01

1.8K 74 0
                                    

Sorry kalau banyak typo ya!!!

~~~

Chika VOP~~~

"Bwa..hahahaha, ngaca sekarang deh Chika. Loh udah kayak anak kecil yg baru dimandiin emaknya terus di bedakin!!! Wah momen langka nih. Kapan lagi gue bisa lihat lo kayak gini!!!" Suara tawa itu sangat keras terdengar bahkan Sepang sepanjang koridor gedung musik di kampus 48 itu, bagi sebagian orang awam mungkin itu adalah tindakan buruk, tapi beda lagi ceritanya orang2 yg ada di tempat itu, mereka seolah tuli atau lebih tepatnya tidak seorangpun yg berani ikut campur urusan dua insan itu.

Mahasiswa lain yang tengah berlalu-lalang pun berusaha untuk menghindari kejadian itu dan berjalan menjauh secepat yang mereka bisa. Alasannya mereka tidak mau terlibat dengan konfrontasi kesekian kalinya antara si ratu kampus Yessica Tamara dan si trouble  maker kampus, Zahra nur kaulah.

Tentu saja tidak akan terima aja kan itu, hanya saja iya masih memproses kejadian yang baru menimpanya. Seingatnya, dia sedang berjalan di koridor itu mencoba untuk tak melakukan kontak mata dengan lainnya, sampai ia bertabrakan dengan seorang gadis yang sedang membawa banyak perlengkapan kelas teater entah kemana. Bisa dibilang kesialannya bertambah, saat seluruh bawa barang bawaan gadis itu terbang bersama dengan stoples tepung terigu yang sekarang sudah mendarat dengan sempurna di seluruh wajah dan tubuhnya. Yang lebih menjengkelkan lagi siapa lagi pelakunya kalau bukan kan Ara. Sialnya gadis itu nampak sangat menikmati hal yang menimpanya, bahkan dengan berani menertawainya.

Sembari mengusap sedikit air matanya akibat tertawa keras, arah sebisa mungkin mencoba tuk berhenti tertawa, yang tentu saja sangat susah. "Hahaha, gue nggak nyangka kalau itu nggak chik, tapi suer deh lo kelihatan lucu banget sekarang!!"

Chika mengalami prestasi, sudah berapa hari ini ia tidak bertemu dengan si trouble maker itu dan tentu saja pertemuan kali ini sama sekali tidak pernah iya duga sebelumnya. Semua tentang garis itu sangat menjengkelkan, meski si devil itu terkenal punya predikat yang bagus, pendiam dan baik sejarah personality tapi kenapa berbanding terbalik saat gadis itu berhadapan dengannya.

"Zahra nur kaulah" gertak Chika lengkap dengan tatapan intimidasi nya yang kalau ada orang bisa membuatmu ketakutan. Tapi berbeda dengan Ara yang malah nampak santai menanggapinya.

"Oke, oke, gue ngerti. Gue pergi sekarang kok jadi lo bisa pergi juga" ucap Ara memberi jalan pada Chika. Bisa dibilang ada juga tidak terlalu suka pertemuan mereka, karena sepertinya gadis itu sangat membencinya. Banyak yang bilang karena ulah menyebalkan menyebalkannya hingga dari situ membencinya. Tapi sebenarnya bukan itu alasannya dan Allah sangat tahu kenapa garis itu sampai sangat membencinya.

Tentu saja, Cika segera beranjak dari tempat itu hingga tak sengaja ia menginjak sesuatu dan membuatnya tergelincir. "Yahhhh~!!" dalam kondisi seperti itu jika masih sempat berpikir pelakunya pasti Ara. Tidak, sudah pasti pelakunya garis itu, betapa betapa sialnya dia hari ini.

Saat ia merasa akan langsung berhadapan dengan lantai, sebuah lengan dengan cepat menangkapnya mencegahnya untuk terjatuh. Masih dengan kedua mata tertutup, ya berpikir siapa yang sudah menolongnya hati yang sangat berharap kalau "dia" sang penyelamatnya. Dan sepertinya kesiangan tadi berubah menjadi keberuntungan saat ia membuka kedua matanya, harapannya terkabul.

Di sana, hanya dengan jarak beberapa cm dari wajahnya nampak wajah gadis cantik lainnya. Dengan bibir yang menawan, bahkan seorang Yessica Tamara saja sampai deg-degan melihatnya, dia Amirah Fatin, gadis yang selama ini dicintainya. Sejak ia masih berstatus mahasiswa baru.

"Kamu nggak apa2?" Tanya gadis itu padanya titik tapi sepertinya jika masih terpaku diam menatap keindahan di depannya. Dan bisa dipastikan gadis itu membuatnya semakin jatuh cinta. 

Menurutnya momen ini sangat manis dan hampir seperti kisah dongeng... Oh tentu saja itu ini tidak bertahan lama....

"Bangun woi... Kalian berdua ya, stop keuwuan kalian, udah kayak di film aje. Norak tau" protes Ara, yg langsung di protes kedua orang tersebut karena telah mengganggu momen mereka. lagian ya, sejak kapan di tangan Ara sudab ada popcorn? Bener2 udah serasa nonton di bioskop kali ya. "Dan gue perjelas sama kalian berdua ya, gue jealous tahu!!!"

Dengan segera Mira melepaskan Chika, sementara yg di lepas masih tersipu malu. Mencoba tuk mencairkan suasana, Mira memberanikan diri untuk menatap Chika. "Lain kali kamu hati-hati ya Chik. Dan sampai ketemu lagi ya?"

Yg di tanya hanya mengangguk pelan, berharap bisa mengobrol lebih lama lagi dengan gadis itu. Namun, namanya harapan nggak semuanya akan terkabul, contohnya sekarang, tidak terwujud karena Ara dengan segera melemparkan barang2 yg ia bawa tadi dengan seenaknya kepada sahabatnya itu, agar membantunya.

Sekali lagi Mira menatapnya lalu mengucapkan selamat tinggal. Dan dengan cepat menghilang dari tempat itu. Sepetinya Ara juga akan pergi mengikuti sahabatnya, karena itu Chika lalu menghela napas panjang sambil menundukkan kepalanya, kini perasaannya bercampur bahagia sekaligus menyedihkan.

Sudah sejak lama dia mencintai gadis itu, tapi tidak pernah menyatakannya. Bukan berarti saya tidak berani, hanya saja kesempatan itu selalu saja menghilang tepat di hadapannya. Dan asal kalian tahu, hampir semuanya gagal karena sahabat Mira, Ara di culrpit, yg teryata juga mencintai sahabatnya sendiri. Ya benar, Ara juga mencintai Amira, itulah kenapa Chika dan Ara selalu terlihat ingin saling membunuh satu sama lain saat bertemu. Tapi ada satu kesamaan di antara mereka, sama2 suka pada gadis yg sama sekali tidak pernah melihat mereka lebih dari seorang teman, iyakan?

Lamunan Chika seketika buyar saat sebuah sapu tangan melambai tepat di depan wajahnya. Pelakunya ternyata Ara yg belum pergi dari tempat itu.

"Mukanya bisa nggak sedih kayak gitu? Mau muntah nih liatnya" ucap Ara dengan gampangnya, berharap balasan dari Chika, yg tentu saja ia dapatkan.

Wajah Chika seketika berubah menjadi dongkol. "Kalau begitu, setidaknya Lo dulu yg berhenti muncul di hadapan gue, kerena juga udah eneg liat muka situ"

Biasanya, Ara akan langsung menanggapi dengan kalimat jengkel, tapi anehnya, kali ini gadis itu malah tetawat sebelum kembali menawarkan sapu tangannya. "Tadi Lo udah kayak di nirwana aja pas di peluk sama Mira gue, sampai lupa kalau Lo masih berlumuran tepung kayak gini. Nih, lapin deh sekarang, jangan lupa cuci muka, se enggaknya bisa ngurangin rasa malu Lo" Ucap gadis itu, di sertai dengan senyuman tipisnya, sebelum akhirnya benar2 pergi dari tempat itu, meninggalkan Chika yg di buat terbengong-bengong dengan tingkahnya.

Chika menatap kedua tangannya, yg tengah memegang sapu tangan Ara. Setidaknya Ara nggak bodoh2 amat, harapnya.

......

Lanjut Next Part

DIAWhere stories live. Discover now