Hati Inge mendadak menghangat. Oh, bukan menghangat lagi, meleleh, meleyot. Ia salah paham. Mengira kata 'mama' yang terucap dari bibir Eros ditujukan untuknya, sebagai ibu dari bayinya. Padahal Eros mengatakannya dengan enteng, beranggapan kalau dirinya sendiri mama untuk ke semua target, termasuk baby Anyeong.
"Kamu gentle banget, sih.." gumamnya tanpa sadar.
Romeo serta Lord yang mendengarnya, sontak melotot merasa pendengaran masing-masing sedang terganggu.
"Gentle darimananya?"
Pertanyaan itu muncul begitu saja di kepala keduanya. Bedanya, yang satu langsung nyeplos, yang satu hanya dibatin. Jangan tanya lagi, siapa yang biasanya asal jeplak kalau bukan Lord?
"Gentle darimananya, itu orang apa pensil inul, letoy banget!" cecarnya tanpa henti.
Sementara di sofa lain, Romeo nyaris tersedak mendengar ocehan Lord. Kadang memang menyebalkan, tapi kadang Romeo merasa Lord seperti nenek-nenek yang suka mengomel. Apa saja dikomentarin. Mulutnya monyong-monyong mencela apa pun yang dirasa tidak sesuai standartnya.
"Kalian udah pada makan?" tanya Eros mengatami ketiga target di sekelilingnya. Ia masih berdiri menggendong Anyeong dengan fasih. "Sambil nunggu Ruth balik, makan dulu sana."
Romeo langsung bangkit dari sofa. Matanya berbinar. "Ada makanan?"
"Ada kalo kalian masyak dulu." Eros menanggapi santai sembari menepuk-nepuk punggung Anyeong dengan lembut.
Di mata Inge, cwk itu terlihat kebapakan. Tapi di mata Lord dan Romeo, Eros terlihat telaten layaknya seorang ibu.
"Lo..." Di kursi rodanya, Lord mengangkat kaki kirinya lalu menunjuk ke arah Romeo. "Masak sana.."
"Percaya sama gue?" Romeo menujuk wajahnya sendiri.
"Antara percaya sama enggak. Takut lo racunin," tukas Lord sadis, selalu berprasangka buruk pada orang lain. "Gue masak sendiri aja."
Sementara Inge masih tidak beranjak dari tempatnya, gadis itu duduk sembari mengangkat kakinya ke atas sofa sambil menopangkan dagunya di lutut. Memandang Eros yang sedang bermain bersama Anyeong. Bayi perempuannya itu tidak jadi menangis. Eros berhasil mengasuhnya dengan baik. Sekarang lagi main pesawat-pesawatan.
Terdengar celoteh heboh saat Eros membaringkan tubuh bayi itu di udara, lalu berlari pelan seperti sedang menerbangkan pesawat.
"Wah, wah... si tulang lunak ini berbakat emang."
Mendengar itu, Romeo sontak menoleh Lord takjub. "Tumben lo muji orang?"
"Berbakat jadi pengasuh. Jiwa-jiwa pembokatnya udah keliatan," sambung Lord dengan wajah menyebalkan.
"Aura-aura setannya bahkan udah kerasa meski baru beberapa jam ketemu."
Romeo berani mengomentarinya karena Lord baru saja menjalankan kursi rodanya menuju ke arah dapur. Ia sendiri sebenarnya lapar. Tapi malas banget kalau harus di dalam ruangan yang sama bareng Lord yang hobi mencaci dan mencela itu. Ruang tengah masih mending, lebaran. Dapur lebih sempit, kemungkinan mereka ribut jauh lebih besar.
Krompyang
Glondang
Sampai di detik yang tidak terduga, suara-suara aneh memekikkan telinga terdengar dari arah dapur. Eros cepat-cepat menyerahkan Anyeong pada ibunya kemudian berlari menuju dapur menghampiri Lord. Khawatir terjadi sesuatu pada lelaki itu.
"Astaga naga, aduhhh cyiin, ini gimana beresinnya nanti?"
Telur-telur berjatuhan dari kulkas. Beberapa menetes dari meja dapur. Eros menduga, Lord tidak tahu cara membuka telur dengan benar. Isinya berceceran di mana-mana. Jangan lupakan panci yang tergeletak di lantai, yang kemungkinan jatuh karena Lord kesulitan mengambil wajan di bawah perkakas lainnya.
YOU ARE READING
LOADING ERROR
RandomEros Perlambang Asmoro, sering dipanggil Cupid Millenial oleh teman-temannya. Sebutlah Mak Comblang versi kekinian. Tak terhitung berapa banyak pasang manusia yang akhirnya bisa berjodoh berkat perantara tangan dinginnya. . Malangnya, ia mengalami...
MENDESIS
Start from the beginning
