"Kalau gitu selamat istirahat ya kek, nek, Haru tunggu kedatangan kalian di Jeju ya ..."

"Selamat istirahat juga brader, sampai ketemu nanti~"

"Dahhh Haru sayaang, selamat tidur, mimpi indah yaa ..."

Setelah menyudahi sesi video callnya, Haru beranjak dari duduknya untuk menuju tempat tidur, dia baru menyadari kehadiran Jennie di pintu.

"Loh, mama sejak kapan berdiri di situ?" Tanya Haru,

"Belum lama. Kok belum tidur?" Tanya Jennie seraya melangkah masuk, saat Haru berbaring di atas tempat tidurnya, Jennie mendudukkan diri di sampingnya dan menyelimuti Haru.

"Tadi abis video call dulu sama kakek dan nenek. Oh iya, mereka bakal main ke sini loh, ma. Katanya nenek kangen sama mama." Ujar Haru,

Jennie sedikit terkejut mendengarnya, "Oh iya?"

Haru mengangguk.
Lalu menceritakan bahwa tadi neneknya menanyakan banyak hal tentang Jennie. Bagaimana kabar Jennie, apakah ada sesuatu yang membuat Jennie tak nyaman, apa Jennie kelelahan, apa Hanbin membuat onar dan membuat Jennie terbebani dan masih banyak lagi.

Jennie terharu mendengarnya, dirinya bersyukur karena mama Hanbin begitu memperhatikannya.

"Papa udah tidur ma?" Tanya Haru, Jennie menggangguk meng-iyakan.

"Kayanya dia kecapekan, pas tiduran di kasur gak lama langsung tidur."

"Kasian banget. Gimana gak kecapekan, jarang tidur gitu kayanya. Nanti kalau sakit gimana coba?"

Jennie tersenyum, lucu rasanya melihat Haru begitu mengkhawatirkan Hanbin.

"Sekarang Haru tidur ya."

"Selamat tidur juga, ma." Ucap Haru, Jennie mengangguk seraya tersenyum.

Seperti malam-malam biasanya, Haru akan memegangi tangan kanan Jennie begitu erat dengan kedua tangannya, sementara tangan kiri Jennie akan mengusap pucuk kepalanya sampai dia tertidur.

"Makasih banyak ya Haru sayang, karena udah hadir dalam hidup kami. Mama sayaaang banget sama Haru." Bisik Jennie seraya tersenyum begitu manis,

Mendengar ucapan manis yang dibisikkan mamanya itu, sudah seperti mengisi daya bagi diri Haru, bisikan manis itu selalu membuat Haru merasa bahagia setiap mengakhiri hari-harinya yang bisa dibilang tak mudah untuk dia jalani karena apa yang membuatnya pergi dari Seoul.

Jennie kembali ke kamarnya.
Berbaring di atas tempat tidur walau rasanya dia belum mengantuk sama sekali, karena malam semakin larut.

Ditatapnya Hanbin yang berbaring menyamping menghadapnya, ada dua buah guling yang membatasi mereka berdua. Jennie berbaring menyamping menghadap laki-laki di hadapannya yang tengah terlelap itu, sambil menumpuk kedua tangannya di atas bantal dan menjadikannya sebagai alas untuk pipi kanannya, Jennie menatap wajah Hanbin yang terlihat lelah sekali.

Sambil terpikir banyak hal tentang laki-laki di hadapannya, Jennie mulai bertanya-tanya sendiri. Tentang orang seperti apa laki-laki di hadapannya ini.

Dear Mom || Watanabe Haruto✔[Sudah Terbit]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें