chapter 1

18.3K 1.5K 31
                                    

"Eunghh..."

"Aww, sttt kepala gue sakit. Gue dimana? terus ini ngapain segala ada selang di hidung gue,bisa-bisa nggak bisa nafas nih gue, gue ini ada di surga ya?tapi kok kalo di surga ada peralatan rumah sakit? " Gumam Zahra dengan memegang hidungnya yang tersumbat oleh selang oksigen. Saat ini pemikirannya hanya satu yaitu binggung.

"Hello epribadeeh, apa ada orang disini, kalo ada kesini dongg gue haus nihh,lihat princess dari kawanan dugong udah bangun,kalo nggak ada yang jawab berarti gue fiks ya di surga,
. Please mata gue rabun,permisi ada orang " ketus Zahra berteriak memanggil seseorang dari ruang rawat inap nya, Teriakan-teriakan dari Zahra itu tambah keras sampai terdengar di luar ruangannya yang membuat semua orang mengalihkan pandangannya pada ruangannya.

setelah mendengar teriakan Zahra yang seperti toa, sepasang dua paruh baya mulai masuk ke dalam ruangan inap Zahra dan melihat keadaan Zahra kali ini.

" anak mommy udah bangun, gimana keadaan kamu?mana yang sakit?maafin mommy ya,karena teledor ngurusin kamu nya,kamu ya juga sih pake segala nyemplung ke danau lagi, mommy kan jadi khawatir " omel Rina dengan nada lembut nya sembari memegangi semua tubuh Zahra

" Eitt.. Tante mohon maaf, walaupun saya ini udah di surga tapi tidaklah baik jika tante memegang semua tubuh saya, terus ini bapak siapa?" Bingung Zahra memeluk dirinya sendiri menatap seorang pria paruh baya di hadapannya.

Pikiran Zahra saat ini teringat akan hal negatif, ia teringat pernah membaca novel poligami di ponselnya. Zahra membulatkan kedua bola matanya kaget.

" Heh.. Om, Tante. Jangan-jangan kalian mau bayar gue ya buat penghasil seorang anak serbuk berlian dari rahim saya? Aduh om udah punya bini cantik juga pake mau beli rahim orang lagian. Saya masih muda om belum cukup umorr" Bela Zahra makin erat memeluk tubuhnya.

Xavier yang melihat tingkah laku putrinya hanya bisa bergeleng. " Anak kamu gila tuh, udah saya bilangin kalo kamu tolongin dia pasti jadinya kaya gini. Nanti kalo udah gangguan jiwa kaya gini siapa yang mau ngurus? " Kata Xavier kepada Arina, Arina hanya menundukan kepalanya dan mendekati Zahra. Ia menjintak jidat bak lapangan basket itu.

" Ckplakk! "

" Ini baru satu jari loh, bayangkan kalo dua, nggak tambah lebar itu jidat. Udah ah jangan bikin khawatir mommy ini yang ngelahirin kamu sedangkan kalo yang di sebelah kamu ini papa kamu, " Jawab panjang lebar Arina, membuat Zahra memekik kaget.

" Mama saya loh Janda, mama saya juga nggak semontok tante, mama saya kulitnya sawo mateng kalo yang di depan saya ini namanaya sugar mommy " Celetuk Zahra membuat Arina menyapit hidung baru milik Zahra dengan jari tengahnya dan juga jari telunjuk.

" Kamu beneran nggak tau mommy? " Tanya Arina mulai meresapi dengan pikirannya yang ambur adul saat ini.

Transmigrasi Az-Zahra  ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang