8

29.5K 3.2K 296
                                    

Bosen ya aku up terus....?

101 dulu dong....

Mingyu meletakkan bayi mungil itu di atas altar. Sedangkan para maidnya berbaris untuk melakukan upacara pengorbanan.

"Jika aku tak mendapatkan kekuatan dari darah ayahmu. Maka aku bisa mendapatkannya dari dirimu, anak manis"

Bara api mulai dinyalakan, satu persatu kayu mulai terbakar dan bayi Mark hanya menangis karena rasa tidak nyaman dalam tubuhnya.

BRAAAKKK

"BAJINGAN!" Jaehyun mencekik leher Mingyu sedangkan Ten mengangkat tubuh Mark dari atas altar

"Kenapa kau selalu mengacaukan rencana ku?" Tanya Mingyu

"Aku akan selalu menghancurkan rencanamu jika itu menyangkut anakku!"

Mingyu tertawa terbahak dan menatap Jaehyun jijik.

"Matemu bahkan ingin menyingkirkan anakmu kan? Aku hanya membantunya saja. Lagi pula kau sangat pengecut dan tidak berani muncul sebagai Jaehyun yang asli...."

"Bukan urusanmu! Aku bisa mengatasi semua masalahku sendiri!" Ujar Jaehyun

Ia mencekik leher Mingyu semakin kuat dan bahkan kuku-kuku Jaehyun menancap. Tubuh Mingyu langsung kaku.

"Selamat jalan, kawan"

Jaehyun melemparkan tubuh Mingyu keatas altar yang membara. Dan seketika tubuhnya terbakar.

Boa langsung berlari ke luar saat mendengar pintu diketuk dan ia menemukan baby Mark di dalam keranjang di depan pintu rumah. Ia mencari yang mengantarkan cucunya namun tidak ketemu.

"Astaga... Tubuhmu demam" ia menggendong Mark kedalam rumah

"Ia kembali, bu?" Tanya Taeyong saat melihat ibunya menggendong anaknya

"Iya... Mark anak baik. Tuhan akan selalu melindunginya"

Diam-diam Taeyong merasa lega. Ia sangat khawatir semalaman bahkan ia tidak bisa tidur.

Tapi ia masih enggan untuk menyentuh anaknya.

"Mark demam, Taeyong. Bisa tolong kau susui dia?"

"T... Tidak mau, bu. Aku akan mengambil susu yang ada di kulkas"

Jaehyun dan Ten yang dari tadi menyimak percakapan mereka hanya menghela nafas.

"Jika aku jadi Taeyong aku juga pasti tidak mudah menerima anak yang entah bagaimana bisa hadir di hidupku... Apalagi ini kasus pemerkosaan"

"Aku mengerti. Tapi Mark tidak salah dalam hal ini" jawab Jaehyun

"Percayalah... Cepat atau lambat Taeyong akan menerima Mark"

Jaehyun hanya mengangguk. Ia berharap bisa menemukan cara agar ia dan Taeyong bisa hidup bersama dengan anak-anak mereka.

Hari ini ada tugas sekolah dari guru Seo. Mereka diwajibkan berdiskusi untuk membahas sesuatu. Dan Taeyong kalah dalam voting. Jadi tugas sekarang dikerjakan di rumah Taeyong.

"Selamat siang bibi..." Sapa Doyoung dan Jaehyun

"S... Selamat siang" Boa terkejut saat melihat Jaehyun. Namun ia berusaha bersikap normal

"Dia siapa, Taeyong? Anakmu dengan sugar daddymu?" Canda Doyoung

"Enak saja, dia... Adik angkatku" jawab Taeyong bohong

Jaehyun mendekat kearah Boa dan meminta izin untuk menggendong bayi mungil itu.

"Dia tampan sekali... Orang tuanya pasti juga tampan dan cantik" puji Jaehyun

"Berikan dia pada ibu. Nanti belajar kita terganggu" omel Taeyong

Doyong dan Jaehyun tidak peduli. Dia malah menidurkan Mark di kasur bayi miliknya.

"Taeyong... Dia mirip denganmu. Tapi.. mirip Jaehyun juga"

Jaehyun dan Taeyong saling tatap dan Taeyong langsung memalingkan wajah.

"Omong kosong" sahut Taeyong

"Bagaimana kalau kita ternyata berjodoh?" Tanya Jaehyun tiba-tiba

"Aku tidak akan menikah seumur hidupku" jawab Taeyong

Doyoung dan Jaehyun langsung menatap Taeyong tidak percaya.

"Kenapa?"

"Entahlah... Aku hanya tidak ingin" jawab Taeyong

"Tidak... Aku yakin kau akan hidup bahagia bersamaku... Maksudku kau akan bahagia bersama jodohmu nanti" sahut Jaehyun

Taeyong hanya menunduk sambil menatap Mark yang memainkan jarinya.

"Mustahil ada yang mau menerimaku dengan adanya Mark dan kisah hidupku yang aneh" batin Taeyong


Berita kematian Mingyu tersebar sampai ke seluruh penjuru incubus. Semuanya mengutuk Jaehyun yang berstatus sebagai raja dan tega membunuh rakyatnya.

"Nyawa dibalas nyawa!" Teriak pemrotes dari luar istana

"Ayah akan menjelaskan semuanya" ujar Yunho

"Tidak... Biar aku saja. Aku yang membuat kekacauan ini"

Jaehyun berjalan ke arah luar istana untuk menemui rakyatnya.

"Kenapa yang mulia tega membunuh pangeran Mingyu?"

"Dia mengganggu keluargaku. Dia menculik orang yang berharga bagiku" jawab Jaehyun

"Siapa orang yang berharga bagi yang mulia? Putri Jiho?" Tanya rakyatnya lagi

"Bukan... Seseorang yang hadirnya lebih berharga dari nyawaku sendiri"

"PADUKA RAJA MEMILIKI ANAK DARI MANUSIA! ITU AIB!" Tiba-tiba seseorang berteriak dari belakang

"Paduka membunuh pangeran Mingyu hanya demi manusia lemah?"

"Bukan seperti itu..."

"Nyawa dibalas nyawa, paduka!"

Jaehyun yakin. Taeyong dan Mark dalam bahaya sekarang.

Taeyong merasa sesak dalam tidurnya. Ia merasa susah bernafas dan saat ia membuka matanya seseorang dengan kulit hitam legam dan mata merah sedang berusaha memindih tubuhnya.

"L... Lepas uhuukkk"

"Kau kekasih paduka kan? Nyawa dibalas nyawa!"

"Uhuuukkk"

Dada Taeyong semakin sesak. Lehernya ditekan kuat-kuat.

Perlahan-lahan kesadaran Taeyong hilang dan semuanya menjadi gelap. Samar-samar ia mendengar tangisan Mark sebelum semuanya gelap.

Ten langsung menemui Jaehyun dan melaporkan semua kejadian yang terjadi.

"Mereka mengecohmu Jaehyun!" Teriak Ten

"Apa maksudmu?"

"Mereka sengaja mengajukan protes di depan istana agar mereka bisa menyakiti Taeyong tanpa ada kau yang akan melihatnya!"

Jaehyun langsung pergi ke bumi dan mencari Taeyong. Tapi kamarnya sudah kosong.

Ia langsung ke kamar ibu dari Taeyong.

"Jaga Mark... Jangan tinggalkan dia" perintah Jaehyun pada Boa

"Apa ada sesuatu yang buruk terjadi lagi?"

"Iya... Aku pastikan semua akan baik-baik saja" jawab Jaehyun

Ia mengecup tangan putranya dan mengecup pipinya juga.

"Mark anak baik, mommy akan kembali lagi... Ten kau temani Mark dan ibu disini"

Ten mengangguk dan Jaehyun langsung menghilang ditelan dinginnya malam.




Next?

Kedok Jaehyun perlahan terbongkar..... Kira-kira Taeyong maafin gak?

MAN FROM THE DARK (jaeyong mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang