Jujur saja, dipandang kasihan sangat menyebalkan. Dirinya memang tidak punya teman tapi bukan berarti itu menjadi alasan orang-orang untuk menggunjing nya. Justru Naya sudah sangat nyaman dengan kehidupan nya yang sekarang, tanpa teman pun Naya akan tetap hidup kan?

°°°°------°°°°

"Lo kenapa lagi sihh?!!!"

Naya tidak tahu kenapa akhir-akhir ini motornya selalu saja macet, ini sudah kemacetan yang berulang kali terjadi di satu bulan terakhir. Mengharuskan dirinya pulang dengan angkutan umum atau paling tidak menghabiskan uang saku nya untuk biaya perbaikan motor. Sebenarnya itu bukan masalah besar hanya saja Naya sedang berusaha menghemat bulan ini karena cerita kesukaan nya akan diterbitkan dan Naya tidak ingin ketinggalan di PO pertama.

Tapi sungguh di sayangkan sepertinya takdir sedang tidak berpihak pada nya dan dengan terpaksa dirinya mendorong motor lagi untuk sampai ke bengkel yang berada tak jauh dari sekolah, hanya berjarak beberapa meter namun cukup membuat nafas nya tersengal.

"Nay!!"

Sebias suara yang memanggil nama nya mampu membuat dirinya berhenti mendorong motor hanya untuk menoleh kebelakang melihat Galih menambah gas pada motor lelaki tersebut.

"Dorong motor lagi?"

"As you can see?"

"Udah, tinggalin motor lo disini, pulang sama gue."

"Nanti motor gue gimana?"

"Gue suruh Dafa bawa nanti, udah ayo naik!"

Saat akan menumpangi motor milik Galih dirinya teringat akan tugas kelompok dari Bu Diana, dirinya harus pergi ke toko yang menjual alat dan bahan dari tugas kelompoknya.

"Kenapa diem?"

"Gue baru inget, gue harus pergi ke toko Bang Aheng, ada yang mau gue beli."

"Yaudah sama gue aja."

"Tapi—"

"Naik, Nay."

Bukan nya Naya tidak senang pergi bersama Galih hanya saja dirinya merasa sungkan karena terus-terusan merepotkan Galih. Naya merasa dirinya hanya lah beban untuk Galih.


°°°°------°°°°

"Kenapa ngga bagi tugas aja sih, Nay? Liat nih banyak banget barang yang lo beli."

"Kayak nya gue ngga perlu menjelaskan lagi sama lo tentang tugas kelompok gini kan, Lih?"

Galih tahu. Tidak ada seorang pun di kelas Naya yang mau berteman dengan gadis ini, Naya hanya sering di manfaatkan untuk kebutuhan nilai manusia bodoh itu saja. Dan anehnya, Naya mau-mau saja melakukan itu membuat nya diam-diam mengumpat pada semua manusia di dalam kelas Naya.

"Lo juga, dari dulu mau aja di manfaatin gini, sekali-kali protes dong Nay!"

Awalnya Naya santai saja dengan semua gerutuan yang Galih tujukan padanya, namun untuk gerutuan yang terakhir mampu menyentil hati kecil Naya. Membuat nya menghadap penuh pada seorang Galih Dareen Syahreza.

02'z ProjectWhere stories live. Discover now