9

215 14 0
                                    

Suatu hari,

Mozi sedang makan sandwich kesukaannya di halaman belakang sekolah. Dia memakan sandwich itu dengan tenang, sampai tiba-tiba ada suara anjing menggonggong, eh maksudnya suara seseorang mengagetkannya.

"Oi nyet, lo kan pinter gitar, gua mau bikin video pas lo main gitar, terus gua post di akun youtube nya Jesi, biar terkenal!", jalangkung atau si Brian datang menghampiri Mozi.

"Gua g punya gitar."

"Tenang aja, santuy, udah gua pinjemin punya anaknya pak camat."

"Lah bukannya anaknya pak camat tu lo?"

"Hah? Bukanlah, gua mah udh jadi anaknya bapak-bapak punya resto, udah naik level bro~"

"Hilih, yodah gua mau, itung-itung jadi terkenal."

"Yok ke rooftop sekolah, udah ada Ethan sama Zevin disana."

Mozi dan Brian pun pergi menuju rooftop. Sesampainya di rooftop, mereka langsung menyiapkan gitar dan kamera, lalu melakukan take pertama.

"Woi....,"
"Napa jadi ukulele gini?,"
"MAKSUD LO APA?!", yap, gitar yang dimaksud adalah ukulele. Mozi yang daritadi mencoba sabar, udah mulai kehilangan kegigihannya.

"Udah udah, pak camat punya nya itu, gausah protes, gitar di kafe lo kemahalan buat di sewa", balas Ethan yang lagi sibuk ngefoto Mozi pake ponselnya.

"TERUS GUA MAIN LAGU APAAN KALO GINI? POK AME-AME?"

"iya udah lagu itu aja yang gampang", Brian duduk didekat Mozi dan menarik Zevin juga Ethan untuk duduk disampingnya.

"POK AME-AME, BELALANG KUPU-KUPU,"

trung trung! Tak trung trung!

"SIANG MAKAN TEMAN, KALO MALAM MINUM....,"

creng creng creng creng!, suara ukulele bertubi-tubi kaya suara drum yang suka jadi backsound kalo nunggu pemilihan antara istri dan sang pelakor, dimainkan oleh Mozi si orang depresi dengan wajah tertekan kaya nahan berak karena kelakuan temen-temennya yang ga ada manis-manisnya.

"MINUM ASI~!", serempak ketiga orang kecuali Mozi menyanyikan lirik terakhir dan sibuk bertepuk tangan sambil bersorak.

meanwhile Mozi yang lagi julid dalam hati,

'habis ini gua mau ngatur di tanggalan kapan mau percobaan bunuh diri, titik.', Mozi rest in peace.

Dengan bangga, Brian berdiri dan mengambil kamera itu sambil mengecek video mereka.
"Bagus-bagus, kita berhasil mengeluarkan pendapat bahwa ASI adalah kualitas yang terbaik! Selamat kawan-kawanku", Brian.

"BODO AMAT, GUA SUMPAHIN LO KENA KARMA AKABANE, BUKAN, KARMA ASLI. DAHLAH, GUA MAU KE PAK CAMAT, MAU SUNGKEM!", Mozi cabut dari sana sambil membawa ukulele punya anaknya pak camat.

"Eh Mo, gua ngikut~!", Ethan mengekor dibelakang Mozi sambil merangkulnya berjalan.

Brian dan Zevin hanya mengangguk dan kembali melihat video mereka. Tiba-tiba karma datang,
"Wih gua keliatan keren disini, macem bapak-bapak pebisnis lagi dangdutan eh—", ucapan Brian terpotong karena melihat lalat yang terbang kesana kemari di depannya. Dengan fokus ia mengikuti lalat itu terbang hingga lalat itu hinggap di lantai rooftop. Brian mengambil aba-aba lalu menampol lalat itu.

Brakk!

Loh, kok brakk? Iya bener, bukan efek suaranya yang pusing kok.

Brian memukul lalat itu menggunakan kamera yang sedang ia bawa. Suasana pun menjadi hening, Zevin hanya bisa spechless dengan jiwa yang ga balik-balik ke tubuhnya. Sedangkan Brian hanya ketawa canggung karena baru inget kalo itu kamera masih nyicil di toko sebelah rumah.

"Mampus gua", Brian kena karma.

[✓] Nano-nano 19 daysOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz