seven

1.8K 180 6
                                    

YO! SSUP?! hppy reading iy.

-imperfect-

-imperfect-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-imperfect-


Jaemin berlari, tak menghiraukan seseorang yang memanggilnya sedari tadi. Sampai di atap ada satu tangan menarik tangannya untuk berbalik.

"HEI JAEM- kau menangis?" tanya seseorang didepannya, jaemin menggeleng tidak setuju. Ia memegang perutnya, tapi seseorang didepan Jaemin hanya menganggap Jaemin kelelahan karena berlari di tangga atap.

"cemen sekali, ternyata kau suka si camar itu?" ucap orang itu memandang remeh Jaemin. Jaemin menaikkan alisnya seperti mengatakan
'apa hubungannya'

"kau suka 'kan dengan mark, makanya kau menangis, haha. Lain kali jangan sembarang menyukai orang seperti rendahan, kemana wajah ibumu nanti" ucap orang itu mengejek, wajah Jaemin berubah gelap, ia menarik kerah baju orang itu mendekatkan wajahnya dengan wajah orang didepannya, tidak sulit karena tinggi mereka berdua hanya berbeda sedikit dengan tubuh Jaemin yang lebih pendek.

"kenapa? tersindir?" orang itu tersenyum miring, sedangkan Jaemin sudah merah padam dengan mata yang berkaca-kaca karena terlalu kesal.

"tersinggung tentang mark, atau-" belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, bogem mentah milik Na Jaemin mendarat lancar di pipi putih orang tersebut.

"AKU TIDAK PUNYA IBU!!!, HAHAHA!!" Jaemin terus tertawa sekaligus menangis dengan badan yang terhuyung ke belakang karena terlalu kuat memukul orang tersebut, sedangkan telinga pemuda itu sudah berdengung akibat pukulan Jaemin.

"KAU DENGAR! AKU TIDAK PUNYA IBU JUNG JENO!" teriak Jaemin lalu menarik kerah baju jeno, lagi.

Jeno yang melihat Jaemin seperti itu tentu terkejut pemuda yang selama ini diyakininya bisu mendadak berbicara dengan sangat lantang, tapi hal tersebut tambah membuat Jeno menatap tak suka pada Jaemin yang masih menangis keras didepan wajahnya, mengabaikan Jaemin yang menangis dan memanggil nya 'jung'.

"selain rendahan, kau juga pintar dalam membuat skenario agar orang-orang mengasihanimu" Jaemin masih diam dan menarik kerah Jeno lebih kuat agar pemuda itu melanjutkan kata-katanya.

"kau rupanya tidak bisu, dasar sialan" Jaemin membeku dengan tangan yang bergetar hebat, masih tidak percaya dengan situasi ini.

"a-apa maksudmu.." ia membelakak kaget mendengar suara rendahnya. matanya meluncurkan butiran sebening kristal dengan deras, membasahi wajahnya yang terlihat kebingungan, ketakutan.

Jeno menatap datar Jaemin, ia masih berpikir, apakah Jaemin sedang bermain drama lagi, atau tidak.

Jaemin berangsur mundur dengan mulutnya yang menggumamkan kata kata 'pergilah, tuhan, alam semesta lindungilah kami dari pikiran jahat' tapi semakin mengucapkannya ia semakin takut, kejadian menyakitkan yang berusaha ia hapus dari memorinya berputar secara bersamaan membuat kepalanya berdenyut hebat.

Jeno yang melihat itu berusaha mendekati Jaemin yang sudah pucat, tangan kanan Jaemin masih setia memegang perutnya.

"h-hei Na Jaemin.." Jaemin mendongak melihat Jeno, dan semakin Jeno mendekatinya, Jaemin akan semakin memundurkan badannya hingga menabrak dinding pembatas atap, ia meringkukkan kakinya, sepan hitamnya sudah berubah kotor karena Jaemin mengesot dilantai.

"tidak, pergilah! aku tidak mau.. kembalikan semuanya ahjuma! nono..." Jeno memicingkan matanya, kenapa Jaemin menyebut nama itu kembali.

"ssst.. tenanglah.... ini aku Lee Jeno" Jeno berusaha mendekati Jaemin lagi, tapi nihil, pemuda itu tiba-tiba berdiri dan berlari ketempat yang lebih gelap di atap sekolah, lalu meringkuk lagi.

Untung otak Jeno sedang turn on jadi ia terpikirkan sebuah ide. Ia menghampiri Jaemin lagi dengan wajah penuh keringat berwarna kebiruan yang luntur dari warna sea. (jaemin belum keramas mungkin)

"nana, ini nono" Jeno tersenyum hangat pada Jaemin, pemuda itu langsung memeluk leher Jeno dan menenggelamkan wajahnya yang masih ketakutan di perpotongan leher milik Jeno.

"nono... semuanya terasa sakit... selamatkan nana.." tak terasa air mata Jeno ikut menetes mendengar perkataan Jaemin. Tangan kanan Jaemin terangkat memyentuh pipi Jeno.

(bentar nafas dulu, capek)

Setelah kata terakhirnya, ia pingsan, dan Jeno yang panik melihat darah di perut Jaemin, jeno mengetahuinya karena tangan yang dipakai Jaemin memegang wajahnya berbau anyir.

"HEI JAEMIN! JANGAN TUTUP MATAMU!" Jeno sepertinya kesiangan, Jaemin sudah pingsan duluan karena darahnya terus mengalir.

Jeno lantas menggendong Jaemin di punggungnya menuju ruang kesehatan, dan para petugas kesehatan membersihkan luka Jaemin sambil menunggu Renjun menelpon ambulance.

Renjun? kenapa dia ada disini?


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

ΔTBC.....

jreng jreng, kenapa renjun bisa ada disana? Jaemin bisa ngomong yey, tapi percayalah ini hanya permulaan dan bukanlah akhir.

Gimana puasanya? Besok lebaran ihiy, thr! Canda² tp serius.g, oke bye!!

©wednesday, 12 may 2021
12.38

(im)perfect | nominWhere stories live. Discover now