Agil tidak sengaja melintasi mading FISIP ia melihat pengumuman jika FISIP akan mengadakan pentas musik malam nanti, saat itu juga Agil berlari menuju FKG mencari keberadaan Mona, setelah lama mencari Mona Agil mendapati perempuan itu di taman dengan raut muka yang tak berubah sama sekali bahkan tambah masam.

"Kita pergi ke suatu tempat yang bisa bikin kamu lupa nilai b mu itu."

Mona mendongak menatap Agil yang menyunggingkan senyum lebarnya. "Nggak akan bisa!"

Agil menghela nafas, "belum juga kesitu udah bilang nggak bisa aja."

"Yaudah deh," ucap Mona menyerah.

"Nanti malam aku jemput di kost ya." Agil bergerak mengusap lembut Mona sebelum pergi ke fakultasnya.

Malamnya Agil benar-benar menjemput Mona di depan kost perempuan itu, saat itu Mona mengenakan baju kaos hitam polos dan celana kulot jeans dipadukan dengan sepatu putih. Entah takdir atau hanya kebetulan malam itu Agil juga mengenakan baju kaos hitam, celana jeans berwarna biru pudar seperti warna celana Mona, dan juga Agil mengenakan sepatu putih.

"Kok ngikutin aku sih?" Tanya Agil menggoda Mona.

Mona menarik ujung bibirnya samar, "apa-apaan sih, yaudah aku ganti nih."

Saat Mona hendak kembali masuk lagi kedalam kostnya untuk ganti baju Agil menarik tangan perempuan itu untuk menghentikan langkahnya.

"Nggak usah diganti biar kita couple," ucap Agil.

Mona memukul lengan Agil, "apaan sih!"

Agil membawa Mona kedalam mobil. Setelah hampir sampai Mona mengernyit heran.

"Kita ke kampus malam-malam?"

"Iya, kenapa memangnya?"

"Kamu nggak aneh-aneh, kan?"

"Astaga engga Nana." Agil keliling mobil untuk membukakan Mona pintu, lalu membawa perempuan itu ke lapangan FISIP yang ramai.

Beberapa anak kampus yang bukan anak FISIP juga datang malam itu, lapangan FISIP diubah menjadi semenarik mungkin, ada panggung besar ditengah-tengah dan banyak lampu-lampu. Anak FISIP kalau bikin acara benar-benar tidak main-main, semuanya terlihat begitu sempurna tanpa minus.

Agil menyapa orang-orang yang dikenakannya. Ia menggandeng tangan Mona membawa perempuan itu ditengah-tengah kerumunan, lantunan suara merdu sang vokalis dari FISIP mengalun indah dipadukan dengan suara dari alat musik lainnya.

Agil yang tahu kalau Mona suka musik yakin hal ini akan membuat perempuan itu berhenti murung, lagu Dan milik Sheila on 7 itu mampu membuat Mona terkesima, perempuan itu menyanyikan lagu bersama beberapa penonton lainnya.

Pentas musik itu berhenti tepat jam 11 malam karena pihak kampus hanya mengizinkan sampai jam segitu. Keduanya kembali ke mobil.

"Udah lupa belum sama nilai b?" Tanya Agil.

"Udah lupa tadi tapi diingetin lagi!" Runtuk Mona mencebikkan bibirnya.

Setelah menonton pentas musik itu ia dan Mona banyak mendatangi pertunjukan musik lainnya dan beberapa konser musik, keduanya bahkan dinobatkan couple pentas musik oleh himpunan kepanitiaan.

Terakhir konser yang dinontonnya berdua adalah konser Coldplay, hari itu hari terakhir Agil dapat melihat senyum lepas Mona sebelum perempuan itu terpaksa terikat dengan Fahri.

Rahang Agil mengetat. Kenapa harus perempuan periang itu, kenapa harus perempuan favoritnya, kenapa harus Fahri, kenapa harus sesakit ini.

Agil pulang ke rumah memasukkan mobilnya di garasi, saat melewati ruangan keluarga disana ada Ibunya yang sedang menonton padahal sudah jam 2 dini hari, Agil langsung memeluk Ibunya itu dengan erat menumpahkan semua kesedihannya.

Wedding Destiny [TERBIT]Where stories live. Discover now