01. Not The Beginning

Start from the beginning
                                    

"Langsung pulang?" Tanya anak laki-laki yang berdiri disampingnya.

Zhara mengangguk pelan seraya membuka payung hitam ditangannya. "Iya, aku ngerasa harus cepet sampe di rumah."

"Hati-hati Ra."

Gadis itu kembali mengangguk dengan seulas senyuman manis. "Kata takdir hari ini, apa?" Tanya Zhara sebelum melangkah pergi.

"...kau bisa mengajukan harapan dan permintaan, tetapi tidak semua dapat dikabulkan. Karena sang pencipta tahu mana yang kau butuhkan, dan mana yang lebih baik jika tidak dihadirkan." Ucap Ren Shuyang setelah mengingat baris akhir dari buku yang dia baca.

"Begitu, ya?"

"Aku pergi dulu." Sambungnya seraya melambaikan tangan pada Shuyang yang tersenyum ke arahnya.

Malam yang hujan itu terasa sangat sendu. Tiap-tiap langkah, Zhara merasakan tekanan kesedihan dan keputusasaan makhluk di bumi. Langit seolah sadar akan rasa sakit dan hilangnya harapan.

"Malam ini kenapa?" Gumam gadis tersebut di sela-sela langkahnya.

Berbeda seperti sebelumnya, Zhara memilih jalan yang sepi saat kembali ke kedai. Gadis itu melewati komplek perumahan yang jarang sekali dia lewati. Tidak ada alasan khusus, Zhara hanya tertarik saat melihat jalan tersebut.

Sedikit aneh karena tempat ini terasa lebih sunyi dari yang Zhara kira, hanya terdengar langkah kakinya dan suara rintik hujan yang jatuh ke bumi.

Langkahnya berhenti saat penerangan jalan mulai meredup. Angin lembut bertiup menyibak kan rambutnya sekaligus memberikan sinyal waspada.

Atensi Zhara terpaku pada sosok yang terduduk lemah bersandar pada tembok di pinggir jalan. Zhara berjongkok disampingnya seraya mengarahkan payungnya agar orang tersebut tidak terkena air hujan.

"Kamu bisa dengar suara ku?" Tanya Zhara pelan.

Kedua mata orang tersebut perlahan terbuka lalu tertutup kembali seperti mengatakan kalau dia mendengar, tetapi dia terlalu lemah untuk mengatakannya.

Perlahan Zhara menyentuh surai lembab yang menutupi dahi orang tersebut untuk dirapikan.

Kali ini bibir Zhara sedikit terbuka dengan tatapan tidak percaya. Sedetik kemudian tatapan itu berubah menjadi kagum, sosok dihadapannya benar-benar indah. Gadis itu tersenyum menyaksikan betapa sempurnanya ciptaan Tuhan tersebut.

"Sa... kitt... "

Rintih laki-laki itu membuat Zhara iba. Lihat saja, luka dan lebam di mana-mana menghiasi tubuhnya.

"Aku antar ke dokter, ya?" Tawar Zhara seraya membantunya berdiri.

Tidak mengeluarkan sepatah kata, laki-laki itu hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kita obatin luka kamu aja, ya?"

Sekali lagi, dia hanya menggeleng sebagai jawaban atas tawaran yang di ajukan Zhara.

"Oke, aku nggak akan maksa kamu. Sekarang kamu mau kemana? Biar aku anter." Tawar Zhara sekali lagi pada makhluk tampan itu.

"Ikut."

THE 'Z || Yu Zeyu [ On Going ]Where stories live. Discover now