Perjalanan Panjang

2 0 0
                                    



Diruang ini,  kisah ini bermula, di ruangan kerjaku, berdinding putih bersih, dengan lantai granit yang amat mengkilap berwarna campuran abu muda dan cream. Amat sejuk, telepon genggamku menunjukan suhu saat ini adalah 19 derajat celcius pada jam 12 siang, tanpa pendingin ruangan. Ya suhu disini memang sangat dingin, sangat berbeda dengan suhu dikota kelahiranku yang pada jam segini bisa hampir 2 kali lipatnya. Disudut ruangan terdapat meja mahogany putih yang tersusun amat rapih, diatasnya terdapat catatan kecil kertas putih polos dengan garis-garis hitam dan pulpen berwarna merah bertuliskan mickey. Diatasnya bukan hanya ada buku catatan, terdapat juga layar komputer berwarna abu putih dan mouse berwarna merah menyala, sangat mencolok dengan suasana ruangan yang berwarna serba putih dan abu. Di samping meja terdapat kursi yang kelihatan sangat empuk bahkan bila kau mendudukinya hanya dengan pandangan mata. Kursi favorit ku

Mika sedang berbincang dengan pasiennya, yang perhatiannya teralihkan karena sejak tadi terus melirik ke arah mouse merah

"Obatnya dihabiskan walaupun sudah merassa sembuh ya ibu" pesanku

" iya neng dokter, ibu selalu habiskan obat dari neng" sang ibu menjawab dengan sumringah, ia berobat keklinik hampir 3 kali dalam satu minggu, karena ingin mengontrol kesehatannya, dan bertemu neng dokter favoritnya

Aku melihat di komputer, pasien siang ini baru ada 9, Yang biasanya sudah menyentuh angka 30. Bibi penjaga klinik bilang ada pohon tumbang diujung jalan. Macetnya berkilometer. Bahkan memikirkan untuk keluar saja aku tidak mau.

Aku tinggal dikota wisata, yang setiap akhir pekan akan macet berpuluh kilometer, apalagi ditambah pohon yang tumbang.

bukan ini inti dari ceritaku, masih sangat panjang. Oke tetap fokus

Aku melihat tanggal dikalender handphoneku, tanggal 22 desember sekarang, mengingatkanku mengapa selalu hujan setiap harinya. tanggal dibulan desember ada 2 yang berwarna, satu pink dan satunya merah. Warna pink ditanggal 31 tepat hari ulang tahunku dan merah ditanggal 25, hari yang amat sangat aku tunggu. Hari dimana aku akan berpetualang dengan sahabatku. Kael.

Kael, sahabatku semasa kuliah. Sudah sangat banyak membantuku sejak pertama kali bertemu. Orang bilang kael adalah orang yang cool, pendiam dan sangat tampan. Biar aku visualisasikan kael untuk kalian.

bertinggi badan 178 cm, termasuk sangat tinggi untuk ukuran asia. Warna kulitnya putih bersih, matanya sedikit sipit tapi hidungnya sangat mancung, memakai kacamata jenis apapun akan kelihatan sangat keren dihidung dan matanya, bibirnya berwarna merah muda alami, dia tidak pernah merokok, tidak didepanku, sama sekali belum pernah melihatnya merokok bahkan elektrik. Alisnya yang rapi dan rambutnya yang lurus ditata rapi. Senang sekali memakai sweater hitam dan baju hitam. Kael rajin pergi ke gym, sebelum berangkat selalu memaksa aku untuk ikut menemani. Terkadang aku menemani nya ke gym hanya untuk membeli buah-buahan dan minuman diet yang dijual di kulkas gym.

Hampir semua wanita dikampusku menyukainya, mulai dari junior, senior, yang sama tingkatnya denganku pun menyukainya. Bahkan ada beberapa yang sengaja mendekatiku agar bisa dicomblangkan dengan kael.

Entah bagaimana kami bisa sedekat ini, Seingatku dulu, aku bertanya tempat kos yang nyaman dan akhirnya kamar kos kami berdampingan. Banyak pula yang salah menyangka akan hubungan kami, dan harus ku jelaskan jutaan kali bahwa aku dan kael hanyalah sahabat.

Kael bernama Mikael dan aku Michella. Yap karena nama inilah. Kami tidak pernah berpisah dan selalu satu kelas. Michel dan kael. Seperti anak kembar lain ibu dan bapak

———————————————————————————————————————————


Cahaya jingga keemasan menembus jendela di belakang meja kerja ku. Cahaya nya kemilau menerangi  ruangan ku yang sudah mulai meredup, cahaya senja hari. Sudah pukul 4 sore sekarang. Kurasa aku harus menutup praktikku lebih cepat. Besok sudah tanggal 25. Tapi aku belum sama sekali membereskan barang apapun yang akan kubawa.

Selamat tinggal ruang praktikku, yang setiap kumemasukinya aku merasa seperti ada jutaan kupu-kupu menggelitiki ulu hatiku. Aku sangat menyukainya. Besok aku akan berlibur yang jauh, berpetualang bersama sahabatku.

Aku bergegas menaiki tangga hijau yang sedikit melingkar menuju kamarku, aku sudah mempersiapkan list barang apa saja yang akan aku bawa di buku catatanku kemarin yang kutulis dengan tinta merah warna kesukaanku. Aku akan memasukannya kekoper  besarku. Perjalanan ini hanya akan berlangsung selama 5 hari tapi koperku seperti akan menampung seluruh isi lemariku

Tidak terasa, langit sudah gelap, lampu-lampu hias sudah mulai menyala warna warni, ditengah menyusun koper, aku terhenti sejenak. Keluar menuju balkon kamar, duduk bersandar di kursi santai, menikmati indahnya lampu-lampu warna warni yang tampak seperti air hujan yang jatuh ratusan jumlahnya. Tepat di seberang balkonku terdapat tempat wisata yang indah pada malam harinya, sebagai hiburan untuk mata dan raga yang lelah karena seharian bekerja. Aku sengaja membeli kursi santai yang sangat empuk berbentuk bulat dan tergantung seperti ayunan. Hampir sebagian waktu malamku kuhabiskan untuk duduk di kursi ini sambil menyeruput secangkir cokelat panas dn membaca novel-novel kesayanganku. Setelah cukup melihat pemandangan indah diseberang jalan, aku mengemasi kembali barangku yang belum selesai dikemas, kuhabiskan waktu mengemasi sampai lampu-lampu seberang jalan padam.

Song play

Dibawah langit jingga
Kurasakan damai kita berdua
Terlintas di renungan
betapa beruntungnya
Kumiliki seseorang
yang berikan hangatnya cinta
Sekarang atau nanti
yakin akan tetap seperti ini
Meski nyatanya takdir dapat
Merubah narasi yang tersusun
Dala harapan
——————————————————————————————————————————

Seorang wanita muda terlihat gelisah menunggu, kepalanya berulang kali menengok bergantian ke arah kanan jalan dan jam tangan. Berusia 24 tahun, memakai baju kaos yang kebesaran berwarna hitam, celana pendek berwarna putih, berambut warna cokelat gelap seperti warna bubuk kopi. Terlihat kontras dengan warna kulitnya yang teramat putih bersih.  Di pinggangnya terdapat kamera polaroid berwarna merah dengan tas dan tali melingkar dari bahu kiri ke pinggul kanan yang berwarna transparan. memperlihatkan sedikit lekuk tubuhnya yang indah. Ada gantungan mickey mouse dengan lonceng kecil yang setiap ia berjalan akan berbunyi kerincing kecil yang lucu. Ia memakai tas gendong kecil digendong dibelakang punggungnya, berwarna hitam berbahan beludru. Dengan pendant emas berbentuk mickey mouse, yang berisikan perias wajah, charger handphone dan dompet. Tangan kirinya memegang handphone dengan case berwarna merah bergambar mickey mouse dan tangan kanannya memegang koper berwarna hitam pekat dengan sedikit garis merah.

Dengan tinggi 164 cm. Setiap siapapun yang lewat tidak akan berpaling dari pandangan kagumnya, manis sangat manis. Berhidung kecil dan mancung. bermata sedikit kecil namun berbinar-binar, berwarna cokelat. Semua yang mengenal pasti sudah sangat paham, itu adalah michella. Gadis penyuka warna merah, yang baik hatinya, senyumnya selalu murah kepada siapapun.

" neng michel, ini bibi bawain neng mika kue cokelat, bibi masak sendiri subuh-subuh"

" ga usah repot-repot atuh bi yati, tapi makasih yaa bibi emang terbaik" ucap terimakasih sambil mengacungkan jempolnya

" iya atuh yang terbaik dong. Kael belum datang ya neng ?" Tanya bibi, ia sangat penasaran bagaimana kael, karena belum pernah melihatnya. Hanya tau kael dari cerita-ceritaku tentangnya

"Belum bi, eh itu kael" kael pun datang dengan mobilnya yang besar berwarna hitam.

Kael memarkirkan mobilnya dan memasukan barang-barang michel. Bibi yati tidak berhenti memandanginya, sembari mengacungkan jempol kearahku. Kael sempat diajak selfie oleh bi yati, sebuah pemandangan yang sudah sangat biasa buatku, sudah tak terhitung jumlah orang yang mengajaknya selfie bersama. Kael pun juga sudah sangat terbiasa

——————————————————————————————————————————

ini hari yang indah, atmosfer di sekelilingku mendadak berwarna jingga, redup sejuk. Entah karena kael disebelahku atau karena ini waktunya untuk berlibur.

"Haloo ibu negara" sapaan kesayangannya setelah sabuk pengaman kami telah terpasang

"Udah siap buat lets go?" Tanyanya dengan penuh semangat

"LETS GO !" Jawab ku dengan anggukan penuh semangat

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THEBossWhere stories live. Discover now