"Heh, tunggu!" teriak lelaki itu berusaha menghentikan si gadis yang langsung berlari ketakutan.

"Lo siapa? Gue Romeo Mencari Juliet!" 

Tampak dari belakang, bahu gadis itu bergidik ngeri ketika mendengar Romeo memperkenalkan diri dengan cara alay. Dikiranya, Romeo bukan lelaki baik-baik yang sedang mencoba menggodanya.

Pake manggil gue Juliet lagi! Ih alay, banget...

Padahal memang nama aslinya Romeo Mencari Juliet. Tapi Adinda keburu suudzon. Habisnya gerak-gerik Romeo kayak om-om di dalem bus yang mau berbuat mesum. Sampai akhirnya ketika gadis itu tanpa sadar mengambil arah yang salah dan menemui jalan buntu, ia tak punya pilihan selain berteriak meminta tolong.

"TOLOOONG, TOLOOONG!"

Romeo yang kelabakan mencoba menenangkan gadis itu. Namun bukannya diam, teriakan Adinda malah semakin kencang. Bahkan reaksinya terlampau histeris, mirip anak TK yang sedang didekati penculik. 

Teriakan kencang gadis itu sontak menarik perhatian para warga. Tak memberi kesempatan pada Romeo untuk menjelaskan, mereka langsung menyerangnya. 

Main hakim sendiri.

Romeo hanya meringkuk, melindungi wajahnya yang berharga. Diam di posisinya dan tidak berniat membalas. 

Dia bertahan, 

dengan caranya sendiri.

Sampai ketiga pria itu kelelahan dan ketakutan melihat Romeo yang bangkit tanpa kesakitan atau bahkan terluka. 

"Masih mending barusan gue berubah jadi squishy. Bayangin aja kalo gue berubah jadi karang. Udah berdarah-darah, dah, tu tangan." 

(Romeo memiliki kemampuan meniru atau menyalin fungsional sebuah benda).

Ketiga pria itu saling sikut. Takut kalau-kalau Romeo membalas. Lalu secara serentak, mereka membalikkan badan. Adu lari. Kabur begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Adinda yang awalnya berharap ketiga pria itu dapat melindunginya.

"Heh, gue cuma mau kenalan doang. Soalnya gue ngerasa kita ada chemistry. Lo dapet email itu, kan?" Romeo masih sempat-sempatnya tebar pesona di saat gadis itu sudah berjongkok meringkuk ketakutan. 

"Hei, gue bukan orang ja.... Aduhhh!" Tangan Romeo yang terulur mengejang. Wajahnya mengencang, menahan rasa sakit dan kejut yang menjalar di pergelangan tangannya. "Kenapa ini?"

Saat lelaki itu menoleh ke samping, ia melihat seorang gadis berpenampilan ala mbak-mbak pemandu karaoke, berjalan dengan wajah sinis menuju ke tempat di mana Adinda meringkuk ketakutan.

"Bangun," perintah gadis itu sembari menarik bahu Adinda. "Lo udah aman, jangan takut lagi."

Namun di tempatnya, Adinda masih berjongkok sembari menutup telinganya rapat-rapat. Membuat Ruth semakin cemas dan mengira jika Romeo sudah berbuat macam-macam pada gadis itu.

"Lo apain dia sampe ketakutan kayak gitu?" tanya Ruth tak santai. 

Karena terlalu emosi, ia lupa menggunakan kemampuannya dan langsung menarik kerah baju Romeo. Ingin menghabisi lelaki itu dengan tenaganya sendiri. "Tanggung jawab, lo!"

"Tanggung jawab apaan? Gue berani sumpah kalo gue sama sekali nggak nyentuh dia," kata Romeo sembari mengangkat telunjuk dan jari tengahnya. "Suweeer."

"Ah, kudu dikasih pelajaran ini!" Ruth mengepalkan tangannya, melesatkan bogem tepat ke wajah lelaki itu. 

Namun bukannya membuat Romeo bonyok, Ruth mendelik begitu mendengar suara 'krek' dari tulang-tulang jarinya yang kemungkinan remuk.

"Aduh!" pekik gadis itu mengamati jari-jarinya yang lecet dan berdarah. "Kok..?" Ia kebingungan sendiri. 

Sementara di depannya, Romeo masih bisa cengar-cengir. Tak ada sedikit pun luka di wajah lelaki itu. "Maaf, ya.." ucapnya tulus.

Tapi Ruth sudah terlanjur emosi. "Lo kudu tanggung jawab. Ayo ikut gue!"

"Ayok, siapa takut. Ikut ke KUA, kan?" tantang Romeo sembari menaik-naikkan sebelah alisnya.

Ruth bisa saja membalasnya lagi. Namun Romeo yang terlalu banyak omong itu, membuatnya jadi sulit berkonsentrasi. Jangankan terfokus pada satu titik, telinga Ruth serasa berdengung mendengar Romeo yang tak berhenti mengoceh.

"Kok diem?" Gadis itu berhenti sejenak ketika melihat Adinda tak bergerak mengikutinya. "Ayo."

Romeo mendelik kaget. "Loh? Gimana, sih ini? Gue disuruh poligami? Kok dua-duanya ikut?"

"Iya, lo baca ijab kabulnya di kantor kepolisan!" sembur Ruth jengkel. 

***

Hai, hai, hai! Maaf partnya kepanjangan lagi. Wkwkwk.

Kalian bingung nggak sama tokoh-tokohnya?

Aku jabarin karakter dari masing-masing tokoh, ya:

Romeo : Periang, Humble, hobi nyepik sana-sini, mau berteman sama siapa aja.

Ruth : Galak, pemberani, genit kalo ketemu sugar daddy, pelindung sesama perempuan

Inge : Mamaknya anyeong, (sok) polos, kadang lemot, childish (karena emang belum waktunya gadis seumuran Inge, menjadi mamak)

Lord : Skeptis, sarkas, pemuja teori konspirasi, nggak bisa percayaan sama orang, nyinyir, songong.

Adinda : Si pendiam, hobi belajar, penakut apalagi kalo sama cowok, sering tiba-tiba berteriak tanpa sebab

Erland : Kelihatan paling bijak karena jarang ikut campur kalo ada keributan. Padahal mah, dia cuma males ngomong doang. Buat sementara di part ini doi belum muncul. Masih dalam pencarian para target.

Target 7 : Punya kemampuan menghentikan waktu, misterius.

Aku mau minta tolong, dong, sama kalian. Sering-seringin nagih aku buat cepet update, yah!

ILY 3000 dollar 

Salam sayang, 

Rismami_sunflorist 

(dipanggil RisMalfoy juga boleh).

LOADING ERRORWhere stories live. Discover now