13. Nasi goreng spesial

612 103 2
                                    

"Apa teteh? Kunaon pagi-pagi gini nelefon?"

"Di Jerman sekarang tengah malam" Ucap Junkyu mengingatkan Mingyu yang baru turun dari tangga dengan ponsel menempel di telinganya

Mingyu berhenti sejenak di anak tangga terakhir untuk menguap. Ia melirik jam dinding yang menunjukan pukul setengah 8 pagi

"Eh iya bener deng, di Jerman tengah malam ya teh?" tanya Mingyu lagi, lalu mendudukan dirinya di kursi bekas Junkyu duduk

Sedangkan Junkyu meraih tas berisikan buku-buku beserta jas almamater miliknya, gak lupa cepat-cepat meraih kunci mobil Mingyu yang diam-diam langsung ia simpan di kantong celananya

"Gue berangkat. –Teteh gue ngampus dulu. Lo tidur jangan kemalaman, tar gue telfon ya. Guten Abend"

"Okeee. And Guten morgen too for you"

Setelahnya Junkyu beranjak keluar rumah dengan hati riang. Mensyukuri hari ini langit kelewat cerah dengan cuaca yang sejuh. Terlebih Mingyu gak sadar kalau adik bungsunya lagi dalam proses mencuri kendaraannya dalam beberapa menit ke depan. Jadi berhubung Mingyu masih dalam proses mengumpulkan nyawa, Junkyu segera berlari ke depan gang, untuk menculik mobil abangnya.

"Teh, gue sambil sarapan ya. Gue loudspeaker nih telefonnya"

"Hm. Sarapan apa btw? Kalian masak apa hari ini?" tanya Jiho dengan suara seraknya yang langsung mengisi dapur yang hening pagi ini

Mingyu melirik isi meja makan yang sudah tersusun rapi berbagai macam jenis makanan untuk sarapannya kali ini. Dari roti selai, sereal sama susu. Juga ada satu piring nasi goreng sama telor dadar di atasnya

Nasi goreng?

Mingyu menukik alisnya bingung. Kok ada nasi goreng? Tumben banget Junkyu mau repot-repot berurusan dengan kuali pagi-pagi begini cuma untuk membuatkan Mingyu sepiring nasi goreng.

"Kayak biasa teh. Ini ada nasi goreng juga tapi. Junkyu yang masak gitu ya? Gue baru bangun soalnya, alarm gak sengaja gue matiin tadi subuh, jadi baru bangun lagi ini"

Jiho ketawa kecil dari seberang, "A'a rubah jadi video call coba, pengen liat nasinya"

Mingyu ngangguk-ngangguk sambil gigit roti di mulutnya, dia rubah mode panggilan keduanya menjadi video call, itung-itung facetime'an setelah seminggu ini sama-sama sibuk dan gak sempat bertukar kabar. Keduanya cuma tau kabar dari perantara Junkyu doang yang memang pasti menyempatkan dirinya untuk menanyakan kabar Jiho, se-sibuk apapun dirinya gak akan pernah absen untuk sekedar memastikan apakah Jiho tidur nyenyak, atau apakah hari Jiho berjalan dengan lancar. Atau bahkan di saat jam-jam siang Jiho lagi di dalam kelas, pasti ada aja jailnya Junkyu yang selalu buat Jiho naik darah.

Tapi Mingyu bersyukur dengan sifat adik bungsunya itu, setidaknya Jiho gak akan kesepian kalau-kalau Mingyu gak sempat menghubunginya.

"Tehh! Ya ampun lemak pipinya ke mana? Kok tinggal tulang doang itu?" seru Mingyu kaget melihat tampilan adiknya yang berubah menjadi lebih kurus, padahal minggu lalu masih sehat-sehat aja

Jiho merenggut, "Sama aja reaksi lo dengan Junkyu kemaren"

Mingyu meliriknya sinis, "Berarti penilaian gue sama Junkyu sama. Lo ngapain aja seminggu ini bisa kurus gitu? Diet ya lo? HEH! Gak usah diet-dietan ya teh. Gak cocok tau kurus begitu, kayak tengkorak tau gak lo. Tinggal tulang doang! Gak like ah gue anjir gak suka. Gak usah diet heh, gue gak izinin. Gue lapor mamah ya lo!"

Jiho melengos, baru aja seminggu dia bisa tenang tanpa bawelannya Mingyu. Hari ini udah mulai lagi dapat omelan baru. Salah emang dia minta facetime barusan.

Anak Gang II - Beranjak Dewasa || 97LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang