chapter 15. (end)

Start from the beginning
                                        

Jaemin ingin tersenyum namun sayang alat yang menempel pada mulutnya itu, membuatnya tak bisa menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum.

" Ada yang sakit? Apa perlu aku panggilkan dokter lee? " Tanyanya namun jaemin menggelengkan kepalanya

" Ah baiklah, benar tak apa apa? " Jaemin mengangguk meskipun rasanya semua tubuhnya sakit dan agak susah digerakan.

Jaemin menunjuk sebuah papan yang terdapat kertas juga pulpen, jeno menoleh kearah yang ditunjuk jaemin lalu mengambilkannya

Sebuah alat menulis yang dokter lee siapkan jika jaemin sudah bangun, sebab jaemin belum bisa berbicara karena alat yang menempel pada mulutnya.

Jaemin berusaha menulis sesuatu pesan yang ia ingin sampaikan pada jeno.

" Selamat, atas kemenangannya! "

Jeno tersenyum lalu mengangguk

" Tapi.... Aku tidak begitu senang "

Jaemin menatap jeno, tatapannya seakan bertanya 'kenapa'

" Karena tidak ada kamu disana, dan karena aku yang juga tak ada di sisimu saat kamu sakit " Ungkapnya, jika tak ada alat di mulutnya jaemin akan tersenyum dan tak akan memudarkan seyumannya.

Jaemin kembali menulis, dengan serius.

Namun saat tengah serius, nyeri dada kembali menyerangnya saat ia mencoba menarik nafas, namun sebisa mungkin untuk terlihat baik baik saja.

Jeno menatap jaemin panik, kala air mata meluncur bebas dari mata jaemin.

" Kamu baik baik saja kan? Katakan apa yang kamu rasakan, ah tidak... Tulis. Jaemin-ah... " Ucapnya

Jaemin menggelengkan kepalanya dengan air mata keluar semakin deras.

Kepalanya berdenyut sakit, dadanya juga sakit semakin meronta ronta.

Jaemin menggenggam tangan jeno erat karena tak tahan dengan rasa sakit.

Jaemin juga menyodorkan kertas itu pada jeno.

Jeno mulai membacanya, air matanya juga ikut turun begitu saja.

jeno menggelengkan kepalanya pelan, lalu menoleh kearah jaemin, menatap jaemin lekat

" Aku panggilkan dokter lee, tunggu sebentar! Bertahanlah... Kamu kuat " Ucapnya seraya beranjak dari duduknya namun jaemin nemahannya hingga jeno kembali duduk, jeno menggenggam tangan jaemin dengan tangis yang maraung raung

" Aku tak mau ditinggal lagi... Tolong, ayo bertahan " Ucapnya disela sela tangisannya

Tangan jaemin terulur untuk menghapus air mata jeno, walaupun air matanya juga meluncur deras.

Tak lama kemudian tubuhnya mengejang, matanya mulai menutup kembali

" Tidak jaemin-ah! Jangan tidur jangan tutup matamu! " Teriak jeno histeris dengan panik ia menekan tombol darurat secara beruntal

Tangan jaemin yang masi jeno genggam perlahan merengangkan genggamannya pada tangan jeno.

" JAEMIN! KAMU DENGAR AKU? NA JAEMIN KUMOHON JANGAN TUTUP MATAMU! " teriak jeno dengan menangis histeris saat mata jaemin benar benar tertutup rapat

Bersamaan dengan bunyi nyaring dari monitor detak jantung, yang kini hanya terdapat garis lurus membentang disana.

Dokter lee datang bersama beberapa susuter, dokter lee mematung kala melihat monitor hanya menunjukan garis lurus membentang.

" Selamat jalan... " Lirihnya

" Dokter... Jaemin tidak pergikan? " Tanya jeno, dokter lee tersenyum bersamaan dengan air mata yang meluncur, ia menghampiri jeno lalu memeluknya erat.

" Sudah... Dia sudah pergi " Lirihnya tangis jeno kembali meraung raung.

" Aku benci mengatakan ini... Tapi–"

Jeno melepas pelukannya lalu kembali menatap jaemin, dan mendekat ke kuping jaemin

" Selamat jalan... Jangan lupa untuk datang ke mimpi ku, aku tak mau lagi mendengar kamu kesakitan " Bisiknya

" Selamat jalan sahabat... Sekarang kamu benar benar pergi meninggalkan aku, dan tak akan pernah kembali " Lirihnya

" Hyung menyayangi mu "

Jeno mencium kening jaemin lama setelah mengucapkan salam perpisahan pada sahabat sekaligus adik tirinya itu.

Dari ku nana
Untuk mu hyung...

Aku ingin berkata jujur padamu,
tapi ini terlalu terlambat bukan?
Hari ini adalah hari terakhir ku, aku ingat, ah... Aku menyia nyiakan satu hari penuh dengan tertidur, iya kan?

Terimakasih sudah mau menerimaku kembali dengan apa yang telah aku lakukan, aku pergi meninggalkan mu beberapa tahun yang lalu.

Dan sekarang aku harus kembali pergi, untuk selama lamanya.
Aku akan bertemu ayah, dan ibu mu aku akan menyampaikan salam mu pada ibu mu.

Sampai jumpa lagi dikehidupan selanjutnya?

Kejar impian mu, aku ingin melihatmu sukses nanti! Jika kamu merindukan ku, lihatlah bintang, diantara bintang bintang di langit malam yang gelap ada aku.

*End*

Akhirnya end juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akhirnya end juga...

Hm... Gimana? Maaf ya ini terlalu singkat, tapi emang aku udah rencanain ini.

Makasih ya semuanya, yang udah vote, komen, dan selalu tunggu cerita ini update.

Aku tau ko... Cerita ini emang ga terlalu nyambung sama judulnya, jadi maaf ya? Maaf atas kesalahan aku yang ga pikir lebih lanjut lagi tentang judul dan alur ceritanya.

Btw jangan lupa streaming mv hello future ya...

See you
2 chapter lagi...

End 28-juni-2021

introvert •jeno & jaemin Where stories live. Discover now