16

4.8K 347 7
                                    

Beberapa hari lalu jasad pria dewasa ditemukan mengapung di sungai Han. Kondisi jasad yang membusuk, kembung nyaris hancur seluruh kulitnya, dan beberapa luka tembakan pada organ tubuh yang ternganga. Mengenaskan sekali.

Sebuah investigasi di lakukan. Diperkirakan korban adalah penghuni salah satu apartemen mewah di kawasan pinggir sungai Han. Hingga polisi dan beberapa detektif menggeledah dan melanjutkan investigasi di apartemen mewah milik korban.

Kondisi Apartemen mewah itu begitu bersih. Rapih. Seolah tak terjadi apa-apa di tempat itu sebelum kematian korban.

Tapi salah seorang detektif muda dengan marga Min. Ia menampakkan sebuah senyum bangga atas diri sendiri. Mampu menemukan sebuah clue meski itu begitu kecil nyaris tak terlihat dan tak terbaca oleh mata begitu saja. Detektif Min memang dikenal sebagai detektif yang cara kerjanya sangat bagus. Banyak orang menggunakannya untuk mengungkap banyak rahasia besar.

Seperti tetesan darah yang telah mengering. Sudah berubah menjadi kecoklatan. Noda itu menempel pada salah satu botol sabun cair yang ada di rak dinding.

"Keluarkan cairan Luminol!" Perintah pria Min itu pada asisten yang setia mengikuti dari belakang. Dengan gesit pula pria di belakangnya mengeluarkan botol semprotan yang berisi cairan Luminol.

Senyawa dengan rumus kimia C8H7N3O2 itu di semprotkan hampir menyeluruh pada permukaan lantai, dinding hingga peralatan mandi yang ada.

Tak butuh waktu lama. Senyawa kimia itu bereaksi dengan atom besi yang ada pada hemoglobin, menimbulkan cahaya pendar kebiruan. Tampak jelas dalam kondisi lampu kamar mandi yang dimatikan. Tidak di seluruh permukaan. Hanya di beberapa bagian. Jelas sangat membantu. Itu artinya tragedi pembunuhan berdarah itu terjadi di sana. Hanya saja pelaku mencoba menghilangkan jejak dengan menghapus bekas darah. Tapi Luminol itu sangat membantu. Masih bisa berekasi dengan sisa dari bercak darah yang dihilangkan.

Detektif Min mengambil gambar sebagai bukti ivestigasi. Berharap segalanya mampu membongkar fakta pembunuhan yang terjadi.

Siapa pelaku dari pembunuhan? Tidak lain dan tidak bukan adalah Choi Jimin. Itu pekerjaannya.

Tapi bisakah polisi dan detektif menemukan Jimin sebagai pelaku? Bisa iya, bisa pula tidak. Jimin terlampau cerdik, dirinya akan menjadikan orang lain sebagai alibi. Tidak mudah untuk menangkapnya. Berdoalah semoga detektif Min tidak lebih cerdik dari pembunuh bernama Jimin itu.

***
Sementara investigasi kasus pembunuhan sedang terus berjalan. Pemuda berusia 26 tahun itu kembali menginjak lantai gedung TripleX. Berjalan dengan setelan jas hitam yang menempel sempurna pada tubuh. Terlihat bak bagsawan berdompet tebal. Penampilan yang jauh sangat berbeda dengan tipe Jimin yang lebih pada kata urak-urakan.

Banyak mata yang melirik. Tertarik. Menggoda. Ya, begitula kehidupan malam di tempat itu. Banyak wanita dengan suka rela menyerahkan tubuh pada orang-orang yang di anggap berkelas. Terlebih lagi dengan pesona seorang Jimin yang menawan, rupawan. Tampan yang mampu menghancurkan dunia.

Beberapa gadis sempat mendekati Jimin. Menawarkan diri untuk menemani malam. Sengaja menggoda dengan pakaian yang nyaris terbuka.

Malam ini biarlah Jimin seperti menjilat ludah sendiri. Apapun itu demi Heejin. Jimin yang tak pernah ingin menggunakan nama keluarga. Malam ini ia akan mengakui jika ia adalah putra pewaris grup Choi yang memiliki banyak kuasa. Siapa yang berani melawan grup Choi?

Semerbak wangi Musk menusuk hidung banyak orang yang ada di lantai dansa. Jimin hanya lewat. Tapi semua mata tertuju padanya. Luar biasa memang.

"Hai, Tuan. Ingin bersenang-senang?" seorang wanita cantik dengan dress hitam yang panjangnya hanya menutupi setengah paha, sintal dan menggoda. Jika laki-laki lain pastilah akan tergoda. Untuk Jimin, pria itu tak tertarik. Sedikitpun tak tertarik.

"Menjauhlah dariku!" Berbeda dari biasanya, terkesan begitu dingin dan jijik. Jimin mengusir wanita tersebut dari hadapannya.

Seorang pria setengah menunduk datang menghampiri Jimin. Meminta maaf atas kesalahan yang tak di perbuatnya. Meminta maaf atas ketidak nyamanan Jimin yang merasa risih dihampiri wanita kupu-kupu yang ada disana.

"Maafkan mereka, Tuan. Mereka tidak tahu kalau Tuan adalah tamu tetap. Mereka orang-orang baru. Sekali lagi maaf!"

"Tidak masalah."

Jimin bukan sekali atau dua kali datang ke TripleX. Ia adalah tamu tetap yang selalu menyewa kelas VIP. Tak banyak yang tahu itu. Karena biasanya Jimin hanya datang dengan pakaian biasa.

"Apa yang Tuan butuhkan malam ini? Wine terbaik? Atau yang lainnya?"

"Tidak. Aku tidak perlu minumya."

"Lalu?"

"Bawakan wanita bernama Jung Nayeon padaku!"

Terkejut. Tak percaya. Jelas terpancar di wajah pria berusia 45 tahun itu. Untuk apa Jimin mencari istrinya?

"Ma-maaf, Tuan. Tapi kenapa Tuan mencari istri saya?"

"Bawakan dia untukku! Dan aku perlu bicara pada kalian berdua."

"Baiklah, Tuan." Tanpa penolakan. Entah apa yang Jimin perbuat? Bahkan ia hanya meminta bertemu.

***
"Kembalikan anak kecil yang kalian culik semalam pada ibunya!" Jika dua orang dihadapannya tidak mengerti ini adalah sebuah perintah. Jimin tak segan bermain dengan Revolvernya.

Jung Nayeon jelas tidak suka. Memangnya siapa Jimin? Beraninya dia memerintah. Pun sama dengan suaminya.

"Tidak ada yang berniat bersuara?" Jimin mengeluarkan dua benda. Menaruhnya ke atas meja di hadapan mereka. Yang satu Revolver dan satu lagi adalah kartu nama.

Membelalak kaget melihat Jimin yang mengeluarkan Revolver. Dan bertanya dalam hati apa guna kartu nama itu?


LOVE
Author: Ameera Limz

LIKE HEROIN [TAMAT - AKAN SEGERA CETAK]Where stories live. Discover now