006

290 52 6
                                    

Baiklah, sudah berapa lama (name) disini?

(Name) tidak menghitung berapa lama ia sudah berada di kastil ini. Mungkin sudah satu bulan. Jujur saja, (name) merindukan ayahnya sekarang.

Ngomong-ngomong soal Tsukasa. Selama kurun waktu yang mungkin sudah lama ini, (name) merasa bahwa pemilik kastil ini sebenarnya anak polos yang sangat menyukai manisan.

Sepanjang hari ia bisa ngemil beberapa jenis kue. (Name) berpikir itu akan buruk untuk kesehatannya, jadi kadang ia reflek menghentikan Tsukasa untuk makan manisan jika sudah terlalu banyak.

Seperti saat ini.

"Ini sudah piring kesekian, berhentilah dulu!" Ucap (name) yang baru saja merebut sepiring kue yang entah sudah piring keberapa untuk hari ini dari Tsukasa.

"(Name)-san, aku baru eat sedikit," Ucap Tsukasa.

"Sedikit? 2 tumpuk piring begitu kamu bilang sedikit?"

(Name) tidak habis pikir dengan makhluk didepannya ini. Lama-lama dia jadi seperti ibunya Tsukasa yang harus mengurus hal-hal tentangnya, terutama gizi makanannya.

"Daripada kue, bagaimana kamu mencoba beberapa buah saja?" Tanya (name).

"Buah tidak sweet," Ucap Tsukasa.

"Itu karena kamu belum mencobanya,"

(Name) membawa pergi piring kue tersebut. Meninggalkan Tsukasa yang mulai cemberut. Wajahnya yang terlihat sedikit menyeramkan itu malah terlihat imut.

Tak berapa lama kemudian (name) kembali dengan semangkuk buah yang sudah dipotong-potong. Tentu saja (name) memilih buah yang rasanya manis supaya Tsukasa mau memakannya.

Sayangnya Tsukasa hanya menatap buah-buah itu. Tidak ada niatan untuk menyentuh, apalagi memakannya.

"Sebaiknya di coba dulu sebelum berkomentar," Ucap (name) yang langsung menyumpal mulut Tsukasa dengan potongan buah pir.

"Hmmpp"

Perlahan-lahan Tsukasa mulai mengunyah potongan buah pir tersebut. Awalnya wajahnya terlihat seperti takut untuk mengunyahnya. Lama-lama terlihat seperti.. Menikmati (?)

"Bagaimana?"

"Sweet,"

"Deshou~ walaupun aku tidak tahu bagaimana bentuk tubuh aslimu, tapi terlalu banyak makan cemilan itu bisa buat tubuhmu jadi buntal,"

(Name) mengatakan seperti itu juga Tsukasa terlihat tidak mendengarkannya. Sudahlah, yang penting pemuda didepannya ini makan-makanan lain selain cemilan kue.

---

"Dia benar-benar disini bukan?"

Pemuda bersurai pirang itu memperhatikan kastil yang nampak menyeramkan itu dari balik pohon. Jaraknya cukup jauh.

Sudah satu bulan ia tidak melihat pujaan hatinya sendiri dan setelah mencari tahu sana sini, akhirnya ia mungkin sudah menemukannya.

Tanpa keraguan, Kaoru melangkah masuk ke wilayah kastil tersebut. Membuka gerbang itu dengan hati-hati.

"Tunggu aku,"

---

"Kenapa tiba-tiba aku disuruh berdandan seperti ini?" Tanya (name).

"Ara~ (name)-chan sangat cantik dengan riasan itu," Puji Arashi.

"Hei, itu tidak menjawab pertanyaanku,"

"Fufufu~ nanti (name)-chan akan tahu kok," Ucap Arashi.

(Name) menghela nafas kasar. Gaun yang nampak mewah ini terasa berat bagi (name). Ia harus mengenakan beberapa lapis dari pakaian ini. Mulai dari korset yang mengikat kencang pinggangnya sampai ia sendiri merasa sesak. Lalu kerangka rok yang akan membuat gaun mengembang. Ditumpuk lagi dengan lapisan dasar dan lapisan lainnya hingga membentuk gaunnya yang sekarang.

Untung saja rambutnya tidak ditata dengan banyak hiasan. Bisa-bisa ia akan kesulitan berjalan.

"Apa lapisannya tidak bisa dikurangi?" Tanya (name).

"Chou uzai, jangan banyak protes napa," Oceh Izumi tidak senang.

Dari awal juga Izumi terlihat tidak menyukai kedatangan (name).

"Ayo (name)-chan~"

"Baik-baik,"

Setelah ini apakah yang datang adalah hal baik atau hal buruk?

Bagaimana jika keduanya?

____________________

𝓑𝓮𝓪𝓾𝓽𝔂 𝓪𝓷𝓭 𝓣𝓱𝓮 𝓑𝓮𝓪𝓼𝓽

𝐃𝐢𝐬𝐧𝐞𝐲 || Beauty And The BeastWhere stories live. Discover now