001

417 59 4
                                    

"Tidak bisakah kamu melihat aku sedang sibuk saat ini?"

"Ayolah, jika kamu ikut denganku kamu tidak perlu lagi bersusah payah seperti ini lagi,"

Gadis itu berkali-kali mencoba menghindari pria yang katanya sudah jatuh cinta dengannya sejak pandangan pertama. Namun tidak ada kata menyerah dari pria itu. Bahkan hampir setiap hari pria itu terus mengunjungi toko bunganya yang membuatnya justru semakin risih.

Pagi ini seperti biasanya pria itu sudah ada di depan toko bunganya bahkan sebelum ia membuka tokonya. Entah apa pria itu sama sekali tidak memiliki pekerjaan lain selain mengganggunya setiap hari.

Bagi para gadis lainnya, pria dihadapannya itu sangatlah tampan dan menjadi idaman. Ditambah lagi dia adalah pria paling kaya di kota kecil ini. Bahkan kekayaannya bisa masuk dalam jajaran orang kaya di kota besar.

Sementara ia hanya pemilik toko bunga kecil bersama ayahnya. Namun wajahnya yang dianggap begitu cantik dan menjadi yang tercantik. Meski sebenarnya ia tidak begitu menyukak julukan itu. Ia berharap dirinya menjadi orang biasa-biasa saja yang tidak menarik perhatian begitu banyak orang.

"(Name)-chan, harusnya kamu merasa beruntung karena aku bisa tertarik padamu, banyak gadis di luar sana yang ingin denganku," Bujuknya seolah-olah dapat disukai olehnya adalah keberuntungan yang sangat besar.

BUK

"Hakaze Kaoru-san, aku pikir kamu tidak ada bedanya dengan benalu," Ucap (name) sambil melempar sekantong tanaman liar yang baru saja ia bersihkan tadi tepat di wajah pria yang bernama Kaoru itu.

"KYAAA KAORU-SAMA!"

Teriakan heboh nan gemulai itu mulai mengerumuni sosok Kaoru yang wajahnya sudah kotor dengan tanah dan tanaman liar. Banyak gadis yang berbondong-bondong ingin membersihkan wajah Kaoru itu. Namun (name) sama sekali tidak peduli.

"HEI GADIS MISKIN! JANGAN MENTANG-MENTANG CANTIK KAMU JADI SOMBONG GITU!" Seru salah satu dari para gadis itu.

(Name) melirik datar ke arah mereka. Sangat merepotkan berurusan dengan orang-orang seperti mereka. Menganggap bahwa orang yang mereka puja-puja selalu benar dan orang lain adalah salah. Siapa yang menjelekan orang yang di puja mereka maka layak untuk tidak di sukai.

Lagipula (name) tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui bagaimana sifat Kaoru. Pria itu senang sekali menggoda banyak wanita dengan mengandalkan wajahnya. Membuat seolah-olah wanita yang tengah di godanya adalah harta karun yang ditemukannya.

Padahal kalimat itu ia katakan pada semua wanita.

Meskipun akhir-akhir ini (name) tidak melihat aksi menggoda wanitanya itu dan Kaoru sendiri bilang bahwa ia tidak lagi melakukannya. Namun tetap saja itu tidak meluluhkan hati (name) untuk menyukai pria itu.

Toh ia lebih nyaman melakukan pekerjaan di toko bunga milik keluarganya ini. Ia tidak yakin memiliki waktu untuk memikirkan tentang masalah percintaan seperti itu.

"(Name) apa semuanya sudah disiapkan?"

(Name) menoleh pada pria paruh baya yang tengah mendorong gerobak kosong.

"Semuanya sudah siap, apa ayah akan pergi mencari bibit baru lagi?"

Pria yang menyandang status ayah dari (name) itu mengangguk. Biasanya setiap pekan ia akan mencoba pergi mencari beberapa bibit baru di tempat lain. Mungkin ia bisa menemukan tanaman baru yang bagus untuk dibudidaya di kebunnya.

"Ayah harus hati-hati, terakhir kali kaki ayah sampai bengkak karena terkilir selama perjalan pulang," Ucap (name) khawatir.

"Tentu saja, ayah akan hati-hati," Ucapnya.

Pria itu mendorong gerobaknya pergi meninggalkan toko bunga kecil tersebut. (Name) melambaikan tangannya hingga jarak keberadaan ayahnya itu cukup jauh dari pandangan matanya.

Ia kembali mengarahkan netranya pada sekumpulan orang merepotkan yang masih merusuh disana. Jika begini bagaimana ia akan membuka toko.

"Bisakah kalian bubar sekarang?!"

____________________

𝓑𝓮𝓪𝓾𝓽𝔂 𝓪𝓷𝓭 𝓣𝓱𝓮 𝓑𝓮𝓪𝓼𝓽

𝐃𝐢𝐬𝐧𝐞𝐲 || Beauty And The BeastWhere stories live. Discover now