NINE

1.5K 292 36
                                    

"Eras!!"

Eras melihat Zev berlari cepat ke arahnya dan dia menekan pelipisnya saat menyadari keadaan sahabatnya itu. Ia mendengkus dan menggerakkan tangannya. Sebuah sihir mengaburkan pandangan mata kedua dayang Iris sebelum mereka pingsan melihat kemunculan Zev yang telanjang bulat. Dalam gerakan yang amat gesit, Zev sudah berada di samping Eras dan menatap ke langit di mana arah hilangnya Ibelis.

"Dia kabur. Sialan!"

"Apa yang kau lakukan?" Eras menegur Zev dengan ketus. "Kau sadar seperti apa kau sekarang?"

Zev menunduk dan mendapati dirinya yang kini tanpa busana. Dia menyeringai dan melirik dua dayang Iris yang tampak bengong saja. "Tak ada waktu. Aku harus segera berubah wujud sebelum iblis itu mendesak kau dan Nona Iris."

Tentu saja insting Zev bekerja dengan tepat seperti dugaan Eras. Dan hal itu dimanfaatkan oleh Zev yang mengetahui Ibelis membenci baunya. Sambil memeluk Iris yang pingsan, Eras melempar jubahnya kepada Zev.

"Pakai itu." Eras berkata pendek dan segera membopong Iris dalam rangkulannya. Gadis itu pingsan setelah melakukan sihir penyerangan kepada Ibelis. Ia harus memanggil dokter.

Zev yang segera memakai jubah Eras berjalan di samping pria itu yang hanya diam saja. Eras mengembalikan pandangan normal Lana dan Ilythia. Dan benar saja kedua dayang itu histeris melihat majikan mereka pingsan di gendongan sang Duke.

"Nona!"

Eras menatap mereka dan berkata tegas. "Minta batu api lebih banyak pada Eliath. Suruh Asel menghubungi Fyodor!"

Lana tampak mulai menangis. "Yang Mulia, bagaimana dengan nona..."

Sinar mata merah Eras menghujam kesal pada Lana. "Cepat laksanakan perintahku!"

Lana dan Ilythia segera membungkuk dan berlari dari hadapan Eras untuk melaksanakan apa yang diperintahkan pria itu. Dengan langkah-langkah lebar, Eras menuju kamar Iris dan meletakkan gadis itu di ranjang yang empuk.

 Dengan langkah-langkah lebar, Eras menuju kamar Iris dan meletakkan gadis itu di ranjang yang empuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata Iris terpejam erat dan tangan gadis itu sedingin es. Bahkan batu sihir apipun tak berhasil menghangatkan kondisi Iris. Semua isi istana tampak sibuk dan Eras kehilangan kesabaran menunggu dokter yang terasa amat lambat sekali datang hingga dia nyaris saja menghancurkan benda apa saja di sekitarnya. Ibelis keparat!

"Eras. Sabarlah." Zev menyentuh bahu sahabatnya itu. "Dokter sudah datang."

Eras melihat pria tua berkacamata itu mendekati ranjang Iris dan Eras segera mendekat. Dia menyaksikan bagaimana dokter menyingsingkan lengan gaun Iris. "Apa yang kau lakukan?" matanya melotot dingin.

"Saya ingin memeriksa denyut nadi Nona Iris, Yang Mulia."

Dalam keadaan tertentu, Zev mungkin akan terbahak melihat sikap cemburu Eras yang tidak pada tempatnya. Tapi kali ini dia diam saja dan menyaksikan bagaimana si sadis bermata merah itu berdiri tepat di samping ranjang Iris, memerhatikan dengan seksama bagaimana dokter memeriksa Iris. Ini menarik, pikir Zev. Damon Etheralin dan Harec Lardoviel harus tahu bagaimana si dingin Eras seperti anak ayam jinak saat bersama tunangannya. Oh kalau perlu Kaisar Zenith juga harus tahu, Zev merasa senang dengan pikirannya saat itu hingga dia tanpa sadar menyeringai sendiri.

REFUSE THE DUKE'S CHARMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang