Dalem | part 6

15K 802 39
                                    

Ada yang nunggu?
Yang baca jangan lupa vote, komen dan follow ya!

Happy reading

*****""""'******

"Hari ini saya bisa pulang cepat nggak?" Tanya saya pada Axel, asisten saya. Jadi sejak menikah dek Ratih mengganti orang - orang saya menjadi semua yang berjenis kelamin laki - laki. Dia itu kalau cemburu mengerikan, tapi tidak pernah mau mengaku kalau dia cemburuan.

"Tidak, pak. Bapak ada meeting dengan klien penting dari Jepang nanti sore jam empat. Lalu dilanjut ada janji dengan klien dari Singapore. Malamnya ada janji makan malam dengan Pak Haryanto PT. Gold money," jelas Axel yang membuat saya semakin muram.

"Habis makan malam sama Pak Haryanto saya free kan?" Tanya saya. Saya masih berharap bisa pulang setidaknya jam sembilan malam ini.

"Maaf, pak. Tapi meeting tim audit harus dihadiri bapak."

Saya mendesah pasrah, meeting tim audit bisa sampai lewat tengah malam. Saya baru mendapat maaf dari dek Ratih. Dan sekarang saya harus pulang terlambat lagi.

"Ada perlu lagi, pak?"

Saya hanya mengibaskan tanganku tanda mengusir Axel. Mood saya langsung buruk saja, padahal baru semalam saya senang, marco disayang sampai menjelang subuh.

"Baik. Saya permisi dulu,pak."

Sepeninggalan Axel saya kembali disibukkan dengan setumpuk laporan. Saya rasa, itu pekerjaan tidak pernah kawin. Kok  bisa beranak terus itu laporan. Sudah nyaris habis, nanti lahirlah kembali pekerjaan lain.
.

.
.

Saya sampai terkesiap, hp saya sudah meraung. Ternyata langit sudah gelap, tapi meeting dengan tim audit masih belum selesai. Biasanya hp saya silent, tapi behubung saya takut dek Ratih marah maka saya tetap menyalakan hp saya. Sejak pagi fokus saya pecah, saya susah berkonsentrasi.

"Maaf, pak bagaimana?"

Saya mengangguk sebentar, akhirnya tidak jadi lagi untuk sekedar membuka hp. Pasti dek Ratih marah besar. Apalagi ini sudah tengah malam.

"Kita lanjut besok saja. Ini sudah tengah malam," akhirnya saya putuskan menunda meeting kali ini hingga selesai. Jika diteruskan bisa sampai subuh nanti

"Baik, pak."

"oke kita akhiri saja. Sampai jumpa besok," ujar saya. Tanpa memperdulikan hal lain lagi saya segera keluar ruangan dan bergegas ingin segera pulang ke rumah.

Saya baru saja keluar dari sekitar kantor. Sialnya, saya tidak membawa sopir. Jadi terpaksa malam ini saya menyetir sendiri untuk pulang ke rumah.

Saya menghela nafas kembali, sudah terbayang wajah garang majikan marco nanti.

Saya melihat orang melambai, hanya sekilas saja. Tapi saya yakin itu orang. Akhirnya saya berhenti, saya membuka kaca mobil.

"Pak, tolong saya," kata perempuan dengan tubuh seksi itu sembari memegang mobil saya.

Saya hanya diam, melihat dari pakaiannya sepertinya dia bukan perempuan baik- baik. Tapi ya sudahlah, toh marco tidak bereaksi juga.

"Saya hanya menghendikkan bahu lalu menutup kaca mobil.  Saya berlalu meninggalkan perempuan itu.

"Pak! "

Saya melirik melalui kaca spion, kasihan juga wanita seseksi itu sendirian tengah malam. Akhirnya saya putar balik, saya perlu memberi bantuan kan?

"Ayo naik," kata saya setelah berhenti tepat disamping perempuan tadi.

Perempuan itu tersenyum sumringah, kemudian masuk ke dalam mobil.
"Terimakasih, pak."

DALEMWhere stories live. Discover now