“Enggak, tadi gue ketemu aja sama kak Jeongguk”

“Ganteng ya?” sambar Jimin.

Taehyung hela nafasnya “Bohong kalo gue bilang enggak, Jim. Dia cakep banget sih. Feromonnya enak”

Sejenak mereka diam, Jimin pandang Taehyung lekat-lekat, seolah apa yang dikatakan Taehyung tak masuk akal. Seperti hujan dimusim panas, seperti senja yang tak indah. Itu tak dapat masuk dalam logika.

“Maksud lo apa Kim Taehyung?” Jimin menyudutkan, pasang wajah paling garang yang ia bisa.

Pria bersurai karamel itu heran saat pandang wajah sahabatnya. Ia terlihat seperti kerasukan setan pengunggu sekolah, tapi saat ingat bahwa tingkahnya melebihi setan, Taehyung urunkan prasangkanya.

“Ya.. kak Jeongguk ganteng feromonnya enak jug---“ belum sempat Taehyung selesaikan kalimatnya, Jimin sudah potong dengan gebrakan meja yang buat seluruh atensi mata tertuju padanya “TAPI KAK JEONGGUK GAK PUNYA FEROMONG APA-APA”.

Bukan hanya Jimin, bahkan Taehyung juga tak percaya. Masih teringat jelas bagaimana feromon Jeongguk penuhi rongga pernafasannya. Bahkan Taehyung yakin ia dapat jelaskan detil bagaimana feromon pria tampan itu tercium bahkan dari kejauhan.

“Maksud lo apa sih Jim? Gue cium sendiri kok feromonnya” Taehyung jelas tak percaya tentang omong kosong yang diutarakan sahabatnya itu.

Jimin berdecih, tak pedulikan Lisa dan Jisoo yang mendekat kearah mereka “Tae, seluruh orang tau kalo Jeongguk itu alpha, tapi dia gak punya feromon. Dia ganteng banget kan? Tapi apa coba yang buat dia gak seterkenal kak Bogum sama kak Wonu? Ya karena kak Jeongguk gak punya feromon” bahkan Taehyung tak pernh melihat sahabatnya seserius ini. Ia tenggak ludahnya sendiri. Feromon siapa yang ia hirup tadi?

“Tae, lo beneran cium feromon kak Jeongguk? Gue jadi inget dongeng yang tentang true alpha yang feromonnya bakal keluar kalo udah temuin ‘luna’ nya” gadis Thailand berambut pirang itu berujar pelan, buat kedua pria yang tengah berdebat itu terdiam.

“Gue beta, Lis. Mana mungkin” Taehyung menggeleng tak percaya. Bukan menyangkal, tapi kenapa tahun dimana ponsel sudah menjadi kebutuhan primer seperti saat ini masih ada saja yang percaya dengan legenda karangan orang gila seperti itu.

Jisoo melipat kedua lengannya kedepan, pandang Taehyung lekat-lekat “Tae, lo udah periksa? Lo yakin lo beta?”
“Gue bisa bawain surat-suratnya sekarang, Jis. Gue beta. “ Taehyung senderkan punggungnya dikursi. Ayolah, ini bukan masalah yang terlalu besar bukan? Mungkin saja ia salah menghirup feromon? Atau mungkin saja hidungnya yang salah.

Tok ... tok .. tok ....
Pintu diketuk ringan, kemudian muncul Bae Joohyun, si ketua osis untuk meminta waktu sebentar. Perdebatan panas itu harus mereka jeda, tak etis rasanya melanjutkan huru hara saat seseorang akan berbicara didepan.

“Adik-adik kelas 10 Bahasa 2, silakan berkumpul dilapangan ya. Karena guru- guru tengah adakan rapat semester, teman teman diharapkan untuk berkumpul di lapangan. Karena ada pembagian tugas untuk kerja bakti. Terimakasih. Ditunggu ya, sepuluh menit” Joohyun tampak selalu bersinar, salah satu kakak tingkat yang Taehyung kagumi. Bukan saja karena wanita alpha itu cantik, namun ia adalah paket lengkap bagaimana kekuatan dan kecantikan disatukan. Joohyun itu cantik namun kuat secara bersamaan. Taehyung ingin jadi seperti wanita itu.

BINGO! Where stories live. Discover now