledek aja, ya. Kamu, tuh!" Dengan nada kesal yang dibuat-buat, Sunoo merespon. "Lumayan lama kamu gak ke sini, tumben. Biasanya seminggu dua kali. Udah punya pacar, ya?"

"Mana ada," ada orang lain yang menginterupsi percakapan antara Heeseung dan Sunoo yang membuat keduanya menoleh ke arah sumber suara. "Heeseung, tuh, di kepala dan hatinya cuma ada kucing, kucing, kucing. Bisa-bisa dia nikahnya sama kucing bukan sama manusia."

"Kurang ajar kamu, Won! Gini-gini aku juga punya crush, tau," elak Heeseung.

"Siapa? Cowok koreamu lagi?" Ini Jungwon yang bertanya. Pertanyaannya pun hanya dibalas sepatah 'hehe' dari Heeseung.

"Ssst, udah. Aku ke sini bukan mau bahas pacar. Nih," ujarnya sembari menyodorkan kucing yang terbungkus almamater di pelukannya. "Aku nemu di got pas hujan tadi. Kasian banget, kan... Padahal lucu begini."

felicity ; all x heeseungWhere stories live. Discover now