Jang Kiyong

705 101 22
                                    

"Stop minumnya anjir lo udah kobam" 

Eunbi menahan tangan Moonbin yang lagi-lagi mengambil gelas. 

"Hehhh Son Eunseo sadar" teriak Eunbi ketika Eunseo mulai menempelkan kepalanya di meja dengan mata terpejam.

"Ckk. Anjir ini orang dua bikin pusing aja"

Buru-buru ia mengambil ponsel, menelepon pacar Eunseo agar mengantarkan pulang temannya itu.

"Buruannnnn" ucap Eunbi sebelum menutup sambungan telepon.

"Ugh, gak lagi-lagi deh gue mau ikut kalo diajak mereka minum. Nyusahin diri sendiri doang adanya" kesal Eunbi sekali lagi meminum minuman dengan rasa sedikit pahit di lidahnya. Berharap dapat mengurangi rasa kesal yang ia rasakan sekarang.

"Nah dateng juga, tolongin ini pacar lo mabok gue gabisa nganterin dua orang sekaligus. Mau kemana lo anjir Moonbin"

Eunbi menjambak rambut Moonbin yang tiba-tiba bangkit dari duduknya menuju pintu keluar dengan menggumam tidak jelas agar kembali duduk seperti semula.

"Jangan macem-macem sama sahabat gue, Lee Juyeon. Kalo sampe besok ada kabar nggak enak dari Eunseo siap-siap aja gue labrak lo ke rumah. Jaga baik-baik. Udah sana cepet anterin Eunseo pulang dah anjir pusing gue lama-lama di sini" pesan Eunbi panjang lebar sambil melotot dan menunjuk-nynjuk wajah pacar Eunseo dengan tidak santai. Hm, untung Juyeon udak kenal Eunbi sejak SMA jadi nggak kaget lagi sama sifat bar-bar dan galak sahabat pacarnya. 

"Iya, Eunbi. Gue anter Eunseo sampe rumah dengan aman. Gak bakalan macem-macem. Kayak nggak kenal gue aja lo. Terus lo pulangnya nganterin Moonbin dulu apa gimana?"

"Iya gue anterin si bulan dulu, tenang gue naik taksi kok. Mana berani nyetir dengan keadaan setengah ngefly gini. Yaudah ayok deh kita keluar, bantuin tuh si Eunseo, udah tepar beneran dia"

Keempat orang itu berjalan bersama ke luar gedung bar dengan Juyeon memapah tubuh Eunseo dan Eunbi menarik tangan Moonbin agar laki-laki itu berjalan mengikutinya. 

"Gue duluan ya, Bi" pamit Juyeon setelah mendudukkan Eunseo di kursi penumpang.

"Iya, ati-ati" jawab Eunbi yang sekarang masih menahan tubuh Moonbin agar tetap berdiri tegak.

Selesai menatap kepergian mobil Juyeon, Eunbi menuntun Moonbin berjalan melewati parkiran ke tepi jalan untuk mendapatkan taksi.

"Sinhye, aku nggak mau putus" gumam Moonbin sebelum berjalan cepat meninggalkan Eunbi di belakang. 

"Yaaaa" pekik Eunbi kesal dengan cepat mengejar Moonbin yang sekarang sudah berlari meninggalkannya. Pasti Moonbin ingin mendatangi rumah mantan pacar yang hari ini putus dengannya.

"Cepet banget larinya, aduh kenapa jadi agak muter dunia gue"

Kedua tangan Eunbi menumpu berat badannya di kedua lututnya, berharap rasa pusing di kepalanya hilang. 

"O oh, Moonbin jangan woyyy" panik Eunbi ketika melihat Moonbin dengan posisi menelungkup di mobil hitam yang Eunbi yakin harganya bisa membeli sebuah rumah mewah. 

"Hehhh" 

Mata Eunbi membulat sempurna menatap sesuatu yang terlihat di atas kaca mobil itu, sesuatu yang keluar dari mulut Moonbin. Ia melirik sekitar panik, mencari pemilik mobil mewah yang dengan tidak manusiawi sudah dinodai dengan isi perut teman kurang ajarnya. 

Mata Eunbi bersitatap dengan mata laki-laki yang saat tengah menatapnya dengan ekspresi tidak terbaca. Perempuan itu menelan ludahnya gugup sebelum mendekat, membungkuk beberapa kali sambil mengucapkan permintaan maaf kepada laki-laki yang tidak ia kenal itu. Sungguh Eunbi rasanya ingin menggaruk wajah Moonbin dengan garpu taman saat ini juga. Bagaimana bisa laki-laki itu melakukan hal seperti ini sekarang, saat bersamanya. 

Hwang Eunbi with boysWhere stories live. Discover now