nine

1.8K 170 2
                                    

-imperfect-

"permisi?" seorang perawat laki-laki masuk, memandang mereka sebentar lalu berjalan mendekat kearah bankar Jaemin.

"hai, Jaemin ya?" lalu Jaemin menganggukkan kepalanya pelan.

perawat laki-laki itu melirik kearah Renjun yang sedang memandangnya juga, mereka melakukan kontak mata terlalu lama bahkan  sampai Jeno memanggilnya.

"Renjun" perawat laki-laki itu dan Renjun langsung memutuskan kontak matanya begitu saja dan kembali pada kegiatan masing-masing dimana Renjun mengambilkan minum untuk Jaemin dan perawat itu memeriksa infus Jaemin.

"Jaemin, apa kau mengingat apa yang terjadi sebelumnya" Jaemin menggeleng pelan sambil menegakkan kepalanya untuk minum.

"hei, kemana suaramu tadi?" Jaemin hanya diam saja, Jeno mengedikkan bahunya acuh dan memilih membuka media sosialnya.

Tiba-tiba Jaemin mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Renjun.

injun tinggi

|injun, punya nomor jeno?|
Read.

|tidak punya.|
Read.

|injun bohong ya?|
Read.

|tidak, aku serius.|
Read.

|baiklah, injun tanya saja ke Jeno|
Read.

|kau ingin aku tanyakan apa?|
Read.

|bagaimana caranya berbicara?|
|aku melupakan caranya ge..|
Read.

"

kau serius akan menanyakan itu?" ucap Renjun sambil memijit pangkal hidungnya, tahan Renjun... dia itu Na Jaemin. Dengan polosnya Jaemin mengangguk.

"oi, kau baca saja itu. Aku akan keluar sebentar" ucap Renjun kepada Jeno dan melempar ponselnya di kepala Jeno, saat ingin berjalan keluar ia berbalik lagi "Jeno, kau tolong beri donghyuck selimut, dan naikan suhu pendingin ruangannya, aku pergi dulu" Jeno mengangguk dan segera melakukannya.

Jeno menoleh kearah Jaemin yang masih setia menunggui Jeno selesai dengan pekerjaannya, ia menghela nafas pelan.

"kau ini, dengan seenaknya membuat khawatir semua orang lalu melupakannya begitu saja" ucap Jeno lalu memainkan ponselnya lagi, menyisakan Jaemin yang kebingungan.

-imperfect-

"Jaemin, kau tunggu disini sebentar bersama Donghyuck, aku akan menjemput Renjun" ucap Jeno yang diberi anggukan setuju dari Jaemin.

Setelah 15menit menunggu jeno, Jaemin merasa bosan dan ia memutuskan meninggalkan Donghyuck yang terlelap setelah meninggalkan sticky note di kening Donghyuck.

Jaemin berjalan-jalan di taman rumah sakit sambil membawa infus, ia merasa lelah ia menemukan kursi panjang yang diduduki oleh satu remaja dan satu anak laki-laki.

Jaemin menepuk bahu remaja laki-laki itu, yang ditepuk pun menoleh menatap Jaemin dengan tatapan bocahnya. Sedangkan anak kecil disamping remaja itu tersenyum kepadanya.

"hai, b-bolehkah aku?" Jaemin tergagap, apalagi saat mendengar suaranya.

"kau ingin duduk bersama?" Jaemin mengangguk

"baiklah kemarilah ahjussi" Jaemin merengut mendengar panggilan anak kecil tersebut namun ia tetap mendaratkan bokongnya ke kursi tersebut.

"ah kurasa aku akan panggil hyung saja, boleh?" ucap anak kecil tersebut sambil tersenyum lucu, Jaemin yang gemas mencubiti pipi anak kecil itu.

"namamu siapa?" tanya Jaemin

"aku lele, Zhong Chenle, jangan menatap lele gemas karena lele tidak menggemaskan, dan dia lele tidak tahu namanya yang lele tau dia dipanggil eggy oleh suster yang merawatnya" Jaemin masih menatap bingung karena daritadi orang yang dipanggil eggy hanya diam.

"lele sakit apa? dan dia?" tanya Jaemin.

"lele demam hyung, sama pusing" Jaemin setuju dengan perkataan Chenle, karena tubuh chenle sedikit panas.

"dan dia autism hyung, saat baru datang dia sering kejang-kejang, dia pernah satu ruangan dengan lele, lalu lele dipindahkan ke tempat yang lebih luas oleh gege" Jaemin mengangguk, berarti chenle sudah lebih dulu masuk kerumah sakit? ia merasa sedikit aneh, ia ingin bertanya tapi ada guratan sedih diwajah chenle yang membuat Jaemin menunda pertanyaannya.

"hei, kenapa murung? Bukankah menyenangkan memiliki kamar yang lebih luas?" Chenle mengangguk setuju lalu berkata.

"ya.. lele memang senang, tapi lele juga sedih karena tidak punya teman satu kamar lagi, kamar yang lele tempati sepi sekali" Jaemin mengelus kepala Chenle sayang.

"hai kamu, eggy kan? kenalkan aku Jaemin!" Jaemin mengulurkan tangannya, namun anak itu malah mengayun-ayunkan tangan Jaemin ke kanan dan ke kiri sambil tersenyum girang, Jaemin tersenyum melihat eggy yang nampak senang meski kondisinya bisa dibilang 'sakit' bahkan untuk bersantai ditaman yang cerah ini ia harus menggunakan kacamata hitam agar matanya tidak terkena paparan sinar matahari langsung.

"

lele... sejak kapan lele masuk kerumah sakit

.
.
.
.
.

Mereka yang berbeda, ditakdirkan untuk dicintai, bukan dicemooh, mereka setara dengan kita, makhluk ciptaan tuhan yang memiliki emosi dan perasaan, mereka hanya menunjukkan dengan cara yang berbeda didalam dunianya sendiri.
-njm

.
.
.
.
.

ΔTBC. . . . .

.
.
.

©saturday, 6 june 2021
00.06

(im)perfect | nominWhere stories live. Discover now