Pacar 2

472 60 4
                                    


Halooo selamat malam Jumat



ada yang masih nunggu book ini lanjut?

ini lanjutan cerita sebelum nya edisi pacar


Dan sebagian part ini menceritakan pov renjun,apa yang sebenarnya renjun rasain semua ada dipart ini.










Happy Reading ✨























































*Renjun Pov ON*

Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat, tak terasa sudah sebulan sejak kejadian seseorang meninggalkan ku pergi ke tempat yang tidak ku ketahui dimana. Seseorang yang sekarang entah dimana. Meninggalkan sejuta perasaan sesal dan hampa.







Aku menatap sendu ke arah langit, memikirkan bagaimana dulu aku memperlakukan nya, bagaimana bodohnya aku, bodoh sekali menjadikan dia sebagai pelampiasan perasaan ku sendiri. Bodoh sekali aku selalu menolak perasaan hangat dan nyaman yang timpul dihatiku saat berada di dekatnya. Dan selalu di bawah bayangan masa lalu, masa lalu bersama seseorang yang sudah tenang di alam sana.









" (y/n).....Kamu yang telah mengenalkan ku pada cinta untuk kedua kalinya, menumbuhkan perasaan yang ada menjadi lebih besar dari yang aku bayangkan. Lalu, kamu pergi dan hanya menyisakan bayang-bayang saja." aku menundukkan wajahku.








"Mina... Aku bodoh sekali ya, menyia-nyiakan orang yang tulus mencintaiku hanya karena aku merasa bersalah kepadamu, hanya karena aku masih berada pada bayangan-bayangan dirimu. Jujur aku merasa bersalah kepadamu, andai waktu itu aku memegang erat tangan mu, andai waktu itu aku tidak lalai menjaga mu, andai... hiks...m-maafkan ak-aku Mina...."







Pertahanan ku hancur, air mataku mengalir deras. Perasaan sesak menghimpit jantungku, memori itu kembali menghiasi otakku.








Aku merutuki kebodohan ku karena gagal menjaga orang yang ku sayangi. Aku gagal dan aku tidak mau mengulang kesalahanku itu.








Pintu kamarku terbuka, aku tahu itu, tetapi enggan rasanya untuk menengok.








" Renjun..." Aku kenal suara ini. Suara orang yang selalu menemaniku, orang-orang terdekatku, ketiga sahabatku.






"Renjun...Lo harus turun, udah seminggu Lo cuma berdiam diri dikamar, orang tua lo khawatir." seorang dari mereka menepuk pundak ku pelan.







"Gue tahu lo sedih, Gue ngerti perasaan lo sekarang. Tapi lo juga nggak boleh kaya gini terus-menerus. Kehilangan orang yang kita sayangi bukan berarti membuat hidup kita jadi berakhir. Daripada menyimpan luka sendiri, lebih baik lo kasih sebagian luka di hati lo buat kita. Kita siap dengerin semua keluh kesah yang sedang lo alamin."








Aku menatap mereka sendu." Jen,Min,Chan....Gue bodoh banget ya, andai dulu ngga lalai menjaga Mina, andai bisa menjaganya lebih baik,an----"








"Hey......Sudahlah Jun, Itu semua bukan salah lo. Itu semua memang sudah takdir. Jangan terus-terusan menyalahkan diri sendiri cuma karena lo sedang bersamanya saat itu. Bukan salah lo Renjun." Jeno menepuk-nepuk punggungku, berusaha menenangkan.











Renjun AsWhere stories live. Discover now